Story 13 - The insane CLD

44 8 0
                                    


Awal cerita, akan ku perkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Albert,seorang pria yang hanya hobi bermain video game. Aku mempunyai teman yang bercita-cita menjadi ahli Mikroorganisme, ia bernama Rudolf. Aku sama sekali tidak keberatan dengan cita-citanya itu bahkan aku mendukungnya, karena kupikir itu adalah salah satu cita-cita yang luar biasa. Setidaknya itu yang kupikirkan saat itu.

Pagi itu kota terasa sangat sejuk, matahari bersinar terang, angin sepoi-sepoi menerpa dedaunan. Tapi, apa kalian pernah mendengar bahwa badai datang sesudah hari yang damai?

Seperti biasa aku mengunjungi rumah Rudolf untuk melihat apa yang sedang ia lakukan di laboratorium pribadinya. Ngomong-ngomong soal laboratorium pribadi, anak itu benar-benar serius akan impiannya sehingga ia membuat laboratorium pribadi untuk mendalami bakteri-bakteri lebih lanjut.

Aku mendudukkan diriku di kursi yang ia sediakan sambil memperhatikan apa yang sedang ia kerjakan. Dia terlihat serius meneliti mikroba-mikroba, kuperhatikan keringat meluncur didahinya. Asik memperhatikan Rudolf, ia tiba-tiba berteriak membuatku tersentak dari tempat duduk.

“Aku tahu! Aku tahu bagaimana cara menghancurkan batu! Dengan bakteri! Ya, dengan bakteri!” ucapnya bersemangat. Aku hanya bisa memandanginya dengan alis terangkat satu, menandakan aku bingung dengan apa yang ia katakan barusan?

“Hey lihat ini! Aku mengumpulkan riset-riset tentang berbagai macam mikroba mematikan yang ada di dunia, dan aku menyimpulkan apabila mikroba ini disatukan maka akan menciptakan suatu mikroba baru yang bisa membuat batu hancur hanya dengan meneteskan bakteri ini!”

Aku hanya mengangguk tidak mengerti saat Rudolf mengguncangkan bahuku dan berbicara dengan semangat.
Setelah itu, ia berlari ke pojok laboratorium. Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya, jadi aku hanya melihat saja.

Ia kembali dengan tabung pembiakan bakteri yang sudah ia kumpulkan sejak dulu dan setelahnya ia mencampurkan pada suatu tabung dengan alat-alat laboratorium canggihnya yang bahkan aku sendiri tak tau alat apa saja itu. Ia sangat serius saat melakukan eksperimen, dapat ku lihat kerutan-kerutan muncul didahinya. 10 menit berlalu, Rudolf membereskan kembali hasil eksperimennya, ia melepas jas labnya sebelum ia gantungkan.

Rudolf berjalan menghampiriku.
“Hey bert, sabtu depan aku ingin kamu datang ke rumahku lagi untuk menjadi orang pertama yang melihat keberhasilan eksperimenku. Akan ku buktikan keberhasilanku kepada mereka yang mengatakan ini hanya membuang waktuku saja.” Ucap Rudolf berambisi.

“ok, aku akan datang. Kau memang hebat dolf” sebagai teman, tentu saja aku akan mengiyakan permintaan temanku ini.
“sekarang, bagaimana jika kita bermain video game?”
Ajaknya padaku.
“tentu! Let’s go bro hahaha” aku merangkul pundaknya, kami berdua berjalan meninggalkan laboratorium.

1 minggu kemudian

Hari sabtu aku memenuhi permintaan Rudolf, aku langsung saja memasuki laboratorium miliknya karena kutahu pasti ia sedang berada disana. Aku masuk ke laboratorium, dan tepat seperti dugaanku ia ada disana. Lalu ia menyuruhku memakai perlengkapan laboratorium lengkap dengan maskernya.

Rudolf mengambil tabung berisi bakteri yang ia kembangkan minggu lalu. Kemudian ia menyuruhku mengambil beberapa batu, kayu, dan plastik di sebuah rak yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Selanjutnya ia meneteskan cairan berisi bakteri pada batu yang tadi sudah kuberikan, lama kelamaan batu itu berlubang kecil-kecil dengan sangat banyak. Lalu, ia meneteskan pada plastik namun perlu waktu beberapa detik agar plastik itu terurai. Terakhir, ia meneteskan pada kayu dan dengan cepat kayu itu mengalami pengeroposan.
Dapat kulihat Rudolf terlihat sangat senang sampai bibirnya tertarik ke atas, sungguh ia sangat puas dengan keberhasilan ekperimen ini.

Short Horror StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang