Chapter 15

207 31 33
                                    

SEBUAH mobil baru saja terpakir tepat di parkiran SMA Cakrawala. Disana, sudah terdapat Adara dan Alpha di dalamnya. Adara, gadis itu menoleh ke samping ketika Alpha hendak turun dari mobil.

"Eh tunggu," sergah Adara membuat Alpha menghentikan pergerakannya.

Alpha menatap Adara dengan tatapan bertanya.

"Ehm, lebih baik lo diem disini. Gue turun duluan. Ya gue cuma gamau ada yang tau kita berangkat barengan lagi," terang Adara.

Alpha mengernyit, "Kenapa gitu? Orang-orang malah kepingin banget berangkat bareng gue, lo itu termasuk ke salah satu daftar orang beruntung mungkin," balasnya percaya diri.

Adara memutar bolamatanya malas, "Pede banget lo! Lagian gue tuh capek dijadiin bahan gosip mulu kalau gue deket-deket sama lo. Hidup gue jadi ga tenang tau gak," sahutnya.

Alpha tersenyum miring, "Emang itu yang gue mau Adara, membuat hidup lo ga tenang," batin Alpha.

"Yaudah sih biarin aja," ucap Alpha kemudian.

Adara mendengus kesal, "Lo tuh ya dibilangin! —Ah udah deh gue tetep turun duluan. Lo tunggu disini sampai gue udah pergi baru lo boleh turun oke!" Tegas Adara.

Adara dengan cepat turun tanpa menunggu respon dari Alpha terlebih dahulu. Berdebat seperti tadi hanya membuang-buang waktunya saja. Gadis itu berjalan mengendap-endap ketika turun dari mobil. Ia mrngedarkan pandangan kesekitar. Dan sepertinya tuhan sedang berada di pihaknya hari ini, parkiran sepi.

Dengan cepat Adara berlari untuk ke kelas sebelum ada yang melihatnya. Namun saat sampai di koridor kecepatannya ia perlambat. Ia kembali berjalan normal. Lama-lama seperti ini bisa membuatnya seperti detektif sungguhan saja.

Saat gadis itu melewati koridor ia merasa ada yang sedikit aneh. Koridor ternyata juga sepi. Adara pikir hanya parkiran yang sepi tapi koridor juga. Ia melirik sedikit arloji di tangannya untuk memastikan. Dan ternyata masih ada waktu 15 menit sebelum bel masuk. Ada apa ini?

Namun suara seseorang memanggil namanya membuat ia menoleh.

"Adara!" Teriak Nayara dari arah berlawanan hendak menghampirinya sambil berlari.

Saat sampai dihadapan Adara, Nayara mengatur napasnya sebentar, "Huh! Untung lo udah dateng, Ayo ikut gue," ajak Nayara menarik tangan Adara tanpa menunggu sepatah kata yang dikeluarkan olehnya terlebih dahulu.

Ternyata Nayara membawanya ke arah mading sekolah. Dan sangat amat terkejutnya Adara ketika melihat kerumunan orang berada di sekitaran mading tersebut. Ternyata kesini rupanya perginya semua orang, pantas saja parkiran dan koridor sangat sepi.

Nayara menarik tangan Adara untuk mengikutinya membelah kerumunan.

"PERMISI AIR PANAS PERMISI.." Teriak Nayara.

Sontak saja tanpa menunggu waktu lama kerumunan tersebut langsung terbelah memberikan Nayara dan Adara jalan.

"Ra, coba lo liat ini," suruh Nayara menunjuk ke arah mading.

Adara Aludra Ferisa, Anak baru yang ternyata adalah anak dari tukang sapu jalanan yang bersekolah disini karena beasiswa dan sengaja mendekati Alpha Archenar Galtero untuk mengangkat derajat keluarganya.

Di bawah artikel tersebut terdapat sebuah foto dirinya sedang bersama seorang wanita paruh baya di depan Pos Satpam. Ia yakin foto ini diambil beberapa hari yang lalu saat dirinya menunggu Nayara.

ESTRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang