BONUS : Untitled

12.6K 1.4K 211
                                    

Gak kerasa, sekarang udah perpisahan kelas 12. Seharusnya sih sekarang Ryujin lagi menikmati hari liburnya di rumah bareng anak kelas 11/10 yang lain. Tapi sangat disayangkan, harapannya untuk santai-santai di rumah pupus begitu saja mengingat ia yang bertanggung jawab atas penampilan ekskul dance di perpisahan kakak kelasnya ini.

Seharian ini Shin Ryujin berdoa agar tidak dipertemukan dengan oknum yang beberapa bulan ini ia hindari, siapa lagi kalau bukan Hwang Hyunjin? Bisa-bisa kegiatan move onnya yang sudah berjalan 80% langsung runtuh kembali ke 0%.

Tapi kayaknya dewi fortuna ga memihak cewek Shin itu. Baru saja Ryujin dan beberapa perwakilan ekskul dance lainnya menaiki panggung, matanya langsung bertemu pandangam dengan mata tajam Hwang Hyunjin.

‘Sial, pake jas lagi. Mati aja rencana move on gue.’ rutuknya dalam hati.

Musik diputar, ekskul dance memulai penampilannya. Hyunjin menatap Ryujin dengan senyuman,

‘Sama. Masih cerah seperti dulu.’

“Cewek lo bukan sih?”

Hyunjin menoleh ke arah Jisung, “Hampir Sung.” jawabnya, dilanjut dangan tawa pelan yang terdengar hambar.

Hyunjin kembali memfokuskan perhatiannya ke arah gadis Shin yang sedang menari dengan enerjiknya di atas panggung. Sesekali mata Ryujin melirik Hyunjin yang sedang menontonnya sekilas. Jujur, dia kangen sama cowok Hwang itu. Dan Ryujin udah sepenuhnya memaafkan Hwang Hyunjin dari kejadian di kantin waktu itu.

Ekskul dance menyelesaikan penampilannya, mereka membungkuk sopan 90° kemudian pergi meninggalkan panggung. Hyunjin menatap kepergian Ryujin dengan tatapan yang terlihat sedikit er... sendu?

“Kejar bego.” lagi-lagi Han Jisung bersuara.

“Hah?”

“Masih suka kan? Kejar. Jangan sampe kehilangan buat yang kedua kalinya.”

“Yakali sung gua ning-”

Han Jisung memotong kalimat Hyunjin tiba-tiba. “Prosesi pelepasan masih lama, lu kabur aja ke ruang penampil kalo ditanya panitia mau kemana bilang izin ke toilet.”

“Ta-”

“Gausah tapi-tapi nyet, kejar bego.”

Hyunjin akhirnya mendengarkan saran temannya itu, “Oke, nanti gua traktir oreo sung!”

Jisung terkekeh pelan, “Masih inget aja lo sama tragedi gua minta oreo haha.”

“Eh bang mau ngapain lo?” tanya Jeongin yang baru saja keluar dari ruang penampil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Eh bang mau ngapain lo?” tanya Jeongin yang baru saja keluar dari ruang penampil. Sama seperti Ryujin, Jeongin terpaksa mengikhlaskan hari liburnya karena dia bertanggung jawab atas penampilan ekskul paduan suara.

“Ryujin ada gak?”

Jeongin mengernyitkan alisnya, “Udah baikan?”

“Mau baikan, makannya lo jangan ngehalangin gua. Minggir.”

Hyunjin masuk ke dalam ruangan tersebut, matanya melihat ke sekeliling, mencari Ryujin. Senyum langsung tercetak di wajahnya saat melihat Ryujin duduk di pojok ruangan dengan nasi kotak di pangkuannya.

Ryujin yang fokus makan tidak menyadari Hyunjin yang kini sudah duduk di sebelahnya.

“Laper ya?”

“Uhuk!” Ryujin tersedak makanannya.

Hyunjin menyodorkan air mineral ke arah Ryujin, “Nih.”

Tanpa babibu gadis Shin itu langsung menegak air mineralnya sampai sisa setengah.

“Lo mau gue ma-” protesannya tertahan saat melihat sosok yang mengagetkannya tadi ternyata Hwang Hyunjin.

“Maaf ya.” kata Hyunjin tiba-tiba.

“Gapapa kak gue udah sering keselek.”

“Bukan buat itu, tapi gua mau minta maaf buat yang kemarin.” Hyunjin menunduk.

“Udah gue maafin juga kak. Tenang aja. Gue ga bisa benci lu lama-lama.”

“Makasih ya.” Hyunjin refleks tersenyum saat mendengar Ryujin sudah memaafkannya.

“Ja-jangan senyum.”

“Kenapa?”

“Ancur kak.” jawab Ryujin pelan.

“Hah?”

“Pe-pertahanan gue ancur.”

Hyunjin tertawa dan mengacak rambut adik kelasnya pelan, masih sama ternyata, masih terang-terangan dalam mengungkapkan perasaannya.

“Kak berantakan ih!”

“Ya gak papa, lo udah ga tampil ini kan?”

“Bukan rambutnya, tapi hati gue!” jawab Ryujin pelan sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

“Gemes banget sih lo.”

“Ih diem! Hati gue makin dangdutan!” kata Ryujin sambil memegangi dadanya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang tidak beraturan.

Hyunjin tersenyum simpul, “Jin.”

“Ya?”

“Unblock gua.”

“Eh lo masih gue block ya kak?”

Hyunjin mengangguk.

“Aduh maaf gue lupa, padahal lebaran kemaren niatnya mau gue unblock.”

Ryujin langsung mengambil ponselnya dan meng-unblock line kakak kelasnya itu. “Udah kak.”

“Jin.”

“Apa kak?”

“Mau mulai dari awal lagi gak?”

“Hah?”

END

Gantung ya? Iya gue sengaja gantung begini, biar kelanjutannya kalian yang bayangin sendiri. Mau ngasih Hyunjin kesempatan kedua atau mau menolak tawaran Hyunjin dan berakhir temenan aja.

Btw makasih ya semuanya yang udah baca work ini, gue terharu banget ada yang mau baca cerita buatan gue hiks. Sesuai janji nih gue kasih bonus 😍

EH GUE LUPA TADI MAU NANYA INI, KALO GUE BIKIN WORK BARH HAN - RYUJIN - HYUNJIN LAKU GA NIH? 😭🙏

Kak HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang