Jilid 9

1.8K 40 1
                                    

"Apakah hanya dengan ilmu silat ini, kau ingin membuat kami meninggalkan tempat ini?" tanya Tong Ling.

"Aku tidak ingin ada yang terbunuh ataupun terluka, karena kesalahpahaman yang sudah terjadi akan bertambah menjadi lebih dalam lagi!" jelas Wan Fei-yang.

"Kalau begitu, serahkan Kongkongku dan jelaskan yang keadaan sebenarnya!"

"Aku akan menjelaskan tapi tidak sekarang!" Wan Fei-yang tertawa kecut.

"Di ulur panjang pun tidak akan berguna!" bentak Tong Ling.

"Apa yang terjadi di Bu-tong-san sekarang ini, katanya ada hubungannya dengan Thian-can-sin-kang milikku..." kata Wan Fei-yang.

"Aku tahu, sebenarnya kami datang bersamaan kemudian aku melihat keadaan yang terjadi pada kami tidak sama, karena orang-orang mereka sudah menjadi mayat!"

Wan Fei-yang terdiam.

Kata Tong Ling lagi:

"Tapi Kongkongku telah dibawa kabur, apa tujuanmu?" 

"Kalian tidak percaya bukan aku pelakunya, tapi aku tidak memaksa kalian harus percaya, kalau masalahnya sama, lebih baik kita bersama-sama ke atas gunung untuk membereskan semuanya."

Tong Ling melihat dua laki-laki separuh baya, kedua orang itu mengangguk, kemudian salah satu berkata, "Ketua, dia tidak akan bisa melarikan diri, kita dengar seperti apa penjelasannya!"

Tong Ling mengangguk, dia berkata kepada Wan Fei-yang:

"Jika mereka menyerangmu, orang-orang Tong-bun tidak akan ikut campur, kau bisa tenang!"

"Terima kasih!" kata Wan Fei-yang memberi hormat.

"Semua karena Kongkong berada di tangan mu, hidup atau matinya masih belum jelas!" Tong Ling tertawa dingin.

Wan Fei-yang terdiam lagi.

Tong Ling berkata lagi:

"Sekarang kau pasti tidak akan bisa bicara, tapi hari ini jika Tong-bun tidak datang, kau pun cukup repot menghadapi mereka!"

Wan Fei-yang membalikkan tubuh dan berjalan, dia mengerti pikiran Tong Ling, tapi dia juga tidak peduli apa yang diperkirakan Tong Ling. Kalau dia orang yang licik, hal yang terjadi pasti seperti ini dan hal seperti ini sudah sering kali terjadi, walaupun sekarang dia sudah tidak seperti dulu lagi, tapi perasaannya tetap sama.

Dulu di kehidupannya ada peristiwa sedih juga ada yang menggembirakan.

Dari Siauw-Iim-pai datang Pek-jin Taysu, Ceng-sia-pai, Giok-koan Tojin, Bu-tai-san, Bok Touvv-toh, Tai-ouw-sui-cai, Liu Sian-ciu, Tong-teng-kun-san, Ci-liong-ong, Tiam-jong-pai, Thi Gan, Hoa-san-pai, Kiam-sianseng. Mereka menunggu Wan Fei-yang di Sam-goan-kong. Mereka adalah para pesilat tangguh dunia persilatan. Murid-murid mereka pun datang, maka barisan yang datang sangat besar dan komplit.

Walaupun liang-bu-jin Bu-tong-pai, Pek-ciok Tojin sangat luas pergaulannya di dunia persilatan, tapi menghadapi begitu banyak pesilat tangguh, dia cukup kalang kabut juga.

Jika dibandingkan dengan Pek-jin Taysu, Giok-koan Tojin, Bok Touw-toh, Kiam-sianseng, Ci-liong-ong, dia masih termasuk angkatan muda.

Ilmu silatnya pun tidak begitu tinggi, sejak Bu-tong-pai diserang, banyak pesilat tangguh mereka yang meninggal, ditambah dia orang yang sangat jujur, maka posisi ketua Bu-tong-pai jatuh ke pundaknya, maka dia dengan baik hati mengurus Bu-tong-pai.

Sekarang dalam menghadapi banyak pesilat tangguh, dia tetap melayani mereka dengan sangat baik, yang paling penting adalah dia sangat tahu jelas siapa Wan Fei-yang.

Kembalinya Ilmu Ulat Sutra (Huang Ying)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang