6

93 8 4
                                    

Corbyn memasuki kelas terlebih dahulu dan aku mengikutinya di belakang.

"Hai." Jonah melambai padaku.

" Jonah, ngapain Lo di sini. Harusnya kan Lo kakak tingkat gw." Kataku.

" Jangan seperti itu pada kak Jonah . Kau sangat tidak sopan. Kau memanggilku kakak karena aku lebih tua darimu kan. Lalu kak Jonah ini bahkan lebih tua dariku. Tapi mengapa kau hanya menyebut namanya saja." Sanggah corbyn.

Jonah hanya mengangkat tangannya mengisyaratkan ' gw nggak papa kok'.

" Lo duduk di depan gw." Kata Jonah sambil menunjuk bangku yang ada di depannya.

"Nggak ahhh . Lo nggak tau selogan 'Yamaha semakin di depan'. Ya gw mau duduk di depan lah." Kataku langsung meletakkan tas di meja terdepan.

Belum sempat tas gw nyentuh meja. Ehhh si corbyn rebut tuh tas gw
" Gw duduk di sini." Wajahnya tersenyum tapi berkesan memerintah.

" Dan Lo duduk di sini ok." Katanya sambil meletakkan tas ku di belakang mejanya . Yahhh secara langsung maupun tidak langsung di depannya si Jono.

Nggak punya pilihan lain dong gw . Dari pada ribut. Ya gw pilih duduk aja deh di meja itu.

Jonah tersenyum di belakang.


" Ini kenapa kelas sunyi bat dah kek hati gw." Kataku membuka pembicaraan.

Corbyn membalikkan tubuhnya.
" Ya emang gitu rencananya. Nih lokal khusus buat Lo." Katanya sambil tersenyum.

" Khusus kak corbyn bilang. Maksudnya?."

"Nanti Lo juga bakal tau ." Balasnya dan kembali menghadap depan.

Beberapa saat keheningan kemudian.

"Hai . WhatsApp?."

" Ini bukan wa😑." Kata Jonah

" Hello bro." Kata corbyn .

" Hy. Kak Jack ." Sapaku.

"Cih. Sok akrap ." Cibir Jonah.

"Hy juga pertukaran mahasiswa." Jack balik menyapa.

" Hehheh ." Aku tertawa geli karena nama panggilanku.

" Nggak ada yang lucu." Kata Jonah dengan muka datarnya .

Sontak aku pun menghadap ke belakang dan menggebrak meja.
Dia tersentak(kaget kali) namun kemudian kembali ke ekspresi datarnya.

"Guys!."

Suara ini. Suara serak bikin hati gw ngilu.
Ya itu Zach lah.
Pokoknya Zach duduk di sebelah gw. Biar gw bisa cerita cerita ke dia dan ujung ujungnya cinlok ( azekkk , harapannya sih gitu guys)

Aku langsung mengisyaratkan tanganku untuk mengarahkan Zach duduk di sampingku.

" Kau duduk di depan Zach. Yang duduk di samping wanita ini Daniel. Iya kan Daniel?."

Daniel yang baru saja datang pun segera mengiyakan. Daniel merasa begitu istimewa hari ini. Karena tak biasanya dia di sediakan meja . Malahan biasanya mejanya sengaja di keluarin sama para member ( karena datang selalu telat. Sering ketinggalan diskusi. Jadi semacam hukuman gitu deh. Kurang ngerti juga gw.)

Zach hanya bisa memasang wajah bingung namun menuruti keinginan member tertua why don't we tersebut.

"Ahh anu zac____." Kataku Terpotong lagi.

" Good morning guyssss." Sapa pak dosen.

Arghhhhhhhh( frustasi).
Sontak aku pun berdiri dari bangku.
Dan menghentakkan kaki , menghadap ke belakang dan menghampiri Jonah.
Mencengkram kerah bajunya.

" Kau!." Kata dosen
Pergerakkan ku terhenti.
" Keluar dari kelas saya sekarang!!."

" Tapi pak."
" Tidak ada tapi tapian. Keluar sekarang!".

Nggak, nggak, nggak itu nggak boleh terjadi.

Corbyn melambaikan tangannya di hadapanku ini ntuk membuyarkan lamunanku.

" Apa yang kau pikirkan? Apa kau baik baik saja?. Perhatikan pelajaran. Kalo kau gagal maka kau akan di pulangkan sebelum waktunya."

Aku pun tersadar.
" Aku nggak mungkin ngelakuin tindakan nggak etis seperti itu ke Jonah. Posisi gw bisa terancam dan misi gw ke Zach nggak a akan berhasil." Kataku dalam hati.

Aku pun melihat ke arah depan sedikit serong. Ada Zach di sana.
"Wajahnya yang serius. Tampan bgt." Kataku pelan sambil tersenyum.

Jonah yang melihatku memperhatikan Zach pun menggoyangkan kursiku dari belakang menggunakan kaki nya.

Sontak aku pun kaget . Dan langsung menghadap ke belakang sambil memasang muka super datar.

"FOKUS."  Kata Jonah.

Aku pun memalingkan wajahku dari Jonah ke daniel.

"Fokus." Katanya.

Aku pun segera memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan pelajaran di depan.
"Peringatan mereka ada baiknya juga." Kataku dalam hati.



















Unblievable Zach [ Why Don't We ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang