18 .Rencana

14 2 0
                                    

Tania mondar mandir tak karuan didalam kamarnya , seperti terhipnotis dengan ucapan Rio tadi sore menurutnya yang ada benarnya juga. Ia mencoba berpikir apa yang akan ia lakukan selanjutnya , tapi didalam otaknya ucapan Rio seakan melayang-layang.

"Apa gue suruh Rani aja ?" Ucapnya monolog. Sedetiknya menggeleng " Jangan-jangan nanti kalau Aldhino gak suka gimana ?"

Ya lo tinggalin , cari yang lain . Kalau memang dia gak suka jangan dipaksa . Hati gak bisa dipaksa

Haduhhh !!

Tania memegang kepalanya pusing "Kan jadi kepikiran saran Kak Rio terus"

Mungkin memang sudah lelah atau pasrah, ia membantingkan tubuhnya diatas ranjang miliknya.

Mending gue tidur aja

*****

Bel istirahat berbunyi , Guru kelas juga sudah pergi. Tanpa menunggu lama suasana kelas semakin sepi, kemana lagi kalau bukan ke kantin. Walaupun ramai asalkan perut terisi. Hehehehe

Tania yang malas pergi ke Kantin hanya bisa menenggelamkan kepalanya diatas tangannya yang sengaja ia lipat , Rani disebelahnya menggoyangkan bahunya kecil "Tan anterin gue ke kantin,yuk " Ucapnya memohon

Tania menggeleng namun masih dalam posisi semula

Rani berdecak lalu melenggang pergi

Bukanya apa Tania hanya malas saja melihat dua sejoli yang entah apa status mereka. Ya siapa lagi orang yang enggan ia temui .

Tania mulai bosan suara perutnya juga mulai terdengar, ia memutar tubuhnya kekiri dan kekanan bergantian. Berharap rasa pegal ditubuhnya hilang

Baru putaran pertama ia melihat pria yang ia kira akan makan berduaan di bangku pojok kantin bersama pujaan hati tercintanya. Namun nyatanya salah ia melihat Aldhino tengah membaca buku , entah buku apa ia tidak perduli

Tapi, melihat pria tersebut ucapan Rio kembali berputar diotaknya. Terlintas bayangan wajah Rio yang ia pikirkan membuat senyum picik muncul diwajahnya

Gue tau harus berbuat apa!!

Dilain tempat sepasang mata memperhatikan tingkah laku gadis didepanya. Ia menutup buku tulis yang sedari tadi ia perhatikan baru saja kakinya ingin melangkah kedepan, tiba-tiba Rani datang dengan membawa kantong plastik hitam yang entah apa isi didalamnya

Palingan juga makanan

Aldhino kembali duduk dikursinya, ia mengangkat LKS matematika sejajar dengan wajahnya. Menutupi wajahnya berharap tidak ada suara bising mengganggu konsentrasi belajarnya

Tania tampak girang ketika melihat Rani membawakanya makanan "Ranii ,baik banget sihh . Makasih "

"Jangan dihabisin !!" Ucapnya lalu duduk di Kursi miliknya "Makanya kalau disuruh ke Kantin jangan sok-sok an nolak . Laper sendiri kan Lo ?" Omel Rani namun Tania hanya nyengir sambil membuka bungkusan Tahu goreng dan langsung memakanya

Tokk..tokk..tokk

Suara ketukan terdengar dari arah pintu masuk , tampak perempuan cantik menunggu disana . Tania dan Rani menganggukan kepalanya seolah bertanya .Ada apa ?

"Aldhinonya ada ?" ucapnya ragu-ragu tanpa menghilangkan senyum diwajahnya

Rani membalikan wajahnya mencari sosok yang dicarinya "Reoval Aldhino noh dicariin sama Airin !!" Suara Rani seperti Toa membuat Tania disampingnya menutup telinganya

Tania menoleh kebelakang melihat Aldhino yang bergegas untuk berdiri.

Pantas saja cepat tanggap dipanggil pacarnya. Cobak gue yang panggil , boro-boro berdiri noleh aja nggak

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang