7

91 9 4
                                    

"ok guys. Time is over now. Kalian bisa pulang untuk beristirahat."

"Yes sir." Kata kami berbarengan.
(Ceilahhhh, aku sama para personel why don't we udah jadi 'kami' dong)

" Yaudah ,aku duluan ya guyssss. Aku lagi buru buru soalnya." Kata Zach.

Gegara kesenangan sama kata 'kami'
Gw sampai nggak sadar Zach udah keluar kelas sekarang. Gw kan belum sempat ngomong😖.

Aku bergegas membereskan barang barang di mejaku dan memasukkannya ke dalam tas.

Segera beranjak. Untuk menyusul Zach.
Beberapa langkah.
"Aduh ,aduh, aduh,." Kataku.

"Lo nggak lupa kan. Besok Lo udah mulai jadi ponsel gua." Kata Jonah.

"Iya iya. Gw ingat kok . Gw jadi babu Lo kan mulai besok sampai hari terakhir gw di sini! Puas Lo!. "Kataku berteriak.

" Tapi ini rambut gw nyangkut di tas. Lo jangan tarik tarik tas gw dong sakit tau ." Kataku .

"Oooooo , yaudah kalo Lo inget." Kata Jonah masih khas dengan muka datar nya. Lalu memasukkan tangan ke dalam saku hoddie miliknya.

"Lama lama gw jadi curiga deh Ama ni orang. Apa itu hobby atau emang ada yang dia sembunyiin sih😕." Kataku dalam hati.

Masa bodoh. Gw harus nemuin Zach.
Gw lari ngejar Zach.
" Lahh tuh anak udah nggak keliatan lagi dong. Cepet banget ngilangnya."

Masih sambil jalan.
"Nah tuh dia. Tapi. Hey Zach!!" Aku berteriak sekencang mungkin. Tapi Zach sudah keburu masuk mobil dan mobilnya langsung jalan ninggalin gw.
(Cup cup cup,kadang wattpadj juga nggak indah indah bgt)

"Sialan bgt sih tuh Jono!." Kataku sambil mengumpat ,sambil jalan, sambil nendangin batu, sambil...

Tin tin tin
( Ceritanya bunyi klakson mobil)
"Rumah Lo dimana?."

"Paan si Lo Jonah. Jangan sok care deh. Lo pikir kalo Lo ngasih gw tumpangan gw bakalan mau gitu." Kataku sambil menunjuk-nunjuk wajahnya.

" Jangan pikir gw pecinta cowok romantis bad boy kek Lo. Lo salah besar." Sambungku.

"Emang gw pernah bilang , kalo gw mau ngasih Lo tumpangan?."

"Aaaaaaa..." kataku kikuk
"Terus Lo ngapain ngelaksonin cewek di pinggir jalan. Lo mau godain gw. Iya kan. Ngaku nggak Lo!."

Jonah memutarkan bola matanya.
" Gw cuman mau mastiin kalo Lo nggak kabur buat jadi ponsel gw . Itu doang.
Kalo Lo kabur kan gw bisa datengin rumah Lo. Biar sekalian gw mutilasi Lo disana." Katanya sambil berlalu mengendarai mobilnya.

" Paan sih Lo . Nggak lucu tau nggak!." Kataku berteriak."

Mobil Jonah melaju tanpa memperdulikan wanita yang sedang mengumpati dirinya .

Ku ambil batu yang ku tendangi sedari tadi. Lalu ku lemparkan ke arah mobil Jonah.

Prang.
(Ceritanya Suara Mobil yang kena lemparan  batu si aku).

Mobil Jonah berhenti.

"Aduh mampus gw. Udah ngerusakin ponsel. Perbaikannya harus ngorbanin harga diri ( jadi babu), belum lagi adek gw juga gw korbanin (si aku menganggap uang adalah saudara nya adiknya, kakaknya, abangnya.) Dan sekarang gw ngerusakin mobil . Yaelahhh gw udah nggak punya apa apa lagi yang bisa gw korbanin."

Segera berbalik dan menutupi wajahnya menggunakan tangan.
"Mampus gw. Bisa bisa gw di mutilasi beneran nih Ama si Jonah."
Berlari menghindari tatapan Jonah biar nggak terciduk.(nggak siap buat di mutilasi katanya).

Jonah melihat kelakuan gadis itu dari dalam mobil melalui kaca spion.
Dia membuka kaca mobilnya perlahan dan mendapati baret yang cukup kasar di bagian pintu mobil.

Jonah melihat gadis itu berlari sambil menutupi wajahnya.
"Terlihat sekali kau sangat takut." Katanya.

Kemudian tersenyum.

Unblievable Zach [ Why Don't We ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang