Aleta mendengus sebal, pagi-pagi sekali Arka sudah mengetuk-ngetuk pintu kamarnya belum lagi Fazlu dan Arion yang sudah duduk di ruang tamu menunggu dirinya bangun.
Bisakah mereka santai sedikit?
Hari masih panjang, masih banyak kenangan yang lebih baik diresapi secara perlahan.
"Kamu tumben bangun lama?" tanya Arion serius langsung bangkit menodong Aleta dengan satu pertanyaan yang jarang Arion tanyakan dulu.
Aleta berdehem, mengusap matanya masih merasa ngantuk. Fazlu menaikkan kakinya, alisnya naik turun dan bergerak mendekat ke sang sahabat, "Sudah siap? Ratu? Raja?"
"Belum!" jawab Aleta dan Arion bersamaan menatap Fazlu tajam.
Fazlu mulai merasa takut, "Oke, santai ratu, santai raja." Bibir Fazlu mengerucut sebal.
"Yaudah kamu mandi sana dulu, siap-siap abis ini kita pergi." Aleta mengangguk-angguk.
"Al," Fazlu mencegah langkah Aleta, "Lo inget nggak hari ini?"
Arion berdecak kesal kemudian memutar bola matanya malas menarik Fazlu agar duduk tenang lagi di atas meja. Aleta tersenyum kecil, ia hanya berpura-pura tak tahu.
Rasanya.. hari ini akan jadi hari yang menyenangkan untuk semua orang di bumi.
"Jangan dengerin jomblo ngomong, ganggu telinga doang." Aleta tertawa puas.
Fazlu menunjuk-nunjuk Arion sebal, dirinya menarik napas panjang dan mengelus dada agar sabarnya semakin besar untuk menghadapi manusia semacam Arion yang kadang hati nuraninya hilang entah kemana.
"GUA AJA AR GUA AJA!" cerocos Fazlu menyuruh Aleta duduk di belakang, dirinya tak ingin lagi membuat mata suci nya tersakiti dengan kemesraan Arion dan Aleta.
"Nggak apa-apa?" tanya Arion, gadisnya berdeham setuju.
Fazlu dan Aleta langsung bertukar posisi, manik Arion melirik Fazlu tajam. Seperti biasa, ingin rasanya Arion menendang Fazlu ke dunia lain jika bisa.
"Pertama-tama kita beli kue dulu untuk mengawali hari yang baik dan gua yang manis." Arion langsung berdecih. "Sirik lo ya, Ar?"
Arion menggeleng, kemudian bertanya, "Apa yang perlu disirikin dari lo?"
Manik Fazlu menyipit kesal, baiklah, saat ini dirinya tak mau berdebat dengan Arion saat sedang mengendarai mobil. Ia ingin fokus, sefokus Fazlu mencari teman hidupnya, Ehem.
"Al, nih sarapan dulu." Arion membukakan kotak makan dan menyodorkan ke arah Aleta.
"Kamu udah sarapan?"
"Udah tadi dia sama gua." sahut Fazlu menyela ucapan Arion, cewek itu terkekeh ringan menatap keduanya bergantian.
Enggak ada yang berubah ternyata.
"Nyetir yang bener!" ucap Arion dengan wajah datar miliknya.
"Salah mulu gua, kayak lagunya Raisa." mata Fazlu terbelalak, kepalanya menggeleng tak jadi dengan kata-kata nya barusan, "Ga, ga, gua cowok, bukan cewek. "
Dasar.
*
"Mau kue yang mana lo Ar?" tanya Fazlu aktif saat baru sampai di toko kue langganan Arion dan Aleta dulu semasa SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE #1
Novela Juvenil"Gua itu bongkahan es, kalo nggak kuat?minggir." -Arion destama. "Tapi dia pangeran yang gagal dingin kalau lagi sama pacarnya." -Aleta aelius.