16. Pengakuan

976 137 16
                                    

Gue dudukan di bangku dekat lapangan basket, sambil menyesap jus jeruk yang barusan gue beli.

Mata gue menjelajah di sekitar lapangan mencari Sehun. Gue diem disini bukan tanpa alasan, tentu saja gue pengen nonton Sehun maen basket.

"Lah Sehun kemana? Barusan disitu deh." Gumam gue sambil mencari-cari Sehun. Perasaan tadi masih main basket, padahal gue cuman benerin tali sepatu gue pas liat lagi kok gak ada sih.

"Udah beres kali ya." Gue beranjak dari bangku. Dan pas gue berbalik gue malah nabrak dada bidang seorang cowok. Mana bibir tu cowok nempel di kening gue. Gue mencoba untuk narik diri gue tapi ditahan sama tangan cowok itu. Sehingga sekarang posisinya berpelukan.

"Nyari gue ya?" Kata cowok itu pelan.

Buru-buru gue mendorong cowok itu guna melihat siapa orangnya. Dan dugaan gue seratus persen benar. Dia adalah Sehun. Ya, siapa lagi kan cowok yang suka seenak nya sama gue selain dia?

"Geer." Gue mendengus sebal sekaligus menahan malu.

"Nanti kita belajar bareng ya buat persiapan ulangan." Sehun menyugar rambutnya yang lepek karena keringat dan itu wow banget di mata gue.

Gue hanya ngangguk mengiyakan dan berniat pergi meniru apa yang selalu dilakukan Sehun.

Belom juga selangkah, tangan gue ditarik sama Sehun dan berakhir di pelukan Sehun lagi.

"Lo milik gue Rene, jangan tinggalin gue ya." Bisik Sehun lembut.

"Sehun apaan sih!" Gue mendorong tubuh Sehun agar menjauh dari gue.

"Gue serius." Kata Sehun.

"Sehun, bukannya gue gak percaya sama lo. Tapi gue belom siap. Lo orangnya gak meyakinkan, gimana kalo lo cuman permainkan gue doang?" Gue mencurahkan isi hati gue selama ini.

"Kalo gitu, beri gue kesempatan untuk membuktikan perasaan gue ke lo." Sehun ngusap tangap gue lembut.

Gue tersenyum menjawab pernyataan Sehun. Bahagia banget!! Berarti perasaan gue selama ini gak bertepuk sebelah tangan dong? Hanya perlu kesabaran dan perjuangan untuk mencapai sebuah tujuan kan?

....

"Ada apa dengan wajah lo? Sumringah banget kek menang lotre." Gue duduk di samping Seulgi dengan perasaan berbunga-bunga.

"Sehun barusan nyatain perasaan nya ke gue. Gila gak tuhh" Jelas gue dengan muka yang berseri-seri.

"Emang nya dia bilang cinta sama lo?" Tanya Wendy.

"Nggak." Jawab gue cepat.

"Bego!" Kata Seulgi dan Wendy barengan.

"Apaan sih? Emangnya kalian gak seneng?"

"Kalo Sehun belom ngungkapin cinta ke lo, berarti hubungan kalian belom jelas." Seulgi mengangguk menyetujui perkataan Wendy.

"Jadi gue harus gimana?" Cicit gue pelan.

"Tergantung hati lo, kalo lo sanggup untuk lanjut ya lanjut. Kalo nggak mending mundur aja." Jelas Wendy lagi. Dan gue hanya ngangguk.

Baru aja seneng, udah hancur berlebur aja perasaan gue. Kalo gini, sama aja kayak kemarin-kemarin kan? Digantung mulu nasib gue. Dan begonya gue mau mau aja. Kalo udah bucin emang susah. Lagipula gue juga gak bisa menyalahkan siapa-siapa, ini masalah hati.

....

Begitu bell pulang berbunyi, gue langsung noleh ke arah Seulgi.

"Seul gue pulang sama lo kan?" Tanya gue penuh harap.

"Sorry Rene, gue pulang bareng Baekhyun." Jawab Seulgi.

Tak kalah antusias gue noleh ke Wendy.

"Gue pulang sama lo ya."

"Ban mobil gue kempes Rene, masa lo lupa sih." Wendy memakai tasnya dan bersiap untuk keluar kelas.

"Lagian lo kenapa sih, bukannya sekarang Sehun yang antar jemput ya?" Tanya Seulgi.

"Gak papa sih." Jawab gue singkat. "Kalo gitu gue duluan ya." Lanjut gue dan pergi duluan.

Bukannya gue gak ada maksud tertentu ngajak pulang ke sahabat gue. Gue ingin menghidar dari Sehun.

Semenjak kejadian tadi, gue belom siap kalo harus ketemu orangnya langsung.

Gue nengok kanan kiri memastikan Sehun gak ada dimanapun.

'Yess gak ada!!'

Gue berlari menuju gerbang sekolah.

Belom juga nyampe, tiba-tiba tangan gue ada yang narik. Belom selesai keterkejutan gue kini orang itu memasangkan helm di kepala gue.

"Eh?"

"Lo mau kabur dari gue?"

Gue lirik tipis-tipis kepada Sehun.

"Nggak kok." Jawab gue.

"Kan gue udah bilang , gue yang antar jemput lo."  Sehun natap gue dalam. Makin gugup aja gue ditatap sebegitunya sama Sehun.

"Bodo amat, lo siapa gue emangnya?" Tanya gue dengan nada sengaja di songong-songongkan.

"I'm yours."

"Apaan sih. Gaje banget."

Sehun membungkukan badannya sehingga wajah dia sejajar dengan wajah gue.

"Harusnya lo bangga cowok seganteng gue jadi pacar lo."  Bisik Sehun. Gue mundur selangkah guna menjauh dari posisi barusan.

"Kalo akhirnya nyakitin sih gue oggah." Gue memalingkan muka.

"Negative mulu sih pikiran lo. Eh tapi gapapa sih kalo positive berarti gue harus tanggung jawab dong." Sehun mengakhiri perkataannya dengan kekehan kecil yang terdengat begitu indah di telinga gue.

"Ih Sehun bego!" Gue mendengus kesal.

"Gak boleh kasar sama pacar, ntar hidup lo gak berkah."

"Ya lo sih ngeselin, harusnya lo ngasih kepastian dong ke gue. Bilang cinta kek jangan ngaku-ngaku doang." Gue mengeluarkan semua uneg-uneg gue hari ini.

"Semua orang juga tau perasaan gue ke lo. Dan lo cukup tau itu." Balas Sehun.

"Gue pengen denger langsung dari mulut lo."  Keukeuh gue.

"Serah deh, lo jadi pulang sama gue gak?" Sehun mengalihkan pembicaraan.

"Iyaa.. Gue nebeng." Kata gue pelan. Dan mengikuti Sehun menuju parkiran.

oohsehun

Disukai oleh realpcy__ dan 12567 lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disukai oleh realpcy__ dan 12567 lainnya.

oohsehun She is mine! @irenebaee

Komentar di nonaktifkan.








Makin gaje ya? Wkwk

Maaf ya bila ada typo atau salah pnulisan kta 🙏 tolong ksih tauu👉

Mksih jga untuk klian yg udh vote sma komen😭❤ voment dri klian tuh penyemangat bnget buat ngetik truss 😄❤

SEBATAS INSTAGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang