08

1.8K 238 22
                                    

Kira-kira sudah hampir seminggu Yoongi tinggal bersama Seokjin, dan sekarang sudah waktunya bagi Yoongi untuk kembali ke rumah.

Menghabiskan waktu bersama Seokjin sudah cukup membuat Yoongi tenang dan tidak merasa tertekan seperti sebelumnya. Apalagi sekarang Yoongi benar-benar yakin jika Taehyung pasti punya alasan masuk akal mengenai perihal perbuatannya beberapa waktu lalu.

Di dalam kamar, Yoongi mulai membereskan barang bawaannya selagi menunggu Namjoon kembali dari kantor untuk mengantarnya pulang. Dan Seokjin, dia sibuk memasak bekal makanan untuk Yoongi bawa pulang, soalnya menurut dia Yoongi pasti tidak punya bahan makanan sebab seminggu tidak di rumah. Ya, Yoongi menurut saja, membiarkan Seokjin melakukan apapun yang dia mau tanpa menyuarakan sedikitpun penolakan.

"Hubungi kami kalau kamu butuh sesuatu," kata Seokjin setelah menerima telepon kalau Namjoon sudah menunggu di luar pagar.

Yoongi mengangguk. "Tentu. Terima kasih mau menerimaku di rumahmu, Seokjin. Kamu juga jangan sampai kelelahan, dan jangan sungkan jika kamu butuh teman bicara. Aku akan menyempatkan diri untuk kemari setiap minggu atau setiap ada waktu luang. Dan jangan lupa juga minum obatmu tepat waktu."

Satu pelukan hangat Yoongi dapatkan dari Seokjin. Oh, ini agak canggung sebab sudah lama sekali tidak ada yang memberinya pelukan, dan itu pun karena Yoongi biasanya selalu berhasil menghindar.

"Hati-hati di jalan"

Yoongi pun kembali kerumahnya yang sudah seminggu ia tinggalkan. Sialnya, ada murid teladan pembuat onar di depan sana.

Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook.

Yoongi pikir pesan singkat yang Jungkook kirim padanya siang tadi sepulang sekolah hanya bualan, tapi rupanya si keturunan Jeon memang serius datang ke rumah. Yang paling menyebalkan, ada tiga pria dewasa yang ikut menemaninya.

"Hyung, siapa mereka?" Namjoon bertanya setelah memarkir mobilnya tidak jauh dari mobil lain di depan rumah Yoongi.

"Jangan tanyakan padaku. Aku hanya kenal satu, tidak dengan tiga orang berjas hitam"

Yoongi lalu melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil diikuti Namjoon yang membantu membawa kopernya.

Empat orang yang lebih dulu muncul di sana lantas memandang kedatangan Yoongi dan Namjoon. Apalagi Jungkook yang langsung berteriak heboh.

"Pak Min! Astaga, aku merindukanmu!"

Tubuh Yoongi diterjang pelukan kelewat erat, sampai sang empunya memekik tertahan karena sesak.

Namjoon terbelalak melihat antusiasme berlebihan dari pemuda bergigi kelinci yang tampaknya tak sedikitpun berniat melepas pelukannya. Sedang tiga penjaga si bocah membuang muka menahan tawa.

"Jungkook tungg..lepas bod..aduh tulangku bisa patah.."

Pelukan pun di lepas, Jungkook tersenyum semringah bak orang kesetanan sampai senyumannya luntur seketika begitu mendapati Yoongi datang bersama seseorang yang sama sekali tidak dia kenal.

Raut muka Jungkook mendadak berubah masam, tidak senang akan kedatangan seorang yang mengantar guru kesayangannya.

"Selamat sore. Anda ini bukan pacar Pak Min, kan?" tanya Jungkook tiba-tiba dengan nada sopan yang langsung di balas pelototan tajam oleh Yoongi.

Namjoon yang juga tak kalah kaget di beri pertanyaan aneh menggeleng cepat sebab tak sempat menyusun kalimat tanda keberatan.

"Syukurlah, soalnya Pak Min sudah ku kontrak seumur hidup"

Yoongi menepuk jidat mendengar penuturan Jungkook yang memang sungguh kelewat tak masuk akal. Mulutnya itu selalu ceplas-ceplos jika menyangkut apapun yang menurutnya mengandung kebenaran.

PARADOX WHISPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang