"Gimana?" Aleta membeo malas begitu dirinya ditarik oleh Fazlu dari kerumunan mahasiswa lainnya saat dia sedang asik menatap papan mading.
Memangnya ada informasi apa di sebelah kanan hingga begitu ramai dan sulit ditembus?
Aleta berdecak. Tubuhnya yang mungil dapat lepas dengan mudah dari pegangan Fazlu dikerahnya. Ia melepaskan jaket yang Fazlu cengkram dan berlari kembali menuju mading.
"Itu anak ya Tuhan."
Tak lama kemudian Arion kembali dengan 3 minuman di tangannya, wajahnya yang datar dari jauh berubah panik saat tak melihat Aleta di sebelah Fazlu.
"Pacar gua mana?"
Dagu Fazlu menunjuk ke arah kerumunan orang yang sekarang berteriak histeris, Arion langsung berlari dan menggendong tubuh Aleta yang pingsan setelah melihat apa yang tertempel di sana.
Belum sempat Arion cari tau, namun dengan gagah Arion menggendong Aleta dan meminta tolong pada Fazlu untuk menyopot semua hal yang membuat Aleta pingsan.
"Anjir, mirip banget pangeran!"
"Ganteng banget sialan... Sialann.."
"Duplikatin Arion bisa nggak sih?"
Fazlu menatap semuanya sinis, kemudian dengan lantang Fazlu berkata, "Mimpi!"
Semuanya bersorak meremehkan Fazlu. Dengan angkuh Fazlu membuang muka dan berjalan mengejar langkah Arion yang sudah sangat jauh.
Fazlu tertegun sepanjang jalan sambil menatap foto-foto Arion dengan seseorang. Mustahil tapi nyata kalau yang ada di dalam foto itu adalah Arion Destama. Tapi benarkah ada gadis lain di sisi Arion? Mengapa foto ini begitu terlihat nyata untuk di sangkal.
"Masalahnya ini foto aib, mesum, pantes aja pingsan." ucap Fazlu cemas.
"Terus lo juga percaya kalau di foto itu gua beneran?"
Fazlu terbelalak. Tanpa sadar dirinya malah hampir bertabrakan dengan Arion yang berdiri mematung di depan pintu klinik.
Apa kali ini Fazlu akan dimakan hidup-hidup oleh Arion?
Sekejap mata Arion berubah menjadi sendu, saat mata Aleta terpejam karena pingsan rasanya waktu berjalan begitu lama hingga Arion ingin cepat-cepat sampai di waktu yang lain.
"Bukan aku" kata Arion lemas. "Tolong percaya."
Tangan Fazlu menutup wajahnya tak kalah frustasinya dengan keadaan Arion saat ini. Lampu yang tak begitu terang menyorot Aleta yang berbaring lemas di atas kasur.
Beberapa foto saja sudah mampu membuatnya goyah.
Cobaan apa lagi ini?
"Kenapa manusia harus ribet sih?" gerutu Arion geram mengepalkan tangannya kesal.
"Manusia itu kebiasaan utamanya sirik. Liat orang lain bahagia dikit, enggak senang. Kadang kita jadi manusia enggak pernah hargain hidup sendiri." ucap Fazlu mendadak bijak.
Kelopak mata Aleta perlahan terbuka, Arion langsung memegang telapak tangan Aleta. Tapi gadis itu buru-buru menepisnya gelisah, alisnya bertaut dengan manik yang menyorot kecewa.
Tubuh Aleta beringsut menjauh dari Arion, bahkan untuk tidak mempercayai hal yang sudah dia jelas-jelas lihat ada buktinya saja tidak bisa dia lakukan.
"Mesum!" tuduh Aleta mengacungkan telunjuknya, "Enggak bener!"
"Kamu percaya?"
"Terus foto itu bohong?" ucap Aleta lirih, manik nya memerah berusaha membendung air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE #1
Teen Fiction"Gua itu bongkahan es, kalo nggak kuat?minggir." -Arion destama. "Tapi dia pangeran yang gagal dingin kalau lagi sama pacarnya." -Aleta aelius.