Yerin melangkahkan kakinya perlahan, menelusuri lorong panjang rumah sakit. Udara dingin dan aroma antiseptik bercampur menjadi satu, menciptakan suasana yang sunyi dan penuh penantian. Setiap langkahnya terasa berat, seolah dipikul oleh beban tidak kasat mata yang menggantung di dadanya. Ruang-ruang di sekitarnya kosong, namun sepi itu justru menggaung lebih nyaring dalam hatinya. Yerin tahu, tempat ini tidak seharusnya ia kunjungi. Kebohongannya pada Jungkook kini terasa menyesakkan, mengikat hatinya dalam dilema. Ia bilang ingin pulang ke rumah, namun kenyataan membawanya ke sini—ke tempat di mana seorang pria yang pernah begitu dekat dengannya, kini terbaring dalam kesendirian yang asing.
Taehyung. Nama itu terus menggaung dalam pikirannya, membawa rindu yang tidak terucapkan. Sudah seminggu berlalu sejak ia terakhir melihatnya, dan waktu yang memisahkan mereka seolah mempertegas jarak yang tidak bisa terlampaui. Seberapa dalam pun ia merindu, ia tahu, pertemuan ini bukanlah hal yang bijak. Janji yang pernah ia ucapkan pada Jungkook kini terasa retak, terhantam oleh dorongan hatinya sendiri. Namun, seperti halnya cinta yang mengalahkan logika, Yerin tidak mampu melawan keinginannya untuk melihat Taehyung sekali lagi—meski hanya dari kejauhan.
Setiap jengkal koridor yang ia lalui terasa memanjang, memperlambat waktu hingga seolah tidak bergerak. Hingga akhirnya, di depan pintu dengan tulisan tegas "Kim Taehyung", langkahnya terhenti. Tangannya terangkat, ingin membuka pintu itu, namun ragu tiba-tiba menyergapnya. Hatinya berseteru dalam diam, terombang-ambing di antara keinginan untuk bertemu dan kenyataan yang tidak mungkin dihindari.
"Mungkin ini bukan waktu yang tepat." Pikirnya. Kenangan akan hari itu—hari ketika Taehyung menatapnya dengan mata yang penuh kekecewaan—kembali menghantamnya. Mata itu seolah bertanya, “kenapa?” Dan Yerin tidak punya jawaban. Hanya keheningan yang menyelimutinya kini. Ia tahu, di balik dinding ini, Taehyung terbaring, dan di antara mereka terbentang sebuah jurang yang tidak terlihat, namun begitu dalam.
Perlahan, Yerin memutuskan untuk melihatnya dari kaca bening di pintu kamar. Tatapannya menerobos ruang itu, mencari sosok yang terbaring tidak berdaya. Di sana, Taehyung tertidur, raut wajahnya menunjukkan kelelahan yang mendalam, seakan memikul beban dunia di atas bahunya. Meski terlelap, ada kerutan di dahinya, seolah dalam tidurnya pun ia tidak bisa melarikan diri dari penderitaan yang menghimpitnya. Kedua tangannya terborgol di sisi ranjang—pemandangan yang menghancurkan hati Yerin. Seketika, perasaan sesak yang tidak tertahankan menjalar di dadanya, menyusup hingga ke dalam rongga hatinya. Air mata yang sedari tadi tertahan akhirnya jatuh, mengalir di pipinya tanpa bisa dihentikan.
"Kenapa harus seperti ini?" bisik hatinya. Taehyung, sosok yang pernah ia kagumi, kini tidak lagi menjadi pria yang ia kenal. Pria itu berada di ambang kehancuran, dan ia tidak tahu bagaimana cara menyelamatkannya. Hatinya bergulat dengan rasa bersalah dan ketidakberdayaan.
"Nona tidak ingin masuk?"
Suara lembut yang tiba-tiba terdengar membuat Yerin tersentak. Cepat-cepat ia menyeka air matanya dan menoleh. Di hadapannya berdiri seorang perawat, mengenakan seragam putih bersih, dengan senyum ramah yang menghiasi wajahnya. Lelaki itu tampak muda, namun dari matanya terpancar kebijaksanaan yang terpendam dalam ketenangan.
"Ah, tidak, terima kasih. Aku hanya ingin melihat keadaannya dari sini." Jawaban Yerin terdengar gugup, suaranya bergetar halus.
Perawat itu memandang ke arah Taehyung, lalu kembali menatap Yerin dengan tatapan penuh pengertian. Seolah ia memahami beban yang tengah dipikul gadis itu.
"Maafkan kami, Nona. Kami terpaksa memborgol tangan Tuan Taehyung, sebab selama seminggu terakhir, ia sering mengamuk dan merusak benda-benda di sekitarnya. Tidak ada perkembangan yang berarti dalam kondisinya." Suara perawat itu lembut, namun kata-katanya terasa seperti batu besar yang jatuh ke dalam air tenang hati Yerin, menciptakan riak-riak kegelisahan yang tidak bisa ia redam.
![](https://img.wattpad.com/cover/188944186-288-k891889.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows of Reflection
Fiksi PenggemarTaehyung dikenal sebagai sosok yang memiliki kepribadian baik, selalu siap membantu dan memberikan senyuman kepada orang-orang di sekitarnya. Namun, di balik kepribadiannya yang ramah, tersembunyi sebuah rahasia kelam: ia memiliki kepribadian ganda...