Aku menanyakan jawaban yang sudah didepan mataku
~Namtania Veronica
*****
Aldhino berdehem namun tak ada respon dari Tania
" Kata pak Alex latihan melukis bisa dimulai dari besok "
" Gue tau " pandangan Tania masih terfokus kearah depan. Mengingat kejadian beberapa akhir ini yang melibatkan dirinya dengan pria disampingnya ini
Aldhino membenahi posisi duduknya. Kini ia menghadapkan wajahnya kearah Tania . Ia memandang lekat wajah Tania dengan rasa canggung.
"Lo masih marah sama gue ?" pertanyaan itu terlontar begitu cepat dari mulut Aldhino
Namun Tania hanya diam tak menjawab.
"Lo kerjaanya marah terus ya. Heran gue sama lo , nanti lo cepet tua gimana ? " Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Aldhino, agar rasa canggung diantara mereka hilang
Aldhino pasrah , seketika waktu tak berpihak kepadanya . Sudah setengah jam mereka menunggu angkutan umum namun tak kunjung tiba.
"Lo gak dijemput sama pacar lo ?" pertanyaan yang tak diduga kembali terlontar dari mulut Aldhino
Dinding pertahanan Tania pun roboh. Pertanyaan macam apa yang ia dengar . Harapannya hanyalah Aldhino meminta maaf padanya. Namun Aldhino terlalu gengsi untuk mengucapkanya
"Lo bisa diam gak sih ?! " Tania membuka suara kembali
Aldhino kini menghadap ke Tania sepenuhnya. "gitu dong , lo ngomong jangan diam aja gue kira lo bisu " ucapnya disertai tawa
" Lo beneran gak dijemput sama pacar lo, yang anak SMA itu ?" lanjutnya
Tania menaikan alisnya . Apa yang dimaksud Aldhino itu Rio ? Ya ! Tidak salah lagi yang dimaksud pria menyebalkan ini adalah Rio . Rio Sujirman Palar
"Dia bukan pacar gue " ucapnya menjelaskan
"Terus siapa lo , calon pacar ?" Aldhino hanya bisa tertawa garing dengan Tania yang sudah menghadap kearahnya
"Iya . Puas lo ?! " Ucap Tania penuh penekanan. " Udah gue mau pulang , gue capek ribut terus sama lo " Tania bangkit dari duduknya dan menyetop Taxi yang sedang lewat didepanya
Aldhino hanya bisa terpaku diam mendengar pengakuan Tania. Kini ia hanya bisa menatap kepergian gadis itu .
*****
Teriakan Pak Bambang menggema seantero sekolah . Didepanya sudah berkumpul siswa- siswi yang terlambat . Asisten Pak Bambang yaitu pengurus Osis sedang mencatat nama siswa yang terlambat .
Salah satu siswi yang terlambat adalah Tania . Ia tampak resah, saat namanya dicatat. Namun nasi sudah menjadi bubur , ia harus menerima resiko dari perbuatanya .
"Kalian semua bapak hukum . Bersihkan Aula sepulang sekolah !" Ucap Pak Bambang dengan keras
Semua siswa pasrah akan perintah Pak Bambang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence
Novela JuvenilMencintai seseorang adalah hal yang biasa, namun jika dicintai balik olehnya bukankah itu hal yang luar biasa ? Ada dimana sebuah rasa suka hanya bisa dipendam, dibanding mengutarakan nya **** Namtania Veronica baru menyadari rasa sukanya terhadap...