chapter 7

29 11 9
                                        

*diperjalanan pulang*

Sambil menyusuri jalanan yang sudah nampak sepi, Aletta memikirkan yang dikatakan Arrayan tadi 'kadang kesendirian membuatku lebih mengetahui makna bersama yang sesungguhnya'.

Kenapa dengan tiba tiba Arrayan mengatakan itu. "Apa sebaiknya aku tidak berharap lagi dengan Arrayan. Dia juga hanya menganggapku tak lebih dari sekedar sahabatnya bukan?", gumam dalam hati Aletta.

"Hai Aletta, jangan melamun, nggak baik", ucap Abrisam. Aletta hanya membalas dengan senyuman kecil. Aletta masih memikirkan perakataan Arrayan tadi.

Aletta bisa merasakan matanya yang mulai berkaca kaca. Cepat cepat Aletta memanglingkan kepalanya. Abrisam rupanya juga menyadari hal itu.

"Kamu tidak apa apa Aletta?", tak sepatah katapun keluat dari mulut Aletta. Aletta hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Abrisam.

Sepanjang sisa perjalanan, mereka lebih banyak diam. Tetapi Aletta lebih nyaman seperti itu. Tiba tiba Abrisam mencoba untuk menghibur Aletta dengan menyanyikanku lagu yang berjudul (rumit - Langit Sore)

"Cinta itu sederhana, yang rumit itu kamu. Mencintaumu itu mudah, yang sulit adalah membuatmu juga mencintaiku, udah aku hafalnya segitu wkwk", kata Abrisam.

"Aku memang suka lagi itu, tapi aku nggak suka kalau Abrisam yang menyanyikannya." Gumam Aletta dalam hati.

*sesampainya dii rumah Aletta*

Sampailah Aletta dirumahnya. Sambil membuka pintu mobil, Aletta mengucapkan terimakasih kepada Abrisam. Karena sudah mau mengantarnya sampai rumah.

Aletta langsung bergegas mengecas hpnya yang lowbeth. Betapa kagetnya dia membaca pesan dari Arrayan. Hatinya remuk, hancur, diselimuti rasa bingung. Kenapa Arrayan berkata demikian kepadanya.


Next cerita===>

Perfect Strangers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang