Lembaran Usang Misterius

2 0 0
                                    

Saat kubuka pintu itu, bau apak menguar di udara.

Ah, entah sudah berapa lama tidak kutapakkan kaki lagi di ruangan ini. Aku terbatuk. Debu mengudara ketika aku mulai mengangkat beberapa barang dari tempatnya. Apa bisa aku membereskan semuanya hari ini?

Kuedarkan pandanganku ke penjuru kamar lamaku. Hufft .. Sepertinya akan memakan waktu yang lama. Baiklah ....

Sambil membereskan, tak henti kelebatan masa kecilku beterbangan dalam benak. Aku ingat, petak umpet adalah permainan favoritku. Aku dan kakakku selalu berlomba mencari tempat persembunyian yang paling aneh dan sukar ditemukan. Sekedar atas lemari atau pojokan rumah, sih, hal sepele bagi kami. Kakak malah pernah bersembunyi di atas pohon kelapa. Absurd kan? Pernah juga aku bersembunyi di dalam lubang setinggi 2 meter, ibuku sedang membangun saluran air kala itu. Aku menyeringai mengingatnya. Sepertinya saat itu kakak lupa atau lelah mencariku, jadi aku ditinggal begitu saja. Aku tersadar ketika matahari mulai bergeser. Hasil akhirnya bisa ditebak, aku yang hanya setinggi 110 cm, mana sanggup keluar dari lubang galian tersebut? Hanya bisa menangis dan menjerit sekencangnya, untung ibu yang kebetulan sedang melintasi kebun mendengarnya. Aku selamat. Namun tidak selamat dari ceramah berkepanjangan. Untung saja kakak juga ikut dimarahi. Ada temannya, lah. Haha.

Aku mulai merapikan rak buku lamaku. Memilah buku yang masih kuinginkan, dan membuang barang yang sudah tak terpakai. Rupanya banyak sekali kotak dan pernak pernik yang tak berguna. Heran, aku dulu orang seperti apa sih? Yang pasti sih, aku tidak seperti anak perempuan kebanyakan. Aku lebih suka bermain di luar bersama kakak dan teman-teman yang lain. Apalagi kalau sudah bermain Perburuan Harta. Haha .. Jadi, kami berdua senang sekali bermain Time Capsule. Kami mengumpulkan benda-benda yang kami sukai dalam kaleng atau kotak, lalu kami kubur dalam-dalam. Untuk titik temunya, kakak dan aku membuat Peta Harta Karun. Seru! Ah .. Aku jadi ingat, terakhir kami dimarahi ibu karena sembarangan menggali akar pohonnya yang baru ditanam, kakak berjanji padaku akan mengubur harta kesayangannya tanpa diketahui siapapun, suatu hari nanti. Hmm .. Masih penasaran, jadi tidak, ya, kakak melakukannya?

Beres. Sekarang lemari. Astaga banyak sekali bajuku rupanya! Huh. Kutaruh semua dalam satu karung sajalah, agar mudah. Nanti bisa langsung diberikan kepada yang menginginkannya.

Duh, debunya. Kukenakan lagi masker yang sempat kubuka tadi. Yak! Sudah kosong. Tinggal disapu dan dilap, persis seperti baru.

Eh, apa ini? Ketika membersihkan bagian dalam lemari dengan lap basah, tanganku menyentuh sebuah pintu kecil. Aku melongokkan kepalaku. Oh, kotak sekring lama, ditanam di dinding. Aku ingat pernah tersetrum di sini, karena mencolok lubang listriknya dengan besi. Ya ya .. Dulu memang aku agak sedikit memalukan, sedikit lo, ya. Namanya juga anak-anak.

Sepertinya pintu ini tidak dikunci. Penasaran, aku membukanya. Sekalian membersihkan bagian dalamnya, pikirku. Loh, kertas apa ini?

Selembar kertas usang terlipat rapi di dalam kotak tersebut. Terselip di antara bekas alat listrik yang tertinggal. Kok ada di sini? Misterius sekali rasanya. Aku meraihnya.

Lembaran apa ini? Otakku berputar, berusaha mengingatnya. Percuma, aku benar-benar tak tahu. Ah .. Jangan-jangan ....

Bergegas aku duduk di kasur tuaku, sambil terbatuk karena hempasan debunya. Aku tak peduli, ingin segera membuka kertas usang ini. Apakah ini peta harta karun yang akhirnya jadi juga dikubur oleh kakak? Aah penasaran aku jadinya! Benda apa ya yang ditanam? Masih bisa tidak ya aku menerjemahkan petanya, mengingat ibu sudah menebang pohon-pohon tua serta menggantinya dengan pohon baru. Atau malah letaknya di bawah pondasi gazebo yang baru? Duh .. Susah dong digalinya kalau begitu. Coba lihat dulu saja, lah!

Loh, isinya tulisan. Kok, tulisannya seperti familiar ....

"Kepada Yts. xxxx di Bogor.
(Yts. Artinya yang tersayang, yach!)

Bandung dulu baru jakarta,
Senyum dulu baru dibaca.

Apa kabar?
Aku udah nerima surat kamu, makasih, yach. Iya, nanti aku tunggu kamu datang ke sekolah aku di hari pertama aku masuk SMA. Tapi, sebenarnya kamu itu siapa, sich? Aku bingung juga mau kasih surat ini ke siapa, kan.

Pokoknya kalo surat kemarin itu benar dari kamu, aku tunggu, yach?

4 x 4 = 16
Sempat tak sempat harus dibalas.

Wassalam.
Puspa Sari."

...

Jadi maksudnya .. Ini surat yang dulu dicari, terus taunya hilang itu? Dan yang menaruhnya di sana .. Aku sendiri?

Jadi .. Aku udah bucin dari dulu?

...

Auto bakar aib.

#AiyPuspa
#30HariMenulis_Hari_13
Jumlah kata: 675 kata

30 Hari Menulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang