[Lucky - End]

293 29 0
                                    

Saat Naomi sedang menikmati udara pagi hari di belakang rumahnya, seorang Veranda menghampiri wanita kesayangannya tersebut. Duduk di samping Naomi dan membawa wanitanya kedalam kepelukkan. Naomi menaruh kepalanya di pundak Veranda yang selalu terasa nyaman.

"..."

"..."

Veranda menikmati moment bersama Naomi. Berdua, di bangku taman di belakang rumah.

"Aku rasanya sangat bahagia." Naomi memulai terlebih dahulu. Wanita itu mendongak, menatap Veranda yang menunduk. Menyatukan kening dan hidung mereka.

"Aku berterima kasih sama Tuhan karena memberi satu bidadarinya untuk menemaniku hidup. Boo... Perjalanan kita memang tidak mudah.
Keegoisan, dan rasa marah membuat kita berdua sulit berdamai dengan masa lalu."

"Awalnya terasa sangat sulit. Menerima kenyataan bahwa kita masih terlalu muda dan bodoh-"

"Aku yang bodoh!" sela Veranda. "Bodoh karena pernah nyakitin kamu dan mensia-siakan waktu."

"Kamu dan Eve, dua orang yang tidak ternilai harganya!"

Mata Naomi berkaca-kaca tapi senyum tersungging di bibirnya. Veranda ikut tersenyum. Lengan kirinya yang bebas terangkat, mengusap lembut pipi Naomi.

"Dan kamu adalah wanita paling beruntung karena memiliki kami berdua dalam hidupmu." ucap Veranda penuh percaya diri.

Naomi memukul bahu Veranda. "Narsis!" membuat Veranda terkekeh lalu merengkuh Naomi kedalam pelukannya.

.

.

.

"Dan aku gadis yang paling beruntung memiliki kalian berdua sebagai orang tuaku." bisik Eve sembari mengeratkan tautan tangannya dengan Jinan.

"Aku juga beruntung.." ucap Jinan, sembari memeluk Eve dari belakang.

[COLORS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang