27

1.1K 115 17
                                    

"Ma, bisa aku dapat es krim hari ini?"

Yoongi menarik-narik pakaian ibunya, berharap mendapat sedikit perhatian karena ibunya terlihat asik berbincang dengan dua wanita yang adalah tetangga mereka. Mata Yoongi tak lepas memandangi sebuah kedai di ujung jalan. Terpampang jelas papan bergambar es krim aneka warna dengan tulisan lucu menghias disana. Yoongi tidak tahan melihatnya, apalagi sekarang tengah musim panas, dan cuaca cukup terik sampai membuat Yoongi haus sesuatu yang manis-manis.

Pandangannya tertuju kembali pada sang ibu. Wanita paruh baya itu sama sekali tidak terganggu akan ocehan Yoongi yang kian menjadi karena menginginkan sebuah es krim.

"Ma, ma, belikan Yoongi es krim. Satu saja, Yoongi ingin sekali. Mama?!"

Yoongi mulai merajuk sambil menghentakkan kakinya kesal. Karena Yoongi kian bertingkah, ibunya pun menengok ke arah sang anak, mendapati si kecil mengerucut dengan kedua pipi memerah karena menahan kesal.

"Iya. Sebentar, Yoongi, nanti mama belikan," katanya kemudian mengacak rambut Yoongi saking gemas, "Atau kamu mau pergi membelinya sekarang. Akan ibu awasi dari sini, bagaimana?"

Yoongi meloncat-loncat kegirangan, meriah selembar uang kertas yang diberikan ibunya.

"Jangan lari, oke? Kamu tidak mau terjatuh seperti kemarin, kan?"

Ibunya menunjuk plester yang menempel di lututnya. Kemarin Yoongi jatuh sebab berlari di halaman rumah saat menyambut ayahnya yang baru pulang kerja. Bukan luka parah, hanya saja Yoongi menangis hampir setengah jam karena takut melihat goresan yang mengeluarkan darah.

Yoongi mengangguk patuh lantas berjalan pelan-pelan ke kedai es krim di ujung jalan sambil di awasi ibunya dari kejauhan. Yoongi itu anak yang pemberani, bukan anak manja yang harus di antar saat hendak ke tempat yang bisa ia tuju. Dengan kedua kaki mungilnya, Yoongi mempercepat laju jalannya saat beberapa langkah lagi sampai di depan kedai. Ada banyak jenis es krim di sana, Yoongi bahkan kebingungan ingin yang mana untuk di beli, terlalu banyak warna hingga bentuk yang lucu.

"Halo, nak. Kau ingin es krim?"

Yoongi mengangguk-angguk menunjuk es krim berwarna merah di balik kaca. Oh, ada juga warna kuning bercampur biru muda. Yoongi tidak tahu itu rasa apa tapi kelihatan enak. Ada juga rasa coklat yang di baluri kacang, juga bentuk boneka dengan mata dan hidung serta mulut. Beberapa saat kemudian Yoongi melambai-lambaikan uang kertasnya kepada penjaga kedai itu.

"Apa kertas ini bisa membuatku punya semua es krim mu?"

Si penjaga kedai mengambil uang kertas Yoongi. "Maaf, nak. Tapi kau hanya bisa dapat dua es krim dengan uang ini?"

"Tidak bisa semuanya?"

"Tidak bisa"

Dagu Yoongi bertopang pada kaca di meja es krim. Ia sedih tidak bisa dapat semua es krim padahal ia mau semuanya.

"Kau ingin rasa apa?"

"Ehm, cokelat...dan yang warna pelangi. Apa boleh?"

Ada senyum terukir di wajah si penjaga kedai, ia mengangguk lalu mengambil es krim yang Yoongi mau untuk di masukkan dalam kresek. Yoongi pun mengambilnya dengan perasaan senang juga wajah berbinar-binar.

"Eh?" Yoongi mengernyit heran melihat isi kreseknya.

"Ku beri satu gratis untukmu"

Setelah mengucapkan terima kasih, Yoongi kembali pada ibunya sambil terburu-buru. Sebelah tangannya menggenggam tangkai es krim sedang tangan yang lain menenteng kresek berisi es krimnya. Dari kejauhan ibunya menggeleng melihat Yoongi berlari, senyumnya lebar sekali sampai-sampai matanya tertutup.

PARADOX WHISPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang