Hanbin berlari keluar dari rumah sakit, sedaritadi ia terus menelepon nomor milik Yeri. Namun yang dihubungi tidak aktif
"nomor yang anda tuju sedang tidak aktif"
Hanbin menghela nafas kasar, ia langsung menuju mobilnya. Menancapkan gas meninggalkan area rumah sakit, perasaannya tak karuan ia khawatir bagaimana kondisi Yeri saat ini. Ia sekarang dilanda kebingungan, bagaimana dan sedang dimana Yeri saat ini. "Astaga, Yer kamu kemana" gumam hanbin, setelah itu mempercepat laju mobilnya.
Sepertinya hanya ada satu tempat yang selalu Yeri kunjungi, ia pun segera menuju kesana. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Hanbin langsung mencari Yeri di sekitar sungai Han. Nihil, ia tak menemukan sosok Yeri dimanapun. Hanbin frustasi, ia merasa kecewa dengan dirinya sekarang yang tidak bisa menjaga Yeri, orang yang sangat ia cintai.
"YERI!" Hanbin berteriak begitu saja, semua orang disana memperhatikannya. Namun, ia tak peduli kini fikirannya hanya tertuju pada gadis cantik itu.
-love i n paint-
"Taman?" Yeri mengernyitkan dahinya, mencoba untuk mengingat kembali apa benar ia pernah bertemu pria di hadapannya?
Jungkook berharap Yeri mengingatnya, kapas masih berada di tangannya. Fikiran Jungkook kemana-mana, mengapa Yeri bisa dalam keadaan seperti ini.
"Y-ya aku mengingatnya, kau melukisku saat di taman. Terimakasih sudah membawaku kesini, aku harus pergi secepatnya" Yeri bangkit dari duduknya, Jungkook segera mencekal tangannya. Yeri menghentikan langkahnya lalu menoleh.
"A-ada apa?" tanya Yeri lirih, ia seperti orang yang mengalami trauma dan shock yang berat. Jungkook menatap iba lalu kembali membuat Yeri duduk di sampingnya.
"Sebaiknya kau beristirahat dulu di kamarku, aku akan menunggu di luar. Kalau mau berganti pakaian buka saja lemariku dan pakailah yang menurutmu pas dan cocok" Yeri hanya diam melamun, lalu ia mengangguk dan berdiri. "Ka-kamarmu di sebe-belah mana?" tanya Yeri gugup. Ada rasa khawatir takut kalau Jungkook adalah orang jahat.
Jungkook mengantarkan Yeri menuju kamarnya lalu menutup pintu kamarnya. Ia duduk di sofa ruang tengahnya, ia menatap daun pintunya dengan nanar.
Ia berjalan menuju dapur untuk membereskan belanjaannya. lalu mengambil beberapa bahan untuk dimasak, sepertinya sekarang ia akan membuat sup ayam saja.
Jungkook mengambil ayam fillet lalu memotongnya berbentuk dadu-dadu. Kemudian memotong beberapa sayuran juga, ia mengambil panci berukuran sedang semua bahan ia masukkan ke dalam panci. Tidak lama aroma harum menyeruak memenuhi apartemen. Jungkook memang memiliki bakat dalam memasak.
Akhirnya sup ayam buatannya sudah jadi, ia melangkah menuju kamarnya. Ia mengetuk pintu, tidak ada sahutan meski Jungkook sudah memanggil nama gadis itu berulang kali.
Baru saja akan mengetuknya kembali, sosok Yeri sudah ada di hadapannya dengan memakai kaos polos yang kebesaran dan celana training yang agak kebesaran. Badan yeri menjadi tenggelam. Jungkook menatap gemas Yeri yang berpenampilan seperti itu.
"A-ah, mari kita makan malam bersama. Aku sudah memasak sup ayam." Yeri mengangguk lalu mengikuti Jungkook dari belakang. Jungkook mempersilahkan Yeri duduk di hadapannya.
Jungkook mengambilkan semangkuk sup itu dan memberikannya pada Yeri, gadis itu hanya diam. "Makanlah, maaf aku hanya memasak sup ayam"
"Gapapa, terimakasih ya" sudut bibir Jungkook terangkat, betapa gemasnya Yeri saat mengatakan itu.
Mereka makan dalam keheningan, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar.
"Yeri-ssi?" Yeri mendongak, lalu mengehentikan kegiatan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love in paint - jungri
Fanfiction"Wah kamu melukisku! bagus sekali!" Jungkook terkejut karena di sampingnya ada seorang wanita mengenakan dress berwarna peach. Mata jungkook tidak teralihkan pada apapun, dihadapannya adalah wanita yang benar-benar membuatnya jatuh cinta di tempat. ...