Bagian Empat Belas

7.9K 588 55
                                    

Hola! Akhirnya berada di akhir chapter. Silahkan sambil dengarkan lagunya mendiang Avicii - Though Love. Liriknya pas banget sama cerita Dramione ini  💖

 Liriknya pas banget sama cerita Dramione ini  💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Translator Disclaimer: Not mine, I only translate into Indonesian. Wrong words and error may be found. The correction may be needed and do not hesitate to correct me

WARNING! Banyak typo dan kesalahan terjemahan karena belum diedit

ENJOY :) 

BAGIAN EMPAT BELAS

Hari Minggu esoknya, Hermione ingat apa yang dia dan ibunya bicarakan setelah makan malam. Hermione mengangkat topik tersebut sementara dirinya dan Draco tengah bersiap untuk makan siang di The Burrow. "Mum menyebutkan sesuatu tentang kita tengah memutuskan sekolah apa yang bagus untuk Ralph," katanya, mengingat percakapan itu. "Kurasa kau tidak tahu kalau kita sudah membuat keputusan?"

"Sekolah?" Draco mengerutkan kening ketika dia memakai sepatu. "Tidak, aku tidak ingat. Kenapa Ralph harus pergi ke sekolah?"

"Untuk pendidikannya," Hermione memandangnya dengan putus asa. Kemudian berbalik ke cermin, menyisir rambutnya. "Dia tidak mungkin pergi ke Hogwarts, sementara tidak mengetahui apa-apa."

"Sebagian besar anak penyihir bersekolah di rumah." Draco memeriksa bayangannya di cermin dan beranjak menunggu Hermione di pintu.

"Dan siapa yang akan mengajarinya?" Hermione ingat ibunya telah menceritakan pendapat Draco tentang masalah itu.

Draco mengangkat bahu. "Ada banyak tutor yang tersedia."

"Ralph akan belajar secara akademis, tetapi dia tidak akan belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain," kata Hermione, meletakkan kuas makeup dan mengambil dompetnya. "Anak-anak perlu bersama anak-anak lain."

"Ada lebih dari cukup anak untuk bermain dengan Ralph. Hermione, itu tradisi," jelas Draco, membuka pintu dan mengikutinya keluar dari ruangan. "Begitulah cara tradisional dilakukan."

"Aku tidak peduli bagaimana biasanya itu dilakukan," tukas Hermione sengit. "Aku ingin Ralph pergi ke sekolah, seperti yang kulakukan. Itu membangun kepribadiannya."

"Ralph bisa membangunnya di rumah, seperti yang kulakukan."

"Kemudian hasilnya seperti beberapa karakter yang kau miliki."

"Setidaknya aku punya teman ketika aku pergi ke Hogwarts," jawab Draco dengan kejam. "Kau tidak punya teman sampai Halloween, dan saat itu baru mereka berdua."

Hermione berhenti karena pengingat kejam dari dua bulan pertamanya di Hogwarts. Hermione menatap suaminya penuh sakit hati dan amarah yang tampak jelas di wajahnya, benar-benar kehabisan kata-kata. Hermione tidak bisa memikirkan apa pun yang mungkin, pada saat itu, lebih menyakitkan.

Forgettable Vows by twin-v (Bahasa Indonesia) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang