Sekarang pikiran Wan Fei-yang sudah terbakar oleh nafsu birahi, tidak ada hal lain yang dipikirkannya.
Induk serangga itu memang sudah mulai bekerja, serangga lain tidak akan bisa berbuat seperti induk serangga ini, serangga ini bisa menguasai pikiran Wan Fei-yang, selain itu bisa menggali nafsu paling primitif manusia, nafsu birahi yang tersimpan di dalam semua orang. Pei-pei pun tidak terkecuali, nafsu birahi Pei-pei tergali oleh Wan Fei-yang, dia lupa pada semua hal, dia menikmati nafsu birahi sepuasnya. Suara dengusan ke dua orang ini membuat Tong Ling yang ada di kamar sebelah kamar jadi terbangun, dia berdiri di depan jendela, dia menggigit bibirnya sampai berdarah.
Suara mereka memang tidak terlalu besar, tapi pendengaran Tong Ling sangat tajam, mana mungkin dia tidak akan mendengarnya? Apa lagi setiap saat dia selalu waspada dengan kedatangan Pei-pei, dia ingin mencari tahu bagaimana keadaan Wan Fei-yang.
Selama beberapa hari ini Pei-pei menghilang, Tong Ling tetap mengkhawatirkan dia. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa dia bisa seperti itu.
Dia pergi ke kamar Wan Fei-yang, tapi semua itu sudah terlambat.
Dia adalah seorang gadis, dia tidak mengerti apa yang telah terjadi antara Pei-pei dan Wan Fei-yang. Tadinya dia ingin menendang pintu kamar, tapi dia masih berusaha menahan diri. Setelah lama berpikir dia melubangi kertas jendela untuk mengintip situasi di dalam kamar, setelah cukup lama ragu-ragu dia memutuskan untuk melakukan pengintaian.
Astaga...! Wajahnya segera menjadi merah dan jantungnya berdebar-debar. Dia cepat-cepat memalingkan wajahnya melihat ke tempat lain.
Dalam hati dia berteriak:
"Wan Fei-yang, ternyata kau bajingan!" bibirnya di gigit, air matanya pun segera menetes.
Terdengar suara Pei-pei yang sedang terbawa kenikmatan surga dunia. Tong Ling benar-benar tidak tahan melihat mereka, dia menghentakkan kaki dan pergi dari sana.
"Aku tidak sudi melihatmu lagi!' Tong Ling terus berteriak di dalam hati, sambil berjalan air matanya pun tidak terbendung lagi.
Sebelumnya tidak pernah ada lawan jenis yang bisa menarik perhatiannya, lebih-lebih di sukainya. Wan Fei-yang adalah laki-laki pertama yang menarik perhatiannya, apa sebabnya dia sendiri pun tidak tahu.
Cinta memang aneh, kalau bisa melihat perubahannya, di dunia ini tidak akan banyak laki-laki atau perempuan yang mabuk cinta.
Mungkin ini adalah kehendak Langit, akhirnya Wan Fei-yang tidak bisa lari dari malapetaka ini.
Sewaktu Wan Fei-yang bangun, hari sudah terang, dia masih dalam keadaan telanjang, begitu juga Pei-pei.
Pei-pei belum bangun, melihat Pei-pei dalam keadaan tertidur pun tampak dia masih merasakan kelembutan cintanya.
Begitu melihat Pei-pei telanjang bulat, Wan Fei-yang tampak terkejut, nafsu birahinya mulai terbakar lagi.
Dia ingin mendekati Pei-pei lagi, tapi kali ini dia berusaha menekan nafsu birahi ini, kemudian dia melihat tetesan darah di atas seprai.
"Mengapa bisa terjadi seperti ini?" Wan Fei-yang menggelengkan kepala. Apa yang terjadi semalam, mulai berkelebat dalam pikirannya satu persatu. Akhirnya dia teringat ada nyamuk yang masuk ke dalam mulutnya.
"... guna-guna!" kata-kata ini muncul di otak Wan Fei-yang.
Pertama kali saat dia bertemu Pei-pei, Pei-pei di gua itu pernah meniup cangkang kerang untuk menguasai sekelompok ulat yang merayap ke tubuhnya. Tujuannya adalah memaksa Wan Fei-yang untuk menerima cintanya, tapi terakhir dia menarik ulat-ulat itu kembali ke sarangnya karena nasehat Wan Fei-yang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Ilmu Ulat Sutra (Huang Ying)
General FictionCatatan Penulis (Huang Ying) Beberapa tahun yang lalu aku pernah menulis sebuah buku berjudul 'Tian-can Pian' (Pendekar Ulat Sutra) sebenarnya strukturnya sangat padat. Tapi ketika ingin menyusun kembali menjadi sebuah film, setelah mengurangi dan m...