chapter 6

29 10 3
                                        

*1 jam kemudian*

Sesudahnya mereka selesai makan, Aletta mengajak mereka pergi ke pantai. "Ayolah mumpung holiday kita jalan jalan", ajaknya dengan semangat. Mereka bertiga memilih ke pantai untuk kali ini.

*sesampainya dipantai*

Sembari menatap lagit yang mendung Aletta berkata kepada dua temannya

“lihatlah matahari yang sedang berjuang untuk mengirim sinarnya kearah sini. Itulah indahnya mendung, kalian dapat melihat perjuangan matahari untuk bersinar diatas bumi.

Saat sedang cerah, matahari tidak mendapat kesulitan apa apa untuk bersinar. Itu tidak mengesankan menurutku. Sinar yang jatuh kebumi bukan sinar yang dia dapat dari perjuangan. Itu sinar yang biasa saja. Sinar matahari diwaktu mendung berbeda.

Itu adalah sinar yang harus dia keluarkan dengan susah payah. Walaupun lemah, sinarnya lebih indah karena mengandung perjuangan sang matahari.”

“Iya sama seperti cinta, ia akan terlihat lebih indah jika dilakukan perjuangan dari kedua belah pihak, bukan hanya satu pihak saja”, kata Abrisam.

“Kalau menurutku, itu lebih seperti hidup. Sekecil apapun hal yang kita lakukan, kalau kita harus mengeluarkannya dengan usaha keras itu akan jauh lebih berarti dari hal besar yang bisa kita lakukan dengan mudah, keindahannya akan terletak dibalik usahanya”, ujar Aletta

Aletta berhenti berbicara mereka bertiga dengan bersamaan menatap langit. “Aku suka mendung”, ucap Arrayan secara tiba tiba.

Tak terasa hari sudah menjelang sore. Diiringi sinar matahari yang terasa hangat, mereka bertiga menuju rumahnya masing masing. Arrayan lebih memilih pulang sendiri

“Aku pulang sendiri saja, kadang kesendirian membuatku lebih mengetahui makna bersama yang sesungguhnya, TOLONG ANTAR ALETTA SAMPAI RUMAH YA ABRISAM!”, perintah Arrayan kepada Abrisam.

Next cerita===>

Perfect Strangers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang