"Pokoknya besok kamu harus ke rumah. Kemarin udah janji, kalau Weekend bakal ke rumah"
Setelah mengiyakan ucapan ibunya, Jungkook langsung menyimpan ponselnya asal. Hari ini rasanya sangat bahagia, ya karena bisa menghabiskan waktu dengan Yeri walau hanya sebentar. Terlebih, ia tahu bahwa Yeri tidak memiliki kekasih. Tapi ada satu hambatan untuk memiliki Yeri, sahabat dekat gadis itu yang tidak lain adalah Hanbin.
Baru saja ponselnya di lempar asal, ponsel itu kembali berdering membuat Jungkook menghela nafas kasar. Siapa lagi fikirnya, sudah pusing ia mendengarkan ocehan ibunya ditambah sekarang ada telepon yang masuk lagi padanya.
Ia langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa orang yang menelepon dirinya. Suara dari sebrang sana mulai terdengar di telinga Jungkook, lagi-lagi ia menghela nafas kasar.
"Bos, dateng ke kafe. Ada keributan"
"Hah-"
Sambungan telepon terputus begitu saja, Jungkook panik tentu saja. Ia buru-buru memakai jaketnya dan menuju basement untuk mengendarai mobilnya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ini baru pertama kalinya kafe miliknya mengalami keributan.
Jungkook penasaran keributan apa yang terjadi. Sebelumnya kafenya baik-baik saja, namun sekarang apa yang menjadi penyebab kafenya kacau. Tidak membutuhkan waktu yang lama, ia akhirnya sampai di depan kafe
Benar saja, suara bising sudah terdengar dari luar. Jungkook buru-buru masuk dan menghampiri kekacauan yang terjadi.
"Pokoknya saya gamau tahu! kamu harus ganti rugi, kerja gak becus!" seorang lelaki berpakaian rapi, menggebrak meja dan memerahi salah satu pelayan yang bekerja disana. Pelayan itu hanya bisa menundukkan kepalanya dan menangis ia juga terus saja membungkuk meminta maaf. Nihil, pria di hadapannya tetap tidak mau memaafkannya.
Jungkook yang melihat hal itu langsung saja menghampiri pria itu dan juga menyuruh pelayan yang bekerja disana untuk mundur saja. Biarkan Jungkook yang menghadapi hal ini.
"Maaf, ada apa ya?" tanya Jungkook ramah, tentu saja di hadapannya adalah pengunjung kafenya. Sebagai pemilik ia harus bersikap ramah bukan?
"Siapa kau? pemiliknya? lihat pekerja mu itu tak becus, pakaian ku jadi kotor seperti ini!" pria itu menunjuk nunjuk pakaiannya sambil berkacak pinggang.
"Sebelumnya saya minta maaf atas kecerobohan-"
"Saya gamau tahu! kafe ini bisa saya tutup" sepertinya amarah Jungkook tersulut karena ucapan pria itu. Karena hal sekecil itu sampai-sampai mengancam kafe milik Jungkook akan ditutup, apa-apaan fikirnya.
"Kafe ditutup? apa-apaan, itu tidak akan terjadi! anda siapa berani-beraninya berkata seperti itu?-" ia menghela nafas kasar, tidak habis fikir dengan orang di hadapannya.
"-kau butuh uang berapa untuk mengganti baju tidak seberapamu itu?" tanya Jungkook sambil tangannya merogoh saku untuk mengambil dompet. Ia mengeluarkan uang beberapa ribu won lalu menyimpannya di meja dengan kasar.
"Ambil uang itu! jangan sampai saya melihat muka anda lagi disini!" ucap Jungkook setelah itu lelaki yang berada di depannya menyeringai dan mengambil uang tersebut lalu meninggalkan kafe.
Jungkook langsung menghampiri pekerja nya itu. "Tidak apa-apa, lain kali berhati-hati"
"I-iya bos, maafkan saya" pelayan itu mengangguk lalu membungkuk dan pergi berlalu
Jungkook duduk di salah satu kursi lalu meminta segelas orange juice. Ia memijit pelipisnya yang terasa pening, hari ini ada-ada saja hal yang tak ia harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
love in paint - jungri
Fanfiction"Wah kamu melukisku! bagus sekali!" Jungkook terkejut karena di sampingnya ada seorang wanita mengenakan dress berwarna peach. Mata jungkook tidak teralihkan pada apapun, dihadapannya adalah wanita yang benar-benar membuatnya jatuh cinta di tempat. ...