BAB 2

116 21 21
                                    

"Thar, ngeliat gituan seru ngga sih?" tanya Ferdi penasaran.

"Selama ini yang gue liat sih ngga jauh dari Mba Kun, pocong, anak-anak sama nona-noni gitu. Biasanya sih kalo mereka tidak terganggu dengan kedatangan orang indigo ngga akan nampakkin wujud ketika mereka meninggal," terang Thara.

"Terus-terus apalagi?"

"Ngga tau ah! BTW, nanti kalau udah sampe' rumah bantuin cari-cari orang yang bisa netralin gue ya. Cape tau kaya gini terus, fiuhh."

Dengan kelebihan yang Thara miliki, bukan berarti dia tak mempunyai kekurangan. Bisa dikatakan ia sangat lemah jika sudah dikelilingi oleh beberapa entitas.

"Suttt, iya udah entar gue bantu. Stop ngomongin gituan, udah mulai pada dateng tuh!"

Murid-murid pun mulai berdatangan di kelas yang memiliki nama Gastritis tersebut. Beberapa anak mengisi kursi terdepan.

Mungkin mereka memiliki otak yang pandai, pikir Thara.

Suara notifikasi dari beberapa telepon genggam milik murid yang lain saling bersautan. Thara mulai merasa gugup dengan kehadiran calon teman-teman barunya, baik manusia maupun bukan manusia. Dua puluh menit kemudian bel pun berbunyi. Langkah kaki pantofel hitam yang sangat terdengar di telinga tajam milik Thara membuatnya duduk bersiap dan memberi isyarat pada Ferdi.

"Assalamualaikum, semua." suara berat milik seorang guru yang sudah cukup berumur menginterupsi seluruh siswa untuk duduk di tempat masing-masing dengan segera sembari menjawab salam dengan tidak teratur.

"Baik, perkenalkan nama saya Asrori, biasa dipanggil Pak Asro. Sebelumnya apa kalian sudah berkenalan satu sama lain?" tanya guru tersebut. Para murid menggeleng serentak. Lalu, guru tersebut member arahan, "Untuk 30 menit ke depan, tolong saling berkenalan dan menyapa satu sama lain. Dan setelah itu isi denah tempat duduk kalian di lembar yang saya pegang ini. Kelas ini hanya akan sementara hingga kenaikan kelas 11, dan akan di rolling setiap tahun."

"Baik, Pak!" koor seluruh murid.

"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Pak Asro.

"Setelah itu kami ada kegiatan apa, Pak?" tanya salah seorang murid.

"Selanjutnya kalian akan dibimbing oleh OSIS untuk berkeliling sekolah dan bermain games," terang Pak Asro sembari menyerahkan lembaran denah kepada murid yang berada di depan.

Thara mulai merasakan beberapa entitas yang masuk di kelasnya, bahkan di kepalanya sekarang terdapat penglihatan banyaknya entitas yang mask di kelas-kelas ospek lainnya pula.

"Bang, udah mulai banyak yang 'dateng'," bisik Thara pada Ferdi. Ia mulai merasa jantungnya mulai berdegup kencang. Tidak mungkin 'kan, di hari pertama sudah membuat satu sekolah gempar?

"Udah, lu fokus aja sama kegiatan sekolahnya. Anggep aja mereka cuma mau liat dan nemenin, jangan ditanggepin kalo lo ngerasa mereka berniat ngga baik. Lagian inget kata Mona tadi 'kan?" Ferdi berusaha menenangkan adiknya yang sudah mulai terlihat tegang.

Thara hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Hai semuanya! Interupsi halo-hai semuanya," teriak salah satu murid, lantas yang lainnya menengok ke sumber suara.

"Sambil ngisi denah, coba sambil kenalan yuk. Kenalin nama gue Asri dari SMP Pagahari, dan gue tinggal di Komplek Salatiga," ucap murid tadi –Asri- memimpin perkenalan.

Perkenalan dilanjut dengan teman sebangkunya yang berada di ujung depan kursi. Hingga menuju bagian belakang, yaitu Thara dan Ferdi. Namun, Ferdi melihat adiknya yang tidak fokus dan hanya menatap satu titik di depan papan tulis. Ia urungkan untuk menegur adiknya. Ntar-lah kalo gue kenalannya udahan, pikir Ferdi.

"Nama gue Ferdi Bagaskara dari SMP Crashita." Ferdi menyenggol lengan Thara dengan keras.

Thara pun tersadar dari lamunannya dan bangkit, "Nama gue Thara dari SMP Yalamus."

"Lo berdua kakak-adik?" tanya seorang murid –Zizi.

"Bisa dianggap begitu," ucap Ferdi.

"Yah, susah deh mau gaet, macannya di sebelah. Harus berusaha keras ini mah senengin adiknya," canda Asri.

Seluruh murid tertawa dengan keras mendengar ucapan Asri. Lalu OSIS penanggung jawab ruangan Gastritis pun datang. "Assalamualaikum, selamat pagi semua!"

"Waalaikumsalam, Kak."

"Perkenalkan nama saya Rifa, ini teman saya Ayu dan Erika. Kita bertiga akan menjadi penanggung jawab ruangan ini selama tiga hari. Sebelumnya, saya akan menjelaskan sedikit tentang SMK Faryas ini. Secara singkat, SMK ini memiliki dua jurusan yaitu keperawatan dan farmasi. Di sini kami sangat menjunjung tinggi lima S."

"Lima S adalah, Senyum-salam-sapa-sopan-santun. Lima S diterapkan pada seluruh staff sekolah, baik guru, kakak kelas, satpam, atau siapapun yang berada di wilayah sekolah. Jangan pernah takut untuk menyapa kakak kelas kalian, bahkan jika kalian dilabrak sekalipun karena disangka SKSD, kalian bisa laporkan pada guru BK. Karena itu kewajiban kita untuk memberi kesan baik pada sekolah di mata masyarakat," sambung Ayu.

"Tidak hanya lima S yang diterapkan, namun di SMK Faryas juga memiliki beberapa peraturan yang sangat mengikat dan akan mendapatkan sanksi berupa pengurangan poin. Jika poin mencapai minus dua puluh lima, lima puluh, dan tujuh puluh lima maka akan mendapatkan SP satu, dua, dan tiga. Apabila poin mencapai minus seratus makan akan diberikan sanksi berupa drop out. Baik segitu saja perkenalan singkat mengenai sekolah ini, sekarang ayo semuanya bangun kita lihat letak-letak ruangan di sekolah ini," ucap Erika memberi instruksi.

"Baik ini ruangan yang pertama, yaitu ruang tata usaha yang berhadapan langsung dengan pusat informasi. Lalu, di sebelah pusat informasi terdapat laboratorium farmasi yang berhadapan langsung dengan lab KKPI. Sampai sini ada yang mau ditanyakan?"

Thara melihat ramainya entitas yang mengikuti mereka dan yang berada di dalam ruangan di depannya memilih memalingkan wajahnya agar 'mereka' tidak menyadari bahwa Thara dapat melihat 'mereka'.

* * *

Hai! ini bab 2-nya ya. Semoga kalian suka denga cerita baruku.

Jika kalian suka dengan karyaku jangan lupa divote dan dikomen, kenapa kalian suka dengan ceritaku. Dan komen juga kalau kalian ngga suka sama ceritaku, sertai asalannya. Agar penulis bisa memperbaiki diri baik dari karakter tokoh, alur cerita, sampai penggunaan EBI. Penulis akan dengan senang hati menerima kritik dan saran dari para pembaca.

CylerisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang