Ji Sub and His Love Story

1K 18 0
                                    

Levin bergegas turun setelah ia dengan cepat menyisir rambutnya yang masih basah.

Kemungkinan besar rumah sudah rapi sekarang. Ia terlalu lama berleha-leha di kamar, dan itu membuatnya menyesal setengah mati sudah membuat janji dengan Ms. Kim.

Tapi keributan di bawah sana adalah dorongan utamanya untuk bergegas turun. Terdengar banyak gerutuan dalam bahasa Korea yang tidak ia mengerti, membuatnya frustasi.

Namun segera setelah ia tiba di dasar tangga, Levin hanya mampu terpaku di tempatnya. Memerhatikan hiruk-pikuk keluarga kecil di hadapannya.

Mr. Kang yang dengan sungutan di wajah terlihat tengah berusaha mematuhi perintah (kalau tidak pantas disebut omelan) dari Ms. Kim...

Ji Sub yang dengan susah payah berusaha mengangkut banyak sekali piring dan gelas kotor ke dapur sekaligus...

Ms. Kim sendiri, yang telah sukses memaksa Mr. Kang untuk memungut sampah plastik sisa snack yang bertebaran di sekitar sofa dan meja menuju dapur, kini tengah sibuk dengan penyedot debu di tangannya.

Momen kebersamaan yang selalu dirindukan Levin.

Perlahan, gadis itu menghampiri Ms. Kim yang sekarang sendirian di ruang tengah.

"Oh? Kau sudah membongkar kopermu?"

"Begitulah. Jadi apa yang bisa kubantu? Sepertinya semua sudah dibawah kendali..."

Ms. Kim menjawab dengan senyum. "Hm... Bagaimana kalau kau membantuku membeli snack di minimarket dekat sini? Kuharap kau pecinta snack, karena kami juga begitu..."

Keluarga ini gak kaku-kaku amat... Pikir Levin.

"Tentu aku suka snack, Mam. Tapi... aku tidak tahu dimana letak minimarket yang kau maksud"

"Tunggu sebentar" kata Ms. Kim singkat.

Setelah beberapa saat, ia kembali dengan dompet di tangannya.

"Ji Sub akan mengantarmu. Dan ini," Ms. Kim menyerahkan beberapa lembar uang yang diterima oleh Levin dengan canggung, kemudian melanjutkan, "beli snack apapun yang kau suka. Minta saran pada Ji Sub, dia ahli dalam hal itu"

Ji Sub, seolah telah mendengar percakapan itu, segera datang sambil memberi isyarat pada Levin untuk mengikutinya. Sikap otoriter yang ia tunjukkan, benar-benar mengganggu Levin. Belum lagi kekakuan yang mendominasi tindak-tanduknya. Sungguh sangat tidak menyenangkan untuk diajak berteman.

Ji Sub dan Levin berjalan dalam diam segera setelah mereka keluar dari lingkungan rumah, mendaki jalan menanjak di hadapan keduanya.

Udara malam yang menusuk membuat Levin menggigil pelan, mengalihkan fokus pikiran Ji Sub pada gadis itu dari sesuatu dalam otaknya.

"Kenapa? Kau kedinginan?"

Pertanyaan tak terduga itu membuat Levin menoleh kaget.

"Hah? Oh... Ya sedikit. Aku tidak pernah merasakan udara sedingin ini di Indonesia"

"Tentu saja, ini kan musim dingin. Tinggal tunggu waktu sebelum salju melapisi jalan"

Hening lagi.   

Setelah beberapa saat, Levin berusaha membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan.

"Jadi kau ketua..."

"Murid. Aku ketua murid di KIS" sahut Ji Sub datar, membuat Levin hanya bisa menjawab dengan anggukan.

"Kau sendiri... apa pernah menjabat di organisasi sekolah?"

Jalan tak lagi menanjak saat Ji Sub menanyakan hal itu. Maskot minimarket yang mereka tuju sudah terlihat di depan sana, sukses membuat Levin menghela napas lega.

Star SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang