Jilid 6

1.9K 30 0
                                    

Tong Pek-coan bersiul panjang, tubuhnya meninggalkan kursi dan kursinya melayang terus menabrak dinding yang ada di belakangnya hingga hancur lebur.

Tong Pek-coan seperti seekor kelelawar terbang ke angkasa, tiba-tiba tubuhnya seperti mengeluarkan cahaya, orang melihatnya seperti berubah jadi sebuah bola bercahaya.

Sebenarnya banyak senjata rahasia yang di keluar dari tubuhnya, kecepatannya berbeda, arahnya pun berbeda. Ada yang lurus ada yang berputar, ada yang berputar ke belakang Beng To, suara senjata itu pun terus berubah-rubah.

Senjata rahasia yang dilatih hingga mencapai taraf seperti Tong Pek-coan rasanya dalam puluhan tahun yang ini belum ada yang bisa melakukannya, maka dia jadi terkenal dan berjaya di dunia persilatan. Sekarang kalau dia muncul lagi di dunia persilatan, siapa yang bisa melawannya?

Dia sendiri pun berpikir demikian maka di dalam hatinya dia merasa puas, karena itu dia pernah meninggalkan Tong-bun untuk melakukan kegiatan yang lain.

Jurus ini adalah jurus terhebat dari Tong-bun yang dinamakan 'Boan-thian-hoa-ie' (Hujan bunga memenuhi langit). Jurus ini terdapat di dalam buku senjata rahasia Tong-bun. 180 tahun yang lalu ketua Tong-bun generasi ke-3 yang bernama Tong Jian-jiu menulisnya, tapi tidak ada seorang pun yang berhasil mencapai taraf ini. Ada yang menganggap jurus ini diciptakan hanya berdasarkan khayalannya saja, siapa pun tidak mungkin bisa mencapai taraf ini, tapi ketika sampai pada generasi Tong Pek-coan, dia mendapatkan rumus untuk mempelajari perubahan jurus ini, maka dia pun bisa menguasai jurus ini.

Tidak hanya orang Tong-bun yang merasa bangga. Tong Pek-coan sendiri pun merasa tidak sia-sia hidup dalam generasinya, tapi yang pasti jurus ini jarang digunakan.

Sebab orang yang berani datang ke Tong-bun untuk mencari gara-gara tidak banyak. Apa lagi di Tong-bun banyak pesilat tangguh. Jika pun ada musuh datang, dia sendiri tidak usah turun tangan, sudah berhasil mengatasinya.

Semua murid Tong-bun memakai jurus ini untuk dijadikan sebagai dasar berlatih, tapi tidak ada orang yang sanggup berlatih hingga mencapai taraf ini.

Untuk mempelajari jurus ini di perlukan bakat ditambah tenaga dalam, dan pengalaman yang banyak, tidak ada satu pun yang bisa dikurangi.

Tadinya Tong Pek-coan mengira jurus ini tidak dibutuhkan lagi olehnya, tapi ternyata malam ini dia mendapat kesempatan untuk menggunakannya.

Dia tidak bisa melihat perubahan ilmu silat Beng To dan dia tidak pernah menggunakan begitu banyak senjata rahasia untuk menghadapi seorang musuh. Dia mengundurkan diri dari dunia persilatan dan bersembunyi di Tong-bun, senjata rahasia yang dia gunakan jarang dipakai hingga mencapai 10 jenis.

Beng To berani masuk Tong-bun, bisa dikatakan dia sangat berani, dia pun masih berani mengajak bertarung. Jika senjata rahasia yang pertama meleset, itu sudah wajar, tapi senjata rahasia berikutnya yang dilemparkan secara bertubi-tubi, ternyata tetap tidak bisa membuatnya roboh.

Sebenarnya Tong Pek-coan sudah berpikir bolak-balik hingga jurus ini dikeluarkannya, dia berharap dengan jurus ini bisa merobohkan Beng To.

Dia tahu kalau jurus ini dikeluarkan, sulit membuat lawan tetap hidup. Tapi nama baik Tong-bun lebih penting daripada mencari tahu identitas orang yang bernama Beng To. Jika Tong Pek-coan ingin tahu siapa sebenarnya Beng To, tinggal membuka kain penutup wajahnya maka semua akan terlihat jelas.

Sepuluh tahun lebih dia tidak pernah membunuh. Sebelum dia pensiun dari dunia persilatan, dia tidak pernah terlihat begitu tegang, sebenarnya jurus yang dikeluarkan sudah jauh lebih sempurna, sampai dia sendiri merasa heran, kemajuan ilmu silatnya juga tidak diduga.

Kembalinya Ilmu Ulat Sutra (Huang Ying)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang