Story 7 - Tidur terbalik

108 14 5
                                    


Ibuku selalu berpesan kepadaku bahwa jangan pernah tidur dengan posisi terbalik, dalam arti kaki berada dibantal. Tapi ibu tidak pernah memberitahu alasannya, saat ditanya ibu hanya menjawab 'pamali'. Kupikir pikiran ibu terlalu kuno, dizaman modern seperti ini buat apa percaya pada mitos seperti itu, itu pasti hanya akal-akalan orangtua agar anaknya tidur dengan rapi.

Sampai akhirnya aku menyesal pernah punya pikiran seperti itu.

.
.
.
.
.
.
.

Dosen sialan, umpatku. Kami diberi tugas yang sangat banyak. Bahkan kami harus begadang dikamar Deni temanku untuk menyelesaikannya. Karena salah satu anggota kelompok kami Firman, harus pergi menghadiri pemakaman kakeknya, jadi terpaksa kami lembur untuk menyelesaikannya.

Jam 5 pagi akhirnya tugas itu selesai semua, kami bernafas lega tidak menyangka akan menyelesaikannya secepat ini. Setelah selesai membereskan kamar Deni yang penuh dengan peralatan tugas Aku pun pamit dan kembali ke kamarku, aku benar-benar butuh istirahat. Tanpa bersih-bersih terlebih dahulu aku langsung terjatuh dikasur, tanpa memperdulikan posisi tidurku yang terbalik. Disaat aku sudah setengah tidur aku teringat ucapan ibu, namun aku menghiraukannya "itu pasti hanya mitos" gumamku. Akupun terlelap

Tidurku terganggu oleh sesuatu yang menimpa tubuhku, rasanya sangat berat membuatku sesak nafas.
"Apa ini, badanku tidak bisa digerakkan. Ada yang menindihku" ucapku dalam hati.

Aku membuka mata dalam posisi terlentang, badanku masih tidak bisa digerakkan, rasanya kaku. namun disudut bawah mataku aku dapat melihat ada yang menindih tubuhku.

Akupun menengok kebawah, saat kulihat seketika tubuhku menegang dan merinding. Ada sebuah makhluk berambut panjang dengan bibir yang robek hingga rahang serta muka yang ancur sedang menopang dagu didadaku dan menatapku dengan mata tak berpupil. Kami saling tatap selama 5 detik.

"AAAKKKKKKK!!!!" Makhluk itu tiba-tiba berteriak sangat nyaring saat aku melihatnya, suaranya memekakkan telinga. Seluruh buku dan kertas dikamarku beterbangan serta lampu berkelap-kelip dengan sangat cepat, gorden dan jendela yang aku yakin sudah kukunci membuka dan menutup tiada henti. Ia masih menatapku dengan matanya yang tak berpupil mulai memerah dan mengeluarkan darah. Aku merasa seperti dibawa kedimensi yang berbeda, padahal jelas-jelas aku masih berada dikamar. Aku merasa seperti sedang dalam film-film horror, namun ini bukan film tapi ini nyata

Makhluk itu terus berteriak, makin kencang dia berteriak makin cepat pula kertas itu bertebangan dan lampu berkedip. Aku ingin menutup matapun tidak bisa, rasanya seperti ada yang menghalangi.

Kejadian itu berlangsung selama hampir 20 detik, dan selama itu pula tubuhku tidak bisa digerakkan hanya mataku saja yang melihat itu semua. Lalu aku merasa seperti diangkat olehnya, padahal punggungku masih menyentuh kasur. Dengan sekali hempas tubuhku dijatuhkan olehnya, dan seketika semuanya menjadi gelap.

Aku terbangun dengan nafas terengah-engah dan keringat bercucuran. Ada sedikit perasaan lega saat mengetahui bahwa aku hanya bermimpi. Aku menatap sekeliling dan semuanya utuh, tidak berantakan sama sekali. Aku menyentuh dadaku, rasanya kejadian tadi seperti nyata, aku bahkan masih bisa merasakan bekas dagu makhluk tadi yang menekan dadaku dan punggungku sakit seperti abis terjatuh persis seperti dimimpi.

Tapi ada satu yang aneh, yaitu kaca jendela dikamarku pecah dan gordennya menjadi sangat lecek.

Setelah itu aku menelpon ibuku, menceritakan semuanya dan meminta untuk pindah kost-kost an. Tapi dia tidak mengizinkanku untuk pindah, malah memarahiku karena tidak menurut untuk jangan tidur terbalik.

Sepertinya aku mulai mempercayai mitos itu.

Short Horror StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang