Bagian Tiga Belas

4.9K 474 39
                                    

Translator Disclaimer: Not mine, I only translate into Indonesian. Wrong words and error may be found. The correction may be needed and do not hesitate to correct me


WARNING! Banyak typo dan kesalahan terjemahan karena belum diedit 

ENJOY :) 

BAGIAN TIGA BELAS

Kamis pagi, Draco bangun dan tempat tidur telah kosong. Ia mengerutkan kening sembari duduk. Pintu kamar mandi yang terbuka menunjukkan bahwa itu tidak digunakan.

"Aku di sini," kata Hermione dari kursi dekat jendela, tempatnya dengan penuh semangat menulis di selembar perkamen.

"Kerja?" Draco bertanya. Draco tidak menyadari Hermione tengah sibuk.

"Tidak juga," jawab Hermione, meletakkan pena dan perkamen dan berjalan ke tempat tidur. 

"Aku hanya perlu mengeluarkan beberapa pikiranku." Ia menghirup napas dalam-dalam. "Aku gugup melihat orangtuaku nanti. Kadang-kadang aku berpikir kita tidak harus memberi tahu mereka. Maksudku, semuanya berjalan dengan baik, hampir seperti saat kita belum kehilangan ingatan." 

Draco tetap diam, menyadari bahwa akan mucul kalimat 'tapi' yang akan diucapkannya. Hermione menghela nafas frustrasi. "Tapi kemudian aku berpikir tentang janjiku pada diriku sendiri untuk tidak meninggalkan mereka dari kehidupanku lagi. Dan aku tahu mengatakan yang sebenarnya pada mereka adalah hal yang benar untuk dilakukan."

Draco memberinya senyuman menenangkan -setidaknya, dirinya berharap itu cukup menenangkan Hermione, karena Draco tidak terbiasa bersikap hangat dan tidak tahu bagaimana cara melakukannya- kemudian mendekati istrinya. Tanpa berkata apapun, Draco duduk di samping Hermione lalu melingkarkan lengannya di tubuh Hermione, dengan lembut memutar kepalanya sehingga Draco bisa mencium bibir Hermione. "Kau akan baik-baik saja. Merlin, Hermione, kau sudah berhadapan dengan Kau-Tahu-Siapa, kan? Memimpin perlawanan, dan segalanya? Menghadapi orangtuaku?"

"Yang ternyata orang tuamu adalah orang yang sangat manis," tukas Hermione.

"Tapi kau tidak mengetahuinya saat itu. Selain itu, aku yakin orang tuamu juga orang yang sangat baik." Draco meringis. " Oh ya, jangan sampai ayahku mengetahui kau memanggilnya 'manis'. Aku ragu dia akan menganggapnya sebagai pujian."

"Ayahmu tau itu adalah pujian, tapi dia akan menyembunyikannya dengan sangat baik." Hermione menyeringai. Lalu Hermione mengerutkan kening. "Hei, kau mengubah topik pembicaraan. Kita tengah berbicara tentang orang tuaku."

Draco menyeringai. "Aku mencoba untuk mengalihkan perhatianmu. Aku juga bisa memikirkan cara lain ..." Draco membisu membungkuk berusaha untuk mencium Hermione. Hermione membiarkan ciumannya selama beberapa saat, sebelum menarik diri.

"Aku tidak ingin dialihkan. Draco, aku ingin membicarakan ini." Hermione bukan orang yang rela mengalihkan perhatian; tidak ketika dia memiliki masalah untuk dianalisis. Harry bahkan pernah berkata ketika Hermione berpikir akan menghasilkan sebuah lukisan karena analisisnya yang begitu tajam.

"Bicara tentang berlebihan," gumam Draco, mencoba untuk tidak menyerah.

"Draco."

"Apa?"

"Kau tidak membantu," kata Hermione mulai frustrasi.

"Aku tidak tahu bagaimana membantumu, Hermione!" bentaknya, tiba-tiba kesal, dan sedikit tersinggung bahwa Hermione terus menjauhinya. "Kau tahu aku tidak pandai menghibur orang, aku tidak tahu harus berkata apa kepadamu. Aku minta maaf karena dengan bodohnya mencoba mengalihkan perhatianmu dan karena berpikir itu mungkin bisa membantu," katanya sarkastik.

Forgettable Vows by twin-v (Bahasa Indonesia) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang