Jam pertama kuliah mereka selesai, Arion memiringkan kepalanya yang terasa pegal karena harus serius menatap ke arah depan. Materi yang dosen itu jelaskan sangat menarik perhatian Arion.
"Leher lo pegel?" Arion terlonjak kaget begitu tangan seseorang memijat lehernya.
Arion langsung bakit, ia menghempaskan jauh-jauh tangan yang menyentuhnya lancang. Sifat dingin Arion muncul, ia mulai mengeluarkan tatapan tajam.
"Kok tangan gua digituin!"
"Anda enggak sopan."
Cewek itu tersenyum manja, "Galak ih."
Arion mundur, ia malas harus menemui cewek genit seperti ini masih ada di masa-masa perkuliahan.
"Nama gua-" belum sempat berkenalan, Arion memilih mengejar Aleta yang sudah menatap datar ke arahnya dari kejauhan.
Entah sudah berapa banyak yang Aleta lihat, yang jelas Arion mau menjelaskan semuanya dengan baik-baik. Aleta menyodorkan teh pucuk di tangannya, baru beberapa menit ia tinggal. Arion sudah jadi santapan nomor satu di sana.
"Tadi dia it-" Aleta menggeleng, ia tak mau mendengarkan penjelasan apapun dari Arion sekarang.
"Kenapa enggak mau denger?"
"Aku percaya sama kamu." Walau Aleta enggak melihat persis wajah siapa yang mendekati Arion tadi, Aleta tau kalau Arion enggak akan pernah coba-coba deket sama cewek lain.
Senyum tipis Arion mengembang, "Makasih udah terus percaya sama aku."
*
Fazlu melambaikan tangannya, ia berlari cepat menuju Aleta dan Arion yang sudah masuk ke dalam kelas. Cowok keturunan Arab itu sangat tak menyadari wajah tak suka Arion.
Kalau tau? Tetap aja Fazlu enggak peduli.
"Abis ini kalian mau kemana?" tanya Fazlu membuka obrolan.
"Pulang." Jawab Arion singkat.
"Main yuk, bertiga.." sedetik setelah itu Arion malah menatap Fazlu tajam, "Bertiga?"
Arion benar-benar tak menyukai Fazlu dari sisi mana pun. Walau Aleta bilang jangan terlalu sinis, namanya pacar sendiri lagi berusaha dideketin siapa yang enggak kesal?
Aleta membisu, ia pura-pura serius membaca buku. Bisa habis di tempat kalau dia salah bicara.
"Siapa bilang lo boleh duduk di samping dia?" Tanya Arion makin sengit saat Fazlu duduk di samping Aleta. "Awas!"
Fazlu berdiri, ia pindah ke deretan paling depan. Memang dari semua cowo paling sensitif di kelasnya hanya Arion seorang saja.
Aleta menghela nafas lega, ia meraih jemari Arion dan tertawa geli. Dahi Arion mengernyit bingung, ekspresi di wajah Arion yang kesal luluh saat melihat gadisnya tertawa.
"Kok ketawa?" Arion masih bingung kemudian Aleta menatapnya serius.
"Abis nya kamu kalau cemburu, kayak orang apa gitu." Aleta terbahak-bahak, ia masih merasa lucu mengingat tingkah Arion.
Kalau Arion begitu, Arion cemburu.
Kalau Arion tiba-tiba marah, Arion cemburu.
Arion adalah makhluk tak berekspresi yang luluh saat pacarnya didekati orang lain.
"Kamu enggak apa-apa dideketin temen cewek sebanyak apapun, aku enggak akan marah. Aku juga enggak mau simpen nomor temen kamu, tapi kalau Fazlu yang deketin kamu, aku enggak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE #1
Tienerfictie"Gua itu bongkahan es, kalo nggak kuat?minggir." -Arion destama. "Tapi dia pangeran yang gagal dingin kalau lagi sama pacarnya." -Aleta aelius.