ALPHA menghempaskan tubuhnya di bangku kantin. Chiko dan Juan yang melihatnya pun saling menatap satu sama lain. Ada yang berbeda dengan sahabatnya kali ini.
"Woy, Al. Kenapa lo?" Tanya Chiko membuka suara.
Bertepatan saat itu pula. Dua piring nasi goreng baru saja datang ke meja mereka yang membuat Alpha terusik akan aromanya.
"Ini Den Chiko dan Den Juan, nasi gorengnya sudah sampai," ujar Mang Umang yang membuat mata keduanya berbinar.
"Makasih, Mang," sahut keduanya yang dijawab dengan acungan jempol oleh Mang Umang.
Juan hendak memakan nasi goreng miliknya sebelum ia merasakan seseorang lebih dulu mengambilnya. Juan terkesiap lalu menoleh, siapa lagi kalau bukan Alpha.
"Woy, Al. Punya gue tuh, balikin sini," tangkas Juan sambil mencoba mengambil kembali nasi goreng miliknya.
Namun Al dengan cepat langsung memakan nasi goreng milik juan yang membuat juan melotot, selalu saja begitu.
"Gue laper," ucap Al singkat karena masih sibuk menghabiskan nasi goreng miliknya, ralat milik Juan.
Juan menatap Al dongkol, "Eh setan. Terus lo pikir gue mesen nasi goreng tadi engga laper, gitu?" Tanya Juan kesal.
Chiko hanya diam menyaksikan perdebatan mereka berdua. Lumayan, tontonan gratis. Al menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh ke arah Juan yang sedang menatapnya kesal.
"Yaudah sih, lo pesen deh sana apa yang lo mau. Gue traktir," ucap Alpha kemudian.
Mendengar kalimat tadi sontak saja tatapan kesal Juan berubah berbinar.
"Nah gitu kek dari tadi, ini baru sahabat gue," sahut Juan.
Sedetik kemudian Juan langsung ngicir ke beberapa kedai yang berada di kantin. Chiko menatapnya melongo. Ia langsung menoleh ke arah Alpha.
"Al, gue engga nih?" Tanya Chiko tak terima.
Alpha menoleh, "Gak. Nasi goreng lo kan engga gue habisin," Jelasnya.
Chiko mengerucutkan bibirnya cemberut. Namun sepersekian detik ia merasakan sebuah kerupuk sukses mendarat di wajahnya.
"Jangan masang mukak sok imut. Jatuhnya jijik tau ga," tutur Alpha.
Chiko mendengus kesal. Sahabatnya yang satu ini memang tidak berperikemanusiaan. Namun tak lama kemudian Juan datang dan kembali ke tempat duduknya sambil tersenyum.
Al sudah manatap Juan dengan curiga. Namun sepersekian detik kemudian beberapa penjaga kedai menghampiri meja mereka dengan beberapa makanan di tangannya.
Al membulatkan matanya dengan sempurna. Nasi goreng, Mie Ayam, Siomay, Es buah, Jus Alpukat dan Pisang goreng sudah memenuhi meja mereka.
"Lo pesen semua ini?" Tanya Alpha tak percaya.
Juan langsung mengangguk tanda mengiyakan.
Chiko menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ternyata lo pinter juga ya, Ju," ucap Chiko masih tak percaya.
Juan hendak menjawab namun Al langsung menyambarnya, "Pinter dari mananya. Ini mah namanya mencari kesempatan dalam kesempitan bego," sergah Alpha.
"Yailah, Al. Nraktir gue segini mah paling menurut lo kecil. Lo mah ga bakalan miskin tujuh turunan," jelas Juan mengingat siapa keluarga Galtero.
Alpha pasrah. Ia tidak tau harus mengatakan apa lagi. Ini juga salahnya, Otak sahabatnya memang sangat pintar jika dalam masalah seperti ini. Mereka bertiga melanjutkan makanannya yang sempat tertunda diselingi dengan Chiko dan Juan yang melontarkan lelucon. Juan hanya menyaksikan, paling sesekali ia ikut tertawa, selebihnya ia lebih memilih untuk diam.
Alpha menyapu pandangannya ke sepenjuru kantin dan pandangannya terhenti ke salah satu gadis di pojok kantin yang sedang tertawa bersama salah satu temannya.
Gadis itu, orang pertama yang berani melawannya di kantin beberapa hari yang lalu. Dan juga gadis yang tak sengaja ia temui di depan gedung Ascension Company. Tanpa ia sadari otaknya mulai bekerja memikirkan sebuah rencana.
Ya, rencana untuk balas dendam, Karena seorang Alpha Archenar Galtero tidak mungkin tinggal diam jika ada yang menjatuhkan harga dirinya. Apalagi yang melakukan itu adalah seorang perempuan.
"Sepertinya gue tau apa yang harus gue lakuin buat balas dendam sekaligus solusi dari masalah gue," batinnya.
Alpha tersenyum licik. Ia masih menatap gadis itu dan mengamati setiap pergerakan yang dilakukan gadis itu. Chiko dan Juan yang menyadari akan ke anehan sahabatnya itu mengernyit bingung.
"Al, jangan bilang karena nraktir gue, lo jadi gila?" Tanya Juan membuka suara.
Pletak!
Sebuah jitakan berhasil mendarat sempurna di jidat Juan yang membuatnya meringis kesakitan.
"Sadis amet lo. Kalau gue geger otak gimana? Entar ga ada yang mau lagi sama gue," gerutu Juan kesal sambil mengusap-usap jidatnya.
"Lagian. Salah sendiri, Gue masih waras," balas Alpha.
"Terus kenapa lo senyum-senyum sendiri?" Kali ini Chiko'lah yang bersuara.
Alpha tidak menjawab. Dia kembali tersenyum membuat kedua sahabatnya ini bergidik ngeri melihatnya.
"Chik, kalo engga gila berarti kantin ini ada penunggunya," bisik Juan kepada Chiko yang langsung di angguki oleh Chiko.
Alpha bangkit dari duduknya membuat kedua sahabatnya itu menoleh.
"Mau kemana lo?" Tanya Juan.
"Bukan urusan lo," sahut Alpha yang sudah melangkahkan kakinya menjauh dari kantin.
Chiko dan Juan saling menatap kebingungan satu sama lain. Namun selanjutnya mereka memilih mengabaikannya dan melanjutkan makanannya yang sempat tertunda. Lumayan makanan gratis, pikirnya.
*****
I'm Comeback,
Xoxo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTRELLA
Teen Fiction"Karena dunia ini bukan meja hijau, kehidupan ga akan bisa selalu adil," ucap Adara Aludra F. "Pada akhirnya, lo ga akan pulang ke manapun kecuali ke diri lo sendiri," ucap Alpha Archenar Galtero. *** [Judul sebelumnnya adalah "Be My Little Star?"]...