Chapter 8

598 97 10
                                    

Jungkook masih setia memeluk Yeri dengan erat. Sedangkan Yeri mematung entah kenapa perasaannya tiba-tiba campur aduk. Seungwan yang melihat hal di depannya segera berdeham, membuat Jungkook melepaskan pelukannya.

"Hm, Yer?" Yeri jadi gelagapan, dan menatap Seungwan dengan mengedipkan mata beberapa kali.

"Yer, maaf aku gak bermaksud.."

Yeri berbalik menatap Jungkook yang sedang menatap dirinya dengan lekat, "hah? ah i-iya"

"Ada apa kamu kesini Kook? kenal sama Yeri?" tanya Seungwan, Seungwan tahu sosok Jungkook ya karena Jungkook merupakan sahabat dari kekasihnya.

Jungkook mengangguk, "oh tadi gatau tuh Yoongi, ya gue nganter aja" jawab Jungkook berbohong lalu Yoongi yang sedaritadi berdiri diam menghampiri ketiga orang itu, lalu tangannya menjitak kepala Jungkook dengan keras. Kemudian Jungkook meringis dan memegangi kepalanya.

"Kata sia-"

"Yoon, ada game baru!" cerocos Jungkook tiba-tiba. Membuat Seungwan dan Yeri mengernyit bersamaan.

"Yaudah gue sama Yoongi duluan" Jungkook merangkul bahu Yoongi lalu melengos pergi begitu saja.

Seungwan dan Yeri? mereka hanya diam, merasa bingung dengan tingkah kedua lelaki tadi. "Yaudah Yer ayo masuk, emang suka gak jelas mereka berdua" Yeri sempat menoleh ke belakang, melihat Jungkook yang menunggu lift terbuka.

Jungkook pun mengatakan sesuatu yang membuat pipi Yeri bersemu merah tiba-tiba.

"Jagalah dirimu baik-baik"

-love i n paint-

Yeri menduduki sofa di ruang tengah apartemen milik Seungwan, matanya menatap televisi yang sedang menayangkan sebuah variety show. Meskipun acara itu menayangkan kelucuan dan kelawakan dari para artis di dalamnya, Yeri tetap saja menunjukkan wajah datar.

Seungwan membawa nampan berisi secangkir teh dan juga kue buatannya. Ia menyimpan nya di atas meja, tepat di hadapan Yeri yang masih menatap datar televisi.

"Yer, kamu kenal sama Jungkook?" lamunannya buyar ketika Seungwan berbicara padanya, dengan segera ia menoleh ke arah Seungwan dan mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Kenal dimana?"

"Waktu itu pas aku ke taman Un, tapi kenapa tadi dia sampai meluk gitu ya?" Seungwan terkekeh lalu meraih remote tv dan mengganti channel- nya

"Itu mungkin suka sama kamu" Yeri memukul pelan lengan Seungwan.

"Oh iya Yer, semaleman kamu dimana?" tanya Seungwan lalu Yeri yang sedang meminum teh tiba-tiba terbatuk.

"E-eh kamu kenapa Yer?" tanya Seungwan khawatir.

Tentu saja Yeri terkejut, bagaimana tidak ia semalam tidur di rumah Jungkook. Pasti Seungwan akan benar-benar terkejut atau mungkin bisa saja marah karena Yeri bermalam di tempat tinggal seorang lelaki.

"Un, jangan marah ya" Seungwan mengernyit lalu netranya beralih menatap Yeri yang sedang menunduk

"Aku tidur di apartemen Jungkook Un" mata Seungwan membulat sempurna, Yeri yang melihat itu langsung memejamkan matanya dalam-dalam.

"Kamu gapapa kan!? gak di apa-apain sama dia? kok bisa?" pertanyaan beruntun dari Seungwan membuat Yeri tersenyum. Memang benar Seungwan sangat menyayanginya seperti kepada adik sendiri, rasanya Yeri sangat bahagia karena hal itu.

"Enggak kok Un, aku gak kenapa-kenapa." Seungwan mengangguk lalu menghela nafas lega setekah mendengarkan jawaban dari Yeri.

Yeri masih kefikiran akan sikap Jungkook kepadanya, perlakuan yang Jungkook berikan cukup membuat Yeri sedikit senang. Bahkan tadi kata-kata yang Jungkook katakan kepadanya masih melayang di fikirannya. Sudut bibir Yeri tiba-tiba terangkat, sepertinya Jungkook tahu bagaimana mebuat yeri bisa tersenyum.

-love i n paint-

"Yes!" Jungkook meloncat kegirangan, membuat Yoongi kesal. Sudah di tuduh sekarang membuat keributan di apartemennya. "Keluar gak lo!?" Yoongi mulai mendorong Jungkook agar keluar dari apartemennya.

"Iya-iya gue pulang!" Jungkook keluar dari apartemen Yoongi, bibirnya sedaritadi masih tersenyum. Ia masih membayangkan Yeri yang tadi teraipu malu karenanya. Ya Jungkook jelas melihat wajah malu-malu dari Yeri.

Jungkook memasuki mobilnya, lalu mulai menancapkan gas keluar dari area apartemen Yoongi. Tujuannya sekarang adalah menuju kafe miliknya.

Setelah kurang lebih menempuh perjalanan 20 menit, Jungkook sampai disana. Ia memasuki kafenya dengan wajah riang, lalu segera duduk disana.

"Kook"

Jungkook menoleh ketika seseorang memanggilnya, lalu orang itu duduk di hadapan Jungkook. "Tzuy, maaf aku gak sempet ketemu lagi"

Tzuyu mengangguk lalu mengeluarkan sebuah map. Jungkook mengernyit. "Ini apa?"

Tzuyu terkekeh lalu mulai membuka map-nya, ia mengeluarkan beberapa foto lukisan.

"Itu lukisanku kan?" Tzuyu mengangguk sambil tersenyum lebar, ia mulai menata fotonya.

"Nah, ini semua foto yang ada di depan kamu. Semua karya lukisan kamu, kebetulan aku punya teman, dan dia suka banget sama lukisan kamu." Jungkook tersenyum sambil mengangguk-angguk.

"Terus?"

"Dan teman aku itu, mau beli lukisan kamu Kook!" Jungkook membulatkan matanya terkejut, ia merasa senang. Beruntungnya ia memiliki sahabat sebaik Tzuyu yang bersedia untuk mempromosikan lukisannya.

"Wah, boleh. Makasih Tzuy, kamu terbaik" Tzuyu lalu memasukkan kembali foto itu, dan tersenyum menatap Jungkook.

Masing-masing terdiam, belum ada yang memulai pembicaraan. Tzuyu pun merasa heran sejak pertama datang raut wajah Jungkook terus saja menunjukkan kalau saat ini ia sedang bahagia. Tzuyu yang penasaran mencoba membuka percakapan.

"Kenapa sih senyum-senyum?" Tzuyu menopang dagunya lalu menatap Jungkook.

"Jadi gini Tzuy.." Tzuyu mulai menaik-naikkan alisnya, menggoda Jungkook.

"Apa sih Kook?" Tzuyu terkekeh, namun ketika mendengar jawaban Jungkook barusan. Perasaannya seperti hancur dan hati nya sangat sakit. Senyumnya perlahan memudar.

"Aku lagi suka sama seseorang, Tzuy"

TBC

Halo, maaf sudah lama gak update.
Semoga suka, maaf pendek^^

love in paint - jungri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang