04. Cahaya Pagi

27 5 0
                                    

Kedatangan cahaya pagi , hati ini mulai  tenang .

~Namtania Veronica

*****




Cahaya matahari masih belum menampakan dirinya Suasana pagi masih terasa begitu dingin membuat setiap orang malas untuk beraktivitas .

Namun tidak untuk keluarga ini .

"Aldhino , kamu sudah siap nak ?"

" Sebentar lagi Bu "

"Kalau sudah siap . Kamu bisa mengambil daftar belanjan dan uangnya di atas meja " Perintah Ratih. Ibu Aldhino

"Iya Bu " Aldhino segera menuju ke meja makan . Dan mengambil daftar belanja. "Dino berangkat dulu Bu "

"Iya nak hati-hati"

Dengan sepeda motor miliknya , Aldhino pergi ke Pasar untuk membeli pesanan Ibunya .

Sesampai di Pasar Aldhino mulai mencari beberapa pesanan yang di pesan Ibunya .

"Kok sedikit Di ? Gak seperti biasanya ?"

"Iya mbak, kata Ibu pesanan kue hari ini cuma sedikit " jelas Aldhino kepada penjual . " Berapa mbak total belanjaan saya ?"

"Tujuh puluh delapan ribu rupiah Di "

"Ini mbak " Aldhino menyerahkan selembar uang seratus ribuan

" Nih Di kembalianya "

" Makasih mbak. Saya pamit dulu "

Aldhino bergegas untuk kembali pulang . Setelah keluar dari areal pasar Aldhino masih menelusuri areal Parkir untuk mencari sepeda motor miliknya .

"Sial . Padahal masih gelap tapi Parkir udah rame aja " umpatnya kesal

Setelah beberapa menit . Aldhino menemukan sepeda motor miliknya yang berpindah posisi
" Ini pasti ulah tukang parkir "
Tanpa berpikir lagi Aldhino meninggalkan Pasar tersebut dan kembali pulang .

*****

Kring...kring...

Alarm masih berbunyi . Namun sang pemilik kamar masih tertidur pulas

Seorang wanita memasuki kamar tersebut .

"Tania bangun nak, katanya mau lari pagi "

Merasa terganggu, Tania membuka matanya . Dengan malas Tania mulai terbangun dari tidurnya

" Mama ini kan hari minggu kok bangunin Tania sepagi ini ? "

" Lho katanya mau lari pagi ?"

" Oh ya Tania lupa . Hari ini jadwal Tania lari pagi " Dengan sigap Tania menuju kamar mandi dan bersiap untuk lari pagi

" Tania pamit dulu ya ma " pamit Tania , yang sedari tadi sudah siap

" Iya nak hati-hati "

Dengan semangat yang membara Tania mulai berlari menelusuri dinginya kota Singaraja .

Aroma yang tak asing baginya, aroma Tanah basah adalah aroma yang tidak disukainya . Bukan hanya becek, banyak genangan air yang membuat perjalanan Tania menjadi sedikit terganggu .

Tania berlari dengan semangat . Membuat tenaga Tania semakin lama semakin berkurang . Dengan keringat yang membasahi tubuhnya bukti bahwa Tania sudah berlari cukup jauh .

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang