11) Kebetulan?

232 48 175
                                    

Mingyu—eh Minggu maksudnya. Hari yang paling di nanti oleh para kaum lazy. Hari dimana manusia bisa bermalas-malasan dengan tenang dan bermanja-manja dengan kasur seharian. Siklus hidup yang sehat.

Tapi kali ini gue menggunakan hari minggu yang langka ini untuk hal-hal yang bermanfaat. Jogging misalnya.

Pagi buta gini Kak Minhyun sama Bang Jaehyun udah gedor-gedor kamar gue cuma untuk sekedar ngajakin gue jogging. Brother yang baik.

"Woi jalan yang bener, mejem mulu." Bang Jaehyun nepuk pundak Minju dari belakang.

Gue seketika tersentak pas Bang Jaehyun nepuk pundak gue kenceng. Itu gue tadi lagi jalan sambil berselancar di alam mimpi eh malah di ganggu sama Bang Jaehyun. Kayak sleeping walking gitu hehe.

"Apa sih abang, ganggu tau ga." Minju mendecak sebal.

"Yaudah kalo lo di tabrak motor ataupun mobil jangan nyalahin gue kalo lo nanti tiba-tiba masuk line today."

"Hah? Kok line today?"

"Ya nanti ada notif dari line today: " Seorang perawan tertabrak becak hingga tewas karena berjalan dengan mata tertutup." ujar Bang Jaehyun.

"Haha lucu banget bang."

"Gue ga ngelucu."

"Bacot." tiba-tiba Kak Minhyun berlari mendahului Minju dan Bang Jaehyun.

Iya, jadi kami bertiga lagi otw ke alun-alun dengan berjalan kaki di pagi buta gini. Ya namanya juga jogging.

Sesampainya disana, kami langsung lari-lari kecil mengelilingi semesta alun-alun ini. Disini lumayan rame sih, berarti masih banyak orang yang menerapkan pola hidup sehat.

Setelah beberapa saat berlari mengelilngi alun-alun, kami bertiga pun berhenti sebentar. Capek bor alun-alun nya luas banget.

"Hosh hosh hosh." itu suara orang yang menetralkan nafas dan detak jantungnya setelah lelah berlari.

"Dek," panggil Bang Jaehyun sambil mengelap keringatnya.

"Apa?"

"Beliin minum dong, haus." Bang Jaehyun megangin lehernya.

"Iya, kakak juga." sambung Kak Minhyun.

"Yaudah mana sini uang nya." Minju mengadahkan telapak tangannya.

Kak Minhyun pun ngasih beberapa lembar uang berwarna merah ke gue. "Sekalian beli makanan untuk kita sarapan." perintah Kak Minhyun.

Gue mengangguk pelan dan bergegas pergi mencari tempat yang menjual makanan dan minuman di sekitar alun-alun ini.

Tak butuh waktu yang lama untuk mencarinya, mata elang gue pun menemukan beberapa penjual makanan dan minuman yang berada di tepi alun-alun.

Karena ini masih pagi, matahari juga mulai terbit. Gue memutuskan untuk membeli bubur ayam untuk sarapan dan beberapa aqua untuk diminum.

"Mas, pesen bubur ayam nya 3 dan aqua nya 3." ujar Minju kepada sang penjual bubur.

"Di bungkus atau makan sini dek?" tanya penjual bubur nya.

"Bungkus aja."

"Oke, ditunggu dek." mas-mas penjual bubur nya ngasih isyarat supaya Minju duduk menunggu di kursi yang telah disediakan.

Gue pun mendudukkan diri di kursi pelanggan sambil memainkan hp selagi menuggu pesanan gue jadi.

"Mas, bubur ayam dan teh manis nya satu ya."

Love Scenario Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang