Chapter 1

440 119 163
                                    

TERKUTUKLAH siapapun itu yang dimaksud oleh Aska. Kali ini, singa SMA Cakrawala murka. Ya, siapa lagi kalau bukan Alpha Archenar Galtero. Laki laki paling ditakuti di sekolah ini namun juga paling dikagumi karena parasnya yang tampan. Memiliki alis tebal, hidung mancung, mata hazel, rahangnya yang kokoh. Ditambah dia memegang andil disini karena merupakan anak dari pemilik sekolah.

Aska adalah suruhannya yang sering dia perinatah melakukan apapun itu. Kenapa Aska menurut dengan senang hati? Karena nyawanya berada di tangan Al. Laki laki bernama Alpha yang sering dipanggil Al itu bisa melakukan apapun termasuk mengeluarkan orang dari sekolah. Tidak ada yang bisa melawannya, bahkan guru guru pun tidak berani.

Setelah Aska pergi dengan membawa informasi tadi. Alpha, ia merasakan rahangnya mulai mengeras. Temannya yang melihat dibuat bingung akan sikapnya. Chiko Hernando dan Juan Luciano mereka berdualah sahabat dekat Alpha.

Chiko menyikut lengan Juan yang sedang memakan permen karet yang langsung membuatnya menoleh. Juan menatap Chiko dengan tatap bertanya. Chiko yang mengerti pun langsung menunjuk Alpha dengan dagunya membuat Juan menoleh ke arah Alpha.

"Woy, Al! Kenapa lo? Nahan boker?" Tanya Juan yang langsung di hadiahi tatapan tajam oleh Al yang dibalas cengiran oleh Juan.

Al menarik napasnya dalam-dalam. Setelah itu dia langsung tersenyum. Senyumnya seakan akan meremehkan, "Sepertinya ada yang udah ga betah sekolah disini," ujarnya.

*****

Adara menyantap bekalnya dengan lahap. Ya, gadis itu membawa bekal yang dimasaknya sendiri tadi pagi di Apartemennya. Walaupun dia tinggal di Mansion dulu yang sudah pasti apa-apa sudah ada yang melayani.

Namun itu tidak membuat Adara seperti perempuan yang tidak pernah menyentuh alat dapur sedikitpun. Karena Adara jika dalam urusan memasak dialah jagonya.

"Ra.." bisik Nayara di sebelahnya.

"Hm," balas Adara singkat.

Adara lebih memilih menikmati makanannya tanpa memperdulikan sekitar. Begitulah dia, jika perutnya sudah memintanya untuk di isi maka apapun bisa ia abaikan.

"Lo gatau?" Tanya Nayara dengan nada pelan.

"Gatau dan gamau tau," Adara masih fokus memakan bekalnya.

"Ck! Lo mah! Mending kita pindah aja deh, perasaan gue ga enak," pintanya.

Adara hendak menjawab. Namun belum sempat ia menjawab sebuah gebrakan meja membuat keduanya terlonjak kaget.

Brak!

"Mampus gue," batin Nayara berbicara.

Sebuah gebrakan kembali terdengar. Kali ini Adaralah yang menggebrak meja tersebut.

"Woy! Maksud lo apa hah!" Pekik gadis itu dengan nada menantang membuat lawan bicaranya melotot kaget tak percaya.

"Gila aja ini cewek. Emang dia gatau apa siapa gue," batin Alpha.

"Lo!" Alpha menunjuk Adara dengan jari telunjuknya, tak lupa dengan penekanan di kalimatnya.

"Apa hah!"

Adara, gadis itu memang tidak ada takut-takutnya sama sekali. Karena ia merasa disini yang salah bukan dia. Jadi untuk apa harus takut? Sedangkan Al, ia mulai geram. Rahangnya mengeras.

"Lo gatau siapa gue?" Tanya Al menahan amarahnya. Jika saja yang berhadapanan di depannya kali ini bukan perempuan sudah ia pastikan nama tinggalah nama.

Adara tersenyum meremehkan, "Emang lo siapa yang buat gue perlu tau? BarbaraPalvin? Bukan. Kyle jenner? Bukan. Mimi Peri? Juga Bukan," sahutnya santai.

"Kurang ajar lo ya! Gue Alpha Archenar Galtero. Kesalahan lo adalah udah lancang duduk di tempat gue. Ini wilayah gue asal lo tau!" Tegas Alpha mulai geram.

Seisi kantin yang menyaksikan adegan tersebut terlihat menampilkan ekspresi ketakutan. Baru kali ini ada yang seberani ini dengan seorang Alpha Archenar Galtero.

"Ini kantin umum kalik! Seenak jidatnya lo bisa mengklaim ini tempat lo. Lagian tempat lain masih kosong," sergah Adara.

Alpha sekarang benar benar geram. Ia membaca sekilas name tag di seragam gadis itu. Adara Aludra F. Alpha menghela napasnya lalu tersenyum namun senyumnya kali menyimpan segudang tanda tanya bagi yang melihatnya.

"Lo sekarang lolos. Tapi lo inget ini baik baik, seorang Alpha Archenar Galtero ga bakal tinggal diam," ujarnya dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.

Siapapun yang melihatnya pasti sudah bergidik ngeri. Berurusan dengan seorang Alpha menurut mereka sama saja seperti masuk neraka secara perlahan. Namun berbanding terbalik dengan Adara. Gadis itu nampak santai tanpa ada sedikitpun rasa takut di wajahnya.

Juan menyikut lengan Nayara. Ia berbisik " Temen lo hebat," ujarnya.

Juan dan Chiko sedikit berdecak kagum karena baru kali ini sahabatnya membiarkan mangsanya sendiri lolos.

Biasanya jika laki laki mungkin dia sudah berakhir di UKS. Jika perempuan Al biasanya menyuruhnya melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya sendiri. Misalnya Si Andin dari kelas XI IPS 2 sempat ia suruh mengerjakan tugas makalah sejarahnya.

"Cabut!" Ujar Alpha singkat

Mereka bertiga lalu meninggalkan kantin yang membuat seisi kantin bisa bernafas lega. Nayara yang dari tadi terdiam kini menjatuhkan dirinya ke kursi yang tadi didudukinya dengan pasrah.

"Gue gatau lagi, lo nekat tau gak!" Ucap Nayara tak menyangka.

Adara duduk kembali di kursi yang tadi ia duduki. Gadis itu malah melanjutkan kembali makanannya yang sempat tertunda. Nayara langsung dibuat melongo dengan tingkah Adara yang baru menjadi temannya sejak dua jam yang lalu.

"Astaga Adara! Lo bahkan bisa-bisanya bersikap santai kayak gini setelah kejadian tadi?" Tanya Nayara tak percaya.

"Sttt! Lo bisa diem gak? Lo itu cerewet," tutur gadis itu.

Nayara memijit pangkal hidungnya frustasi, "Lo beneran gatau siapa Alpha?" Tanyanya yang dibalas gelengan santai oleh Adara.

"Alpha Archenar Galtero itu adalah anak dari pemilik sekolah SMA Cakrawala, sekolah kita. Dia anak dari pasangan Carlos Galtero dan Maria Galtero. Dia juga most wanted sekolah ini. Ga ada yang berani sama dia asal lo tau," terang Nayara panjang.

"Terus?" Tanya Adara santai.

"Ya lo terlalu nekat Adara! Lo bisa dibilang masih aman. Biasanya ada yang sampai dikeluarin dari sekolah tau ga sih," jelas Nayara yang semakin kesal.

"Yaelah yang pemilik sekolah kan bokap nyokapnya. Bukan dianya. Santai aja kali," balas Adara.

Nayara pasrah. Berdebat dengan Adara tidak akan ada ujungnya. Adara meneguk minumannya "Balik ke kelas yuk," ucap Adara mengajak Nayara.

Tanpa mereka sadari. Ada orang yang mendengar percakapan mereka sedari tadi. Laki laki itu tersenyum licik.

"Sepertinya tandingan gue kali ini ga bisa di remehkan gitu aja," gumamnya

*****
I'm Comeback,
Xoxo.

ESTRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang