Weekend hari ini Four The Queen akan jalan-jalan ke danau.Mey dan Zahra sedang sibuk prepare barang yang di perlukan.
"Emm gue mau turun duluan ya ra." Izin Indy.
"Iya"
Indy menuruni tangga menuju ruang tamu sedangkan mereka berdua masih sibuk mempersiapkan semuanya.
"Udah siapp semuanya nih, gue udah ngga sabar, Ra ayok ke bawah" Ajak Mey.
"Tapi Rida gimana dia kan belum selesai mandi."
"Udah ah kita tunggu aja di bawah.Lagian mandinya lama sih tu anak."
Dan akhirnyar Zahra dan Mey pun turun menemui Indy yang sudah berada di ruang tamu.
20 menit berlalu,Rida sudah berdandan rapi dan kini ia menghampiri Zahra,Mey, dan Indy di ruang tamu.Mereka semua sedang asik memainkan ponselnya masing-masing.
"Hey guys,yuk let's go."Kata Rida yang membuat mata mereka yang tadinya menatap layar ponselnya masing-masing kini tertuju pada Rida.
"Lu lama amat sih da." Ujar Indy.
"Iya nih kita waiting sampe lumutan tau!"kesal Mey.
"Aelah yamaap."
"Ya udah tunggu apa lgi, ayok berangkat."Ajak Zahra.
"Emm pake mobil lo ya ra." Ujar Indy.
"Kok mobil gue, Kalian kesini pake mobil lo kan?"
"Mobil gue kan masih baru ra takutnya ntar kenapa-kenapa.Ntar kalo lecet gimana?Chatnya juga kan masih baru." Jawab Indy dengan belagunya.
Tatap Zahra tidak suka"Oh"
"Belagu amat sih lu,kalo lo takut mobil lo lecet ya udah pajang aja sonoh digarasi!"Kata Rida nyolot.
"Kok lu nyolot si?"
"Udah ngga usah berantem,iya pake mobil gue aja" lerai Zahra dengan menyetujui Indy untuk pergi menggunakan mobilnya.
****
Di sepanjang perjalanan semua asik benyanyi dan tanpa di sadari ternyata mereka sudah dekat. Sesampai di danau ternyata tanpa di rencanakan mereka melihat ada Devit dan Dimas yang sudah berada di tepi danau.Entah kebetulan atau apa mereka ada disini.
"Eh itu ada Devit, loh bebep gue mana tadi kan ada di situ.Lo sih Ndy lama banget bawa mobilnya keburu pergi kan bebeb gue,tuh ngga ada." Cerocos Mey.
"Brisik banget sih lo!" Jawab mereka bertiga kompak, lalu semuanya turun dari mobil dan menghampiri Devit.
"Devit!" Semuanya heran ketika Indy memanggil Devit dengan senyum sumringah, padahal kan dia tuh cuek banget sama cowo.
Ketika merasa namanya di panggil tanpa menjawab Devit pun hanya menengok dan mencari sumber suara.
"Eh Devit mana bebep gue?" Tanya Mey.
"Kok lu diem aja sih ra." Rida menyenggol tangan Zahra.
"Trus gue harus ngomong apaan coba?Yang ditanya kan Devit."
Devit tersenyum"Tuh lagi sama cewe." Perkataan Devit berhasil membuat Mey berteriak mengeluarkan suara cemprengnya.
"What?Apa lo bilang!!"
"Apaan si Mey, ngga usah teriak gitu kali."Sahut Zahra.
"Lagian nih Devit ngeselin banget sih."Mey melirik Devit Sinis.
"Aelah tuh si Dimas lagi di kedai sono noh lagi beli minuman sama makanan ringan." Devit menunjuk ke arah kedai kecil di sebrang jalan.
"Oh yaudah kalo gitu gue mau nyamperin bebeb gue dulu ya guys, byeee".
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal Of Love (SlowUp)
JugendliteraturJatuh cintalah sewajarnya, perjuangkan yang patut di perjuangkan,karna sia sia saja jika kau berjuang sendirian dan sama sekali tak dihargai sebuah perjuangan itu. Dan Jangan sampai persahabatan hancur karena cinta, cinta memang indah tapi akan menj...