2 - Nyusahin !

12K 483 1
                                    

Dia nyusahin, tapi kok saya mau temenin? Jangan tanya alasannya apa, orang buta juga tau kalo saya merasa bersalah.

- Arion destama

*

"Maaf pak." hanya itu yang bisa Aleta katakan saat kemarin ia lupa mengunci ruangan olahraga.

Kebetulan di ruangan olahraga ada bangku lebih, dan Aleta pinjam untuk adik kelasnya duduk. Saking lelahnya, manusia bisa lalai termasuk Aleta sekarang yang tidak bisa berkutik.

"Memangnya kalau kamu minta maaf, bisa mengembalikan 3 bola basket saya yang hilang?"

"Cepat, lari 100 putaran! Jangan berhenti atau mengurangi jumlah putaran."

Aleta menghembuskan nafas terberat sepanjang ia bersekolah disana. Baru kali ini juga Aleta lalai terhadap hal yang ia lakukan.

"Oh ya- Arion?" ucap pak Ramlie menghentikan langkah Arion yang sempat melintas saat Aleta diceramahi. "Ada apa pak?"

"Kamu pergi kelapangan sama dia," tunjuk pak Ramlie dengan dagunya, "Hitung setiap putaran dia. Ingat, 100 putaran gak lebih, gak kurang."

"Iya." jawab Arion tegas sambil menarik lengan Aleta kasar. "Pelan-pelan, tangan gua ada lukanya."

Arion melepaskan pegangannya, bahkan ia bisa merasakan luka di tangan gadis itu yang berbahaya jika terkena debu akibat berlari. Bisa terjadi infeksi kalo belum diperban.

"Ikut gua." Aleta berdehem mengikuti langkah Arion ke UKS.

"Perban?" pinta Arion tanpa basa-basi. "Ini ka.."

"Siniin tangan lo." Aleta mengangkat kedua tangannya, dengan hati-hati Arion memasangkan perban di tangan gadis itu.

Sedikit ringisan dari Aleta membuat Arion menghentikan gerakannya. Gerakan perban yang Arion lakukan terlalu cepat, sudah berulang kali Aleta menahan ringisannya tapi itu agak susah.

Awalnya Arion memang tidak peduli dengan Aleta.

"Ganti baju!" Arion melemparkan baju olahraga ke Aleta.

"Sebentar."

Dalam waktu 3 menit Aleta keluar dari toilet dengan rambut yang sudah dikuncir kuda,membuatnya terlihat lebih segar dan rapi dibandingkan dengan rambut terurai.

Arion menahan Aleta, gadis itu belum pemanasan tapi sudah nekat lari. Dia pikir dia malaikat Tuhan yang punya nyawa seribu kalo cidera. Arion hanya tak ingin dia terlibat masalah jika Aleta mengalami sesuatu.

"Lo ada di luar kelas, emang nggak belajar?" tanya Aleta saat melintasi Arion.

"Ga."

Aleta melanjutkan larinya semakin kencang. Arion melipat kedua tangan di depan dadanya, ia masih sibuk mengingat-ingat gadis yang menolongnya hari itu.

Kemungkinan besar memang Aleta, tapi kenapa Aleta nggak ngenalin dia sama sekali? Apa terlalu rapet?

"Bengong terus, nggak baik. Entar kesambet." lagi-lagi Aleta mengkritik Arion yang meliriknya hening.

Semakin lama larian Aleta semakin kencang, detak jantungnya juga semakin terpacu. Lambungnya juga sudah berteriak-teriak kecapean. Tapi lapangan sekolah mereka terlalu besar, butuh beberapa menit untuk mencapai 10 putaran. Dan sekarang Aleta baru berhasil menyelesaikan 30 putaran.

"Ehhh tos bawa minum nggak gua haus?"

Arion menggeleng. Aleta menghela nafas, sebentar lagi ia rasa akan dijemput malaikat baik yang membantunya. Bahkan lelahnya dia menyiapkan untuk demo mos tidak berarti dengan kehilangan 3 bola basket.

UNLIMITED LOVE #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang