Bagian Lima

5.8K 581 97
                                    

Translator Disclaimer: Not mine, I only translate into Indonesian. Wrong words and error may be found. The correction may be needed and do not hesitate to correct me. Enjoy!


BAGIAN 5

Hermione bangun lebih awal dari biasanya. Jam di meja menunjukkan pukul tujuh dan walaupun sangat ingin tidur lagi, Hermione sadar dirinya tidak bisA melakukannya. Sudah menjadi kebiasaannya untuk bangun pagi. Ia menghela napas, berguling kemudian bangun dari ranjang, mengambil pakaian yang sudah disiapkannya semalam, dan beranjak ke kamar mandi. Hermione menatap cermin dengan tidak sadar selama beberapa menit, mencoba untuk menyaring ingatannya. Kenangan tentang pernikahan masih belum kembali tapi ia juga tidak melupakan sesuatu yang baru. Bukannya dia akan tahu, tentu saja.

Hermione sedang dalam perjalanannya untuk sarapan ketika mendengar Ralph yang tengah menangis. Ia pun segera menuju kamar putranya.

"Ada masalah apa?"

Jeeves sedang merapikan ranjang dan Ralph berdiri didekat jendelA. Rambutnya mencuat ke sudut yang aneh dan air mata mengalir di pipinya. Bibir bawah Ralph bergetar, dan dia mencengkeram boneka beruangnya dengan erat. Ketika bocah itu melihat Hermione, dia mulai melolong, air mata semakin mengalir dari matanya.

"Ada apa?" Draco bergegas masuk kedalam kamar dibelakang Hermione dan keduanya mendekati putra mereka. Ralph mencoba menjawab tapi tangisannya mengalahkannya, sehingga keduanya menatap Jeeves untuk mencari jawaban.

"Dia mengompol di kasur, Master." Jelas si peri rumah. "Kau mengerti bagaimana malunya dia karena itu."

"Maafkan aku," Ralph terisak, setelah menghapus air matanya sembari menatap kedua orang tuanya. Ralph terlihat ingin berkata lebih tapi ia hanya bisa menyandarkan kepalanya ke boneka beruangnya kemudian lanjut menangis.

"Oh Ralph," kata Hermione. Ia merasa bersalah dan penasaran seberapa sering Ralph mengompol di kasur. "Jangan menangis. Kau hanya berumur tiga tahun, tidak masalah jika sesekali melakukannya."

Draco menggendong Ralph, tidak mengacuhkan piyama Ralph yang lembab. "It's all right, Ralph," kata Draco menggunakan suara yang tenang. "Kapan terakhir kali ini terjadi?" tanya Draco.

Membutuhkan waktu beberapa saat sampai Ralph bisa menjawab. "R-rab-"

"Rabu. Dan sekarang sudah hari Minggu," ucap Draco sembari mengeluarkan sapu tangan untuk mengusap wajah Ralph. "Kau sudah mengalami kemajuan untuk tidak mengompol selama beberapa hari. Jadi itu tidak masalah, bukan begitu?"

"I am not big boy yet," jawab Ralph dengan bibir berpautan. "Kata Daddy, big boy tidak akan mengompol."

"Aku salah. Orang-orang sesekali pernah melakukannya. Termasuk pria dewasa."

"Termasuk kau, Daddy?"

Draco meragu. "Terkadang," bohongnya. Hermione tidak tega untuk menggoda Draco seperti biasanya. "Sekarang, apa yang biasa kami katakan jika kau mengompol?" tanya Draco.

"Aku tidak boleh menangisi sesuatu yang tidak bisa kuubah," jawab Ralph dengan patuh kemudian mengusap hidungnya dengan punggung tangannya sendiri. "Aku harus membantu Jeeves untuk membersihkan kasur."

"Bisa kau lakukan itu?"

Ralph mengangguk dan meluncur kebawah dari gendongan Draco. Jeeves memberikannya bantal kecil dan sarung bantal.

"Tolong tutupi bantal ini, Master Ralph."

Seperti telah biasa melakukannya, Ralph melakukan tugas tersebut meski dengan sedikit kesulitan. Disisi lain Jeeves tengah membenahi sisi lain ranjang. "Selesai!" si bocah berkata dengan bangga, dengan hati-hati meletakkkan bantal tersebut di tempat biasanya.

Forgettable Vows by twin-v (Bahasa Indonesia) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang