Bagian Dua Belas

5.8K 539 32
                                    

Hari ini update dua part karena ternyata masih sisa dua part lagi 😂

Jangan lupa sikat gigi sebelum tidur biar gak sakit gigi karena kebanyakan mesem baca kelakuan keluarga Malfoy 💃


WARNING!

Banyak typo dan kesalahan terjemahan karena belum diedit

ENJOY :)


Translator Disclaimer: Not mine, I only translate into Indonesian. Wrong words and error may be found. The correction may be needed and do not hesitate to correct me


BAGIAN DUA BELAS



Ketika Hermione bangun keesokan paginya, dia merasa seperti pada pagi pertama bangun di samping Draco, dikurangi sakit kepala. Dia tersipu, mengingat aktivitas mereka semalam.

Dia menoleh untuk melihat Draco, yang sedang tidur tengkurap, satu tangan tengah berada ditubuhnya. Draco telah memahami dan, menurut pendapat Hermione, sangat senang dan puas mengetahui bahwa dia adalah 'yang pertama'. Itu membantu Draco memahami keengganan Hermione untuk tidur dengannya, dan Draco telah berhati-hati juga bersikap lembut padanya- seperti saat pertama kali. Secara keseluruhan, itu adalah salah satu malam terbaik dalam hidup Hermione.

Hermione memeriksa jam - masih pagi. Pikiran terus-menerus muncul dan mengomel di dalam dirinya terus bertanya kepadanya apakah terlalu awal untuk tidur dengan Draco, yang sebenarnya hanya dikenalnya lebih dari sebulan atau tepatnya sosok yang hanya dirinya ingat selama lebih dari sebulan, Hermione mengingatkan dirinya dengan tegas. Ada perbedaan besar antara kedua situasi. Draco mengatakan padanya untuk tidak memikirkannya dan jalani saja, dan Hermione berusaha melakukannya. Dia telah mencoba yang terbaik, tetapi kadang-kadang dia tidak bisa menahan perasaan bahwa ini bukan hidupnya.

"Apakah kau menyesal?" Suara lembut Draco menerobos renungannya. Draco bangun dan memperhatikannya, membaca dengan cukup akurat emosi yang saling bertentangan di wajahnya. "apa yang kita lakukan semalam?"

Hermione berbalik untuk menghadapnya, dan tersenyum. "Tidak, aku tidak menyesalinya," katanya jujur. "Rasanya benar."

"Tapi?"

Hermione tampak malu-malu. "Tapi aku tidak bisa tidak berpikir untuk itu-"

"Ah," desah Draco, "berpikir."

Hermione memelototinya. "Aku tidak semahir sepertimu untuk mengabaikan otakku sendiri."

"Percaya atau tidak, orang-orang melakukannya setiap saat," kata Draco, wajah kesal muncul di wajahnya. "Itu disebut perasaan. Kau hanya mengabaikan logika dan merasakan apa pun yang kau rasakan saat ini."

"Jadi, jika aku merasa ingin melompat dari tebing, aku harus melakukannya?" balas Hermione.

"Aku tidak bermaksud bahwa kau harus bertindak tanpa berpikir," balas Draco. "Anggap saja perasaanmu, bukan hanya pikiranmu, ketika kau membuat keputusan. Pikirkan dan rasakan, tidak pada saat yang bersamaan, atau mereka akan saling mengganggu. Bagaimana kau bisa berpikir jernih jika kau terlalu emosional? Bagaimana kamu dapat merasakan jika kau terlalu logis? "

Hermione masih memelototinya. "Terima kasih atas saranmu yang sangat bijaksana. Tapi aku harus berpikir. Begitulah caraku hidup."

"Jika kau terus berpikir, kau akan terus mengingat. Jika kau lima tahun yang lalu, terus memikirkan hal-hal mengerikan yang kita lakukan terhadap satu sama lain di sekolah, bagaimana kau pernah jatuh cinta padaku? Sebaliknya, kau telah memutuskan untuk jatuh cinta." Draco menyeringai kecil pada Hermione. "Aku yakin kau dulu juga bertarung melawan perasaanmu."

Forgettable Vows by twin-v (Bahasa Indonesia) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang