"met pagi guys." Kataku menyapa kelas dengan ceria. Sambil menuju mejaku dan duduk.
"Lah, Lo udah nggak sedih lagi.?" Tanya Jack.
"Iya ceria amat, cem matahari." Sahut corbyn.
"Etdahhh matahari itu cerah bukan ceria." Sanggah Daniel.
"Cerah atau ceriah ituh bedah tipish." Corbyn melakukan pembelaan( pembelaan Lo nggak jelas)
"Cem snake." Jack menyahut.
"Makanan ringan?. Lo kan suka makanan ringan . Berarti Lo suka gw kan. Ngaku nggak Lo." Kata corbyn menunjuk nunjuk wajah jack.
"Serah lu ogeb." Jack mencela.
"Jaga mulut mu mas." Daniel memasang ekspresi sedih yang di buat buat.
"Emang gw bego ya? Kok gw nggak nyangka sih?."
Si corbyn bertanya tapi semua pada pura pura nggak denger karena unfaedah bgt ngeladenin pembicaraan orang bego tapi nggak berasa.
Jonah hanya diam memasang wajah datar sambil mendengarkan percakapan unfaedah teman temannya.
"Yah,,, setidaknya gw nggak perlu ketularan begonya Lo pada." Katanya dalam hati.Aku pun memilih diam saja.
Sepersekian detik kemudian aku menoleh ke belakang dengan tiba tiba.
Jonah tampak sedikit kaget."Paan Lo . Tiba tiba noleh ke belakang. Biasanya Lo nggak pernah mau noleh ke gw. Kecuali gw yang minta." Kata Jonah. (Tadi kaget, sekarang wajahnya datar bgt kek apalah gitu nggak ngerti juga gw)
"Oooh, itu. Selamat pagi Jonah." Kataku sambil tersenyum di hadapannya.
" Lo mau nyapa gw doang .?
" Iya , soalnya gw udah nggak sedih lagi di tinggalin ama my unbelievable Zach. Gara gara kata unbelievable Jonah. Ngakak so hard dong gw. Tadi malam aja gw masih kepikiran." Kataku sambil tertawa dihadapan Jonah.
Jonah tersenyum.
Aku pun berhenti tertawa.
Suasana jadi akward bgt." Morning guys, we start now." Dosen menyapa dan langsung mulai pelajaran. (Cem nggak ada titik koma nya aja ni dosen. Ngegas aee).
Aku pun segera menghadap ke arah depan.
"Thanks God."
"Tapi kenapa gw jadi gugup gini sih." Kataku dalam hati.Meanwhile.
"Gila ni orang. Kaget bgt gw. " Kata Jonah dalam hati.
Jonah memang memasang wajah datar namun dalam hatinya dia tertawa dan berteriak sekencang kencangnya karena senyuman gadis itu.
Sampai dia tidak mampu lagi menahan ekspresi wajah datarnya dan kemudian tersenyum ketika melihat wanita dihadapannya sekarang tengah tertawa.Karena sebuah senyuman .
Gadis itu berhenti tertawa."Sial. Ini alasan kenapa gw nggak mau senyum di depan dia."
****
Jam kelas sudah habis.
Hanya tinggal aku dan Jonah di kelas."Heyyyy. Ada yang mau gw omongin." Kata Jonah menghampiri mejaku.
Aku yang sedang membereskan barang barang di atas meja pun menghentikan aktivitasku.Akupun segera menjulurkan kedua tanganku di hadapannya.
"Nggak bukan itu. Hari ini gw nggak punya pesan buat siapapun."Aku pun hanya mengangguk.
"Oh iya. Gw juga mau ngomong sesuatu juga. Lo nggak jadi ngomong?. Yaudah deh gw aja kalo gitu"Jonah hanya mengangkat satu alisnya.
Ni anak suka bgt mengambil kesimpulannya sendiri Jonah."2 hari lagi gw bakalan balik."
"Balik? Maksud Lo apaan?." Tampak mimik Jonah sangat penasaran sekarang.
" Ya, gw bakalan balik ke negara gw."
"Lo kenapa sih?!. Bukanya Lo masih punya waktu 3 Minggu lagi ?." Kata Jonah setengah berteriak.
"Besok Zach bakalan pulang." Kata Jonah sambil memalingkan wajahnya."Gw tau kok. Setidaknya Gw masih punya 1 hari buat bisa ketemu Zach kan." Kataku sambil tersenyum getir.
Jonah menarik bahuku .
Wajahnya begitu dekat denganku sekarang.
"Gw janji. Gw nggak bakal nyuruh nyuruh Lo lagi buat nganterin pesan gw yang gak guna itu."Ucapan Jonah sempat terhenti.
" Gw nggak bakalan muncul tiba tiba di malam hari di depan rumah Lo lagi."Aku hanya mengangkat satu alisku ( isyarat tidak mengerti)
Dia mengangkat 2 jari(telunjuk dan tengah membentuk V)
"Gw janji nggak bakalan coba nyejauhin Lo dari Zach lagi.
Gw nggak bakalan melakukan perbuatan jahat lagi. Termasuk bohong ke elo." Mimik Jonah sedikit sedih. Dia melepaskan cengkraman nya di bahu gw . Dan memasukkannya tangannya ke dalam saku hoddie miliknya."Asal Lo nggak balik ke indo." Sambung nya.
"Ini bukan masalah Lo jahat atau gimana . Keputusan gw udah bulat . Gw lebih tau diri gw sendiri ketimbang orang lain. gw rasa itu yang yang terbaik." Kataku berusaha meyakinkan Jonah.
Jonah tampak berfikir sesaat.
"Yaudah kalo memang itu mau Lo."
"Sekarang Lo pulang gih."Akupun memasukkan barang barang kedalam tas dan menyandangnya.
Lalu beranjak pergi."Tunggu." Kata Jonah. Akupun menghentikan langkahku . Lalu berbalik.
"Entar sore gw jemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unblievable Zach [ Why Don't We ] END
FanfictionEight letter bukanlah kata yang sulit untuk di ucapkan. Big plans : "Aku harus bertemu my unbelievable Zach , bagaimanapun caranya!. " Gaje sumpah. Nggak boong gw.