Tepat sabtu malam,
Dengan tatapan jahil yang menawan, petikan gitarmu yang asal-asalan
Suaramu yang pas-pasan,
Namun sungguh, entah mengapa bisa membuatku terkesan
Kaos hitam lusuh tak terlupakan, obrolan terakhir sebelum kita berpisah dan saling melambaikan tangan
"Pergilah, jadilah apapun yang kau mau" Ucapmu sambil tertawa kecil
Aku cukup mengangguk dan tersenyum menatap lekat dua bola matamu
diam-diam berdo'a untuk perjumpaan baru denganmu
Melambatlah sang waktu, abadi-lah temu. Ucapku dalam hati
Namun, lengkara sebuah temu akan abadi
Waktu tetap berjalan dan perpisahan adalah suatu hal yang pasti
Dan dirimu, perlahan menjadi sesuatu hal yang berarti
Sungguh, Aku mengharapkan sebuah pertemuan kembali
Di sudut jingga kota jogja tempatku menanti
-GerimisdanSenja-
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Sudut Jingga Kota Jogja
AcakKatanya, setiap sudut kota jogja itu penuh romantisme Aku setuju, Sebab, dikota ini Aku berhasil menemukanmu;pada sudut jingga kota Jogja. -Gerimisdansenja-