14. Terlambat

19 4 0
                                    



*****

Tania mengendap-endap seolah ia adalah penjahat dalam bahaya atau maling yang akan tertangkap basah mencuri , jam ditanganya sudah menunjukan pukul tujuh lebih lima menit. Sedangkan keadaan sekolah saat ini sudah sepi , menandakan bel masuk sudah berbunyi. Ia harus segera menuju ke kelasnya karena lima menit lagi bel jam pertama akan berbunyi .

Untung saja pintu gerbang disekolahnya sedang ada perbaikan , jadi ia tidak perlu lagi mengoceh dengan Satpam sekolahnya.

Ia berjalan sangat hati-hati agar tidak ada yang melihatnya . Namun naas ia melihat beberapa deretan siswa berbaris dengan rapi di Lapangan. Ia menajamkan penglihatanya , sekilas menyapu pandanganya
Ada Osis , dan beberapa siswa yang sering bersamanya ikut membersihkan Aula saat ia terlambat . Dan yang terakhir , Pak Bambang ?!

Sudah sangat jelas, itu adalah kumpulan siswa yang terlambat hari ini . Tania tidak boleh terlihat ia berpikir akan melewati halaman belakang untuk menuju ke kelasnya .

Namun tetap saja keberuntungan tidak berpihak padanya . Tampak seorang siswa disamping Pak Bambang menunjuk kearahnya . Sontak semua orang disana beralih memandangnya .

Gawattt !!!

Tania tak dapat berkutik , seketika samar - samar orang -orang menyebut namanya .

Ia sangat mengenali siapa yang menunjuk kearahnya , Gilang. Ia adalah salah satu siswa yang ikut terlambat , ia adalah teman sekelas Airin . Dan kini ia mulai menuju kearahnya .

Tania semakin gugup , ia terlalu sering terlambat , ia takut jika orang tuanya akan dipanggil ke sekolah , dan mengetahui bahwa ia sering terlambat .

Mengingat tentang Gilang ? , ia adalah masa lalu Tania .

Gilang adalah orang yang pernah ia sukai dulu , mereka bertemu saat menjadi peserta lomba Matematika yang diadakan di Sekolahnya . Namun itu hanya perasaan yang selalu ia pendam. Ia tidak ingin mengingatnya lagi .

Lupakan tentang Gilang, yang terpenting Tania dalam bahaya

"Hey " panggilnya

Seketika lamunan Tania bubar , kini Gilang berada di sampingnya . Mengagetkanya

"Lo terlambat kan ? Disuruh ke Lapangan sama Pak Bambang "

Tania hanya bisa meneguk ludahnya , apa yang akan Guru itu lakukan ? .

Tania mengangguk dan mengekori Gilang yang sudah berjalan mendahuluinya

Pandangan semua orang yang ada di Lapangan kini menuju kearahnya .

Tania mulai masuk kedalam barisan siswa. Baru saja ia melakukan posisi siap , semua siswa sudah dibubarkan . Semua siswa yang terlambat kecuali Tania dan Gilang sudah meninggalkan lapangan

Tania memandang kearah siswa lainya , mereka menuju ke pinggir lapangan dan bersiap untukk...

Lari ?!

Tania meneguk ludahnya , ia bisa menerka apa yang akan terjadi selanjutnya

Pak Bambang menghampiri mereka

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang