Tania mondar mandir tak karuan didalam kamarnya , seperti terhipnotis dengan ucapan Rio tadi sore menurutnya yang ada benarnya juga. Ia mencoba berpikir apa yang akan ia lakukan selanjutnya , tapi didalam otaknya ucapan Rio seakan melayang-layang.
"Apa gue suruh Rani aja ?" Ucapnya monolog. Sedetiknya menggeleng " Jangan-jangan nanti kalau Aldhino gak suka gimana ?"
Ya lo tinggalin , cari yang lain . Kalau memang dia gak suka jangan dipaksa . Hati gak bisa dipaksa
Haduhhh !!
Tania memegang kepalanya pusing "Kan jadi kepikiran saran Kak Rio terus"
Mungkin memang sudah lelah atau pasrah, ia membantingkan tubuhnya diatas ranjang miliknya.
Mending gue tidur aja
*****
Bel istirahat berbunyi , Guru kelas juga sudah pergi. Tanpa menunggu lama suasana kelas semakin sepi, kemana lagi kalau bukan ke kantin. Walaupun ramai asalkan perut terisi. Hehehehe
Tania yang malas pergi ke Kantin hanya bisa menenggelamkan kepalanya diatas tangannya yang sengaja ia lipat , Rani disebelahnya menggoyangkan bahunya kecil "Tan anterin gue ke kantin,yuk " Ucapnya memohon
Tania menggeleng namun masih dalam posisi semula
Rani berdecak lalu melenggang pergi
Bukanya apa Tania hanya malas saja melihat dua sejoli yang entah apa status mereka. Ya siapa lagi orang yang enggan ia temui .
Tania mulai bosan suara perutnya juga mulai terdengar, ia memutar tubuhnya kekiri dan kekanan bergantian. Berharap rasa pegal ditubuhnya hilang
Baru putaran pertama ia melihat pria yang ia kira akan makan berduaan di bangku pojok kantin bersama pujaan hati tercintanya. Namun nyatanya salah ia melihat Aldhino tengah membaca buku , entah buku apa ia tidak perduli
Tapi, melihat pria tersebut ucapan Rio kembali berputar diotaknya. Terlintas bayangan wajah Rio yang ia pikirkan membuat senyum picik muncul diwajahnya
Gue tau harus berbuat apa!!
Dilain tempat sepasang mata memperhatikan tingkah laku gadis didepanya. Ia menutup buku tulis yang sedari tadi ia perhatikan baru saja kakinya ingin melangkah kedepan, tiba-tiba Rani datang dengan membawa kantong plastik hitam yang entah apa isi didalamnya
Palingan juga makanan
Aldhino kembali duduk dikursinya, ia mengangkat LKS matematika sejajar dengan wajahnya. Menutupi wajahnya berharap tidak ada suara bising mengganggu konsentrasi belajarnya
Tania tampak girang ketika melihat Rani membawakanya makanan "Ranii ,baik banget sihh . Makasih "
"Jangan dihabisin !!" Ucapnya lalu duduk di Kursi miliknya "Makanya kalau disuruh ke Kantin jangan sok-sok an nolak . Laper sendiri kan Lo ?" Omel Rani namun Tania hanya nyengir sambil membuka bungkusan Tahu goreng dan langsung memakanya
Tokk..tokk..tokk
Suara ketukan terdengar dari arah pintu masuk , tampak perempuan cantik menunggu disana . Tania dan Rani menganggukan kepalanya seolah bertanya .Ada apa ?
"Aldhinonya ada ?" ucapnya ragu-ragu tanpa menghilangkan senyum diwajahnya
Rani membalikan wajahnya mencari sosok yang dicarinya "Reoval Aldhino noh dicariin sama Airin !!" Suara Rani seperti Toa membuat Tania disampingnya menutup telinganya
Tania menoleh kebelakang melihat Aldhino yang bergegas untuk berdiri.
Pantas saja cepat tanggap dipanggil pacarnya. Cobak gue yang panggil , boro-boro berdiri noleh aja nggak
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence
Novela JuvenilMencintai seseorang adalah hal yang biasa, namun jika dicintai balik olehnya bukankah itu hal yang luar biasa ? Ada dimana sebuah rasa suka hanya bisa dipendam, dibanding mengutarakan nya **** Namtania Veronica baru menyadari rasa sukanya terhadap...