Zahra tidak begitu memikirkan pesan-pesan itu, tapi lama kelamaan rasa ingin tahunya tiba-tiba selalu datang menghampirinya.What the maksud sih?
Pagi ini mungkin bisa di bilang Zahra berangkat lebih awal dari hari-hari sebelumnya, karena ia mungkin ingin sedikit berubah menjadi anak yang lebih disiplin atau ya entah ada tujuan lain mungkin.
Pada saat ia berjalan di koridor sekolah mata Zahra fokus menangkap sosok yang tak asing lagi baginya.Ya,Itu Devit cowo yang selama ini membuat jantung Zahra selalu berdegup lebih kencang.
Rasanya ingin menghampiri tapi ia malu tapi kalau ia tidak menghampiri, rasanya rindunya tidak akan terobati.
Zahra mengatur nafasnya"Okeh, seorang Zahra tidak boleh malu."
Ketika hendak menghampiri Devit bersamaan itu juga dengan datangnya seorang cowo menghampiri Devit lebih dahulu, ia terlihat familiar di mata Zahra,padahal baru ketemu kemarin di gerbang sekolah.Ya, siapa lagi kalau bukan si anak baru itu,Davin.
"Yah ada cowo rese, apa mending gue puter balik ajah yah?" Tanya Zahra dalam hatinya.
Belum sempat menghindar tiba-tiba Devit malah memanggil Zahra dan memberi isyarat untuk menemuinya.Seketika itu pula Zahra langsung menghampiri Devit dan mengurungkan niatnya.
"Hey" Sapa Zahra pada Devit.
"Hey, selamat pagi Zahra."Balas sapaan Devit pada Zahra.
Senyum Zahra mengembang begitu indah "Pagi juga Vit."
Cowo yang tadi bersama Devit pun hanya diam dan tersenyum melihat mereka berdua.Tapi sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu.
"Jadi lo pacarnya si cewe belagu ini Vit?" Tanya Davin sambil melirik Zahra.
Belum sempat Devit Devit membuka mulut, Zahra langsung nyamber.
(*nyamber aja kek petir😂)
"Maksud lo apaan sih? Siapa yang belagu?!"
"Disini yang cewe siapa?" Jawab Davin dengan santainya.
Zahra yang mendengarkannya merasa geram, Rasanya ingin ia menjitak atau lebih memukul cowo rese itu tapi kini ia memilih untuk diam, karena jika ia melakukan semua itu, ia takut malah Devit yang ilfil padanya.
"Kalian udah saling kenal?" Tanya Devit yang pasti di tujukan pada Zahra dan Davin.
"Ngga" Jawab mereka bersamaan.
Devit terkekeh "Kompak amat."
"Okeh gue itu ngga kenal sama cewe ini, cuman kemaren gue ketemu sama dia di gerbang sekolah." Jelas Davin.
"Oh gitu, Ra ini Davin.Dia siswa baru di sini,dia masuk di kelas gue."
"Oh iyaa." Jawab Zahra singkat.
"Ra? Nama lo kara yah?Kek santen kelapa." Sontak Zahra membulatkan matanya,ucapan Davin membuat Zahra semakin kesal. Devit yang mendengarnya malah tertawa.
"Au ah males" Zahra menghentakan kaki kanannya kesal lalu pergi meninggalkan mereka bukan hanya kesal dengan Davin, ia pun kesal pada Devit bukannya membela malah terus ngetawain.
"Itu si Kara lucu yah"Kekeh Davin.
"Zahra, bukan Kara.Jangan suka ngledek ntar dia ilfil sama lo." Ujar Devit ikut terkekeh.
"Biarin,gue suka ngledekin orang, apa lagi yang galak kaya Zahra,lucu jadinya."
"Hahaha, bisa aja luh.Yuk kantin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal Of Love (SlowUp)
Teen FictionJatuh cintalah sewajarnya, perjuangkan yang patut di perjuangkan,karna sia sia saja jika kau berjuang sendirian dan sama sekali tak dihargai sebuah perjuangan itu. Dan Jangan sampai persahabatan hancur karena cinta, cinta memang indah tapi akan menj...