#30HariMenulis_Hari_17
Mengikuti tantangan untuk 30 Hari Menulis tanpa henti, merupakan suatu hal yang benar-benar baru untuk saya.
Rasanya sungguh luarbiasa. Rangkaian ilmu baru yang bisa saya pelajari, praktekkan, dan langsung dikritisi, membuat saya merasa sedang duduk kembali di bangku kuliah. Super!
Meskipun sayangnya, Kuliah Literasi ini memiliki efek samping yang cukup berat: menaikkan tensi darah.
Kepala saya sering cenut cenut memikirkan bagaimana jawaban yang tepat untuk setiap tantangan. Menjelang deadline seperti ini? Bunyinya berubah, menjadi cekot cekot. Kadang bersinergi, menjadi cenut cekot cenut cekot. Bahas apa sih ini? Plak!
Anyway, tema yang ditentukan hari ini adalah My Bucket List, dengan perintah untuk menuliskan 5 hal yang sangat ingin saya lakukan sebelum mati.
Tadi sempat membuat versi seriusnya, dan saya merinding sendiri. Jadi yasudahlah, mari kita selow, sungguh selow, tetap selow. Santai santai, jodoh nggak akan kemana. Eh.
Well, here it is!
1. Taubat
Ini jelas ya, saudara-saudara yang terkemuka. Saya rasa tidak akan ada orang yang ingin dijemput Sang Izrail sebelum dia mempersiapkan diri.
Taubat ini biasanya meliputi banyak hal. Yang pertama jelas taubat nasuha kepada Allah, dengan cara memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulangi semua kesalahan.
Kedua, menyelesaikan perkara dengan sesama manusia.
Meminta ridho suami, sungkem pada kedua orangtua, memohon maaf kepada sanak saudara, menyiapkan bekal anak-anak sepeninggal saya nanti ... Tuh, kan. Nangis lagi.Ketiga, menjaga diri dari perbuatan tercela. Coba pikir, memangnya saya mau dicabut nyawanya saat sedang nyinyir di kolom komentar tetangga? Duuh naudzubillahimindzalik ... Udah dosa, enggak ada hikmahnya pula!
Terbayang judul artikel portal berita online di hari berikutnya,
[Seorang penulis amatir ditemukan tak bernyawa saat sedang mengetik balasan komentar sebuah grup literasi. Diketahui dialah TS penyebab debat panjang tak berarti di artikel tersebut! Berikut screenshotnya.]Ogah.
2. Nego sama malaikat.
Which is, impossible to do. Jadi meskipun harapan tetap ada, skip aja.
3. Meninggalkan amalan jariyah.
Biarpun ruh sudah terpisah dari jasad, namun ada tiga perkara yang tetap mengalirkan pahala jariah kepada saya. Yah, kalau saya punya, sih.
Apa sajakah?
Ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakan orangtuanya, juga sedekah jariyah.Hitung-hitung untuk membantu menjaga saya dari siksa api neraka. Uh. Merinding lagi.
Poin pertama dan kedua, semoga dikabulkan. Poin ketiga ....
Saya ingin membuat suaka margasatwa terbesar di dunia. Termasuk suaka lautan juga.
Keren juga sepertinya, kalau saya bisa membuat dunia bersih dari sampah. Jariyahnya luarbiasa pasti.
Ah iya, untuk poin pertama, sebenarnya salah satu mimpi saya adalah menjadi seorang pendidik di pedalaman. It would incredibly amazing!
Apa lagi, ya? Oh. Menjadi pendiri gerakan Dunia Aman untuk Anak juga keren.
Ribuan kebaikan, demi menuai jutaan kebaikan!
4. Lunas hutang.
Seenaknya aja eike sampe lupa perkara ini.
Doakan ya, agar saya bisa lulus ujian Allah ini, sebelum Allah benar-benar memanggil saya pulang.
5. Pengalaman agar tak penasaran.
Membaca cerita horor, seringkali membuat saya berpikir bahwa apapun itu, mending dicoba. Biar enggak penasaran, apalagi sampe kebawa mati. Hiiy.
Enggak, deng. Setelah wafat, katanya sih ruh kita tidak akan berdiam di bumi. Tapi berdasar kalimat tanpa dasar di atas ... Boleh juga kalau saya merasakan sensasi, yang sangat duniawi sekali, seperti ini.
Tinggal di Afrika di pusat suaka hewan Savana.
Bungee Jumping.
Melanglangbuana ke Venesia.
Mendaki puncak Himalaya.
Keliling dunia.
Naik helikopter.
Terbang pakai baling-baling bambu.
Dan seterusnya.
Dan seterusnya.
Gitu aja terus sampe Detektif Conan akhirnya tamat.
- - -
Lalu apa inti dari tulisan ini? Saya juga enggak yakin akan jawabannya.
Yasudahlah, emang bener kata Bang Rhoma.
"Suatu saat pasti 'kan datang.
Saat saat paling menakutkan.
Sang malaikat pencabut nyawa,
'kan merenggut ruhmu dari badan."Rupanya udah dari dulu beliau tahu bahwa kematian akan datang. Eh, gimana?
#AiyPuspa
No 101
Jumlah: 595 kata