Saat bel istirahat baru saja berdering, Yerin bergegas melangkahkan kaki keluar kelas. Kepalanya penuh dengan gambaran V yang tadi meninggalkan kelas dengan kemarahan yang bergelora. Ada dorongan tidak kasat mata di dalam dirinya yang memanggil, menuntunnya untuk segera menemukan pria itu—sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti tepat di depan pintu kelas ketika telinganya menangkap percakapan samar dari teman-teman sekelasnya. Yuna dan Eunha, dua gadis yang selalu bersahabat, sedang berbicara tentang Taehyung, atau lebih tepatnya, tentang kejadian yang melibatkan dirinya—V.
“Aku benar-benar tidak menyangka Taehyung bisa berani bertindak kasar kepada Pak Lee Hyun,” ucap Yuna, suaranya bergetar oleh kebingungan. Wajahnya tampak pucat, mungkin karena kejadian itu begitu dekat dengan tempat duduknya.
“Ya... aku juga tidak percaya,” timpal Eunha dengan nada yang lebih pelan namun sarat ketidakpastian. “Bukankah Taehyung selalu baik? Dia selalu membantu kita, kan? Sulit untuk membayangkan dia menjadi begitu marah…”
Yerin menarik nafas dalam-dalam, menenangkan degup jantungnya yang masih berdegup cepat sejak kejadian di kelas tadi. Dalam benaknya, ia juga sependapat. Taehyung adalah sosok yang dikenal oleh banyak orang sebagai pria yang penuh perhatian dan kebaikan. Ada banyak bukti di baliknya—ia pernah membantu membawa tumpukan buku pelajaran yang berat tanpa diminta, atau dengan sigap menolong teman sekelas yang sakit. Namun sekarang, sosok yang sama tampaknya telah lenyap, tergantikan oleh V—bayangan yang lahir dari luka tersembunyi, yang sering kali menelan Taehyung dalam kegelapan.
Yerin menghela nafas, lalu dengan cepat mendekati dua gadis itu. Tatapan khawatir dan kesedihan mendalam terpancar di matanya.
“Yuna, Eunha…” Suaranya lembut, namun tegas, mencoba menangkap perhatian mereka tanpa menimbulkan kecanggungan.
Kedua gadis itu berbalik dan segera tampak sedikit terkejut, mungkin merasa malu bahwa Yerin telah mendengar percakapan mereka tentang Taehyung. Namun Yerin tersenyum kecil, tanda bahwa ia tidak marah.
“Kalian masih percaya, kan, kalau Taehyung adalah orang yang baik?” tanya Yerin, suaranya pelan namun penuh rasa harap. Matanya menatap lekat-lekat, mencoba membaca ketulusan di wajah kedua temannya.
Yuna mengangguk dengan canggung, mencoba tersenyum. “Tentu saja kami percaya, Yerin... Dia selalu baik pada kita.”
Yerin membalas senyuman itu, walau di dalam hatinya masih terasa berat. “Aku hanya berharap kalian tidak menjauhi dia... karena yang tadi itu, bukan dirinya yang sebenarnya. Dia tidak sadar dengan apa yang telah ia lakukan.”
Eunha kemudian menimpali, matanya menatap Yerin dengan penuh empati. “Jangan khawatir, kami mengerti. Kami tidak akan menjauhi Taehyung hanya karena kejadian tadi.”
“Terima kasih,” ucap Yerin dengan tulus, meskipun senyumnya tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya yang mendalam. Ia tahu, apa yang terjadi di kelas tadi hanyalah puncak dari gunung es yang lebih besar—sesuatu yang terus membayangi hidup Taehyung, atau lebih tepatnya, V.
Tanpa membuang lebih banyak waktu, Yerin segera berpamitan, melanjutkan langkahnya keluar kelas. Angin koridor yang hangat menyambutnya, namun pikirannya terus berkecamuk. Setiap detik yang terlewat terasa seperti menit, setiap langkah menjadi pencarian dalam labirin yang tidak berujung.
Di sepanjang jalan, murid-murid berlalu lalang, membawa obrolan yang samar namun jelas mencerminkan satu hal: berita tentang bentrokan antara V dan Pak Lee Hyun telah menyebar. Beberapa murid menatap Yerin dengan tatapan penasaran, mungkin berharap mendapatkan konfirmasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun Yerin tidak punya waktu untuk menjelaskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/188944186-288-k891889.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows of Reflection
FanfictionTaehyung dikenal sebagai sosok yang memiliki kepribadian baik, selalu siap membantu dan memberikan senyuman kepada orang-orang di sekitarnya. Namun, di balik kepribadiannya yang ramah, tersembunyi sebuah rahasia kelam: ia memiliki kepribadian ganda...