Bagian Sebelas

5.5K 576 43
                                    



WARNING!

Banyak typo dan kesalahan terjemahan karena belum diedit

Translator Disclaimer: Not mine, I only translate into Indonesian. Wrong words and error may be found. The correction may be needed and do not hesitate to correct me

BAGIAN SEBELAS



Draco dan Hermione tersentak bangun keesokan paginya ketika Ralph berlari ke kamar mereka.

"Pagi!" teriak Ralph, naik ke tempat tidur.

Mereka terkejut sembari menarik diri dari satu sama lain.

"What?" Draco bertanya lemah, menatap putranya, rambut pirangnya mencuat ke segala arah.

"Selamat pagi!" ulang Ralph, merangkak di atas selimut untuk memeluk Draco dulu, lalu Hermione. "Aku bangun. Aku juga ingin membangunkanmu."

"Suatu hari aku pasti akan memberikannya ramuan tidur," kata Draco pelan pada Hermione, sebelum meraih putranya. "Kau hanya ingin mengganggu kita bukan?" tanya Draco, menggelitik perut Ralph, dan membuat bocah itu menggeliat. "Menurutmu itu lucu?"

Ralph tidak bisa menjawab, tak berdaya di bawah serangan ayahnya. "Berhenti," katanya, wajahnya memerah.

Draco berhenti, dan Ralph tersenyum padanya, napasnya tidak beraturan karena banyak tertawa.

"Apakah kau baik-baik saja?" Hermione bertanya, menyibak rambut Ralph dari wajahnya.

Dia mengangguk, lalu duduk. "Aku lapar."

Hermione memeriksa jamnya - jam setengah tujuh. "Baiklah, mari kita sarapan."

"Orang terakhir yang berpakaian dan pergi sarapan adalah flobberworm!" Draco berteriak, turun dari tempat tidur dan berlari ke lemarinya. Ralph berteriak dan melompat dari tempat tidur, berlari ke kamarnya.

"Kalian berdua 'sangat dewasa'," Hermione turun dari tempat tidur dan bergegas ke lemari pakaiannya sendiri, bertekad untuk tidak menjadi yang terakhir.

Keluarga kecil Malfoy menikmati sarapan mereka, semuanya dalam suasana hati yang menyenangkan. Hermione duduk bersama dengan Ralph usai sarapan dan membantunya berlatih menulis namanya. Mereka berjalan-jalan singkat di taman sebelum makan siang untuk menghangatkan diri. Pada sore hari, Draco menghibur Ralph sementara Hermione mengambil giliran untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hermione menyerah dengan cepat, meskipun, tidak dapat berkonsentrasi, karena Ralph terus berlari untuk menunjukkan padanya mainan yang dibuatnya dengan tanah liat. Dirinya kemudian bergabung dengan kedua laki-laki tersebut unyuk membuat model tanah liat, dan bersama-sama dengan Draco membuat tiruan kasar lambang sekolah Hogwarts. Mereka kemudian bertanya kepada Ralph asrama mana yang dia inginkan, dan keduanya frustasi ketika Ralph mengatakan yang kuning adalah warna yang dia sukai.

"Hufflepuff!" Draco berseru. "Tidak untuk anakku-"

"Hufflefuff!" tiru Ralph, terkikik. "Hufflefuff!"

Baik Draco maupun Hermione tidak bisa menyembunyikan kekesalan mereka, dan tak lama kemudian ketiga Malfoy itu tertawa bersama. Pekerjaan Hermione akhirnya terlupakan hingga malam menghampiri.

.

.

Ketika Senin tiba, Hermione dengan enggan turun dari tempat tidur -dan yang lebih penting, pelukan Draco - untuk menghadapi awal pekan yang baru. Hermione sedang dalam perjalanan untuk sarapan ketika dia ingat bahwa pekerjaan kantor yang seharusnya dia lakukan selama akhir pekan belum selesai! Hermione akhirnya memutuskan untuk tidak sarapan sama sekali melainkan pergi ke kantor lebih awal, tak lupa buru-buru menulis catatan untuk Draco dan pergi bekerja.

Forgettable Vows by twin-v (Bahasa Indonesia) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang