SALMA?
Dia adalah salah satu cewek termanis yang ada di Universitas yang sama dengan Arion dan Aleta singgahi untuk menempuh pendidikan.
Hobi Salma adalah dandan, setiap pelajaran di dalam kelas tak ada satu pun yang Salma lewatkan tanpa memoles muka mulusnya.
Dan, dia adalah iblis kecil.
Ehem, lebih tepat nya dia iblis di dalam hubungan gua. batin Arion menyumpahi Salma berjuta-juta kali setiap Aleta berbicara atau bertemu dengan nya di kantin.
Mengapa harus Salma yang menjadi teman Aleta?
"Kalau gitu, besok ngobrol lagi ya.." Salma melambaikan tangannya, kemudian berkedip genit untuk Arion.
Aleta memandang Arion bingung, cowok itu bergidik ngeri. Harus dengan cara apa Arion memberitahu Aleta kalau setiap hal apapun yang Aleta miliki, iblis kecil itu akan selalu berusaha mendapatkannya.
Tas yang Aleta pakai, jepitan, baju, sepatu. Bahkan Salma berusaha mendapatkan Arion?
"Kenapa harus ketemu dia lagi?" Kata Arion ketus.
"Karena ketemu lah." Arion memaksakan senyumnya, marah kepada Aleta adalah hal yang sulit.
"Dia genit."
"Genit sama kamu?" kata Aleta tal percaya, "Mana mungkin?" tanya Aleta di iringi tawa.
Arion menjawel pipi Aleta, gadis itu berhenti tertawa dan memandang wajah Arion serius. Butuh waktu yang lama untuk mengerti maksud Arion yang seharusnya bisa langsung dikatakan tanpa bertele-tele.
"Tadi dia," Arion mengedipkan mata nya meniru tingkah Salma, "Begitu ke aku."
Aleta tertawa terbahak-bahak, dirinya tak dapat membayangkan kalau Arion yang selalu dinilai dingin oleh orang lain akan bertingkah seperti ini di depannya.
"Mungkin dia cuma kelilipan." jawab Aleta terlalu polos.
Arion menghembuskan napas berat, tangannya merangkul bahu Aleta pergi meninggalkan kantin. Ia tak mau berkata-kata apalagi yang akan berujung pada perdebatan.
Mencintai, menyayangi, melindungi dan membuat Aleta nyaman mungkin hanya itu yang lebih penting daripada tingkah genit si iblis kecil.
"Kamu tahu kenapa aku begini?"
"Karena sayang aku lah." jawab Aleta percaya diri.
Tentu saja, memangnya kenapa Arion melakukan itu kalau tidak sayang.
"Ayo, kencan." Ajak Arion.
Aleta mengangguk setuju saja, dari berjuta-juta arti kata kencan di dunia. Bisa Aleta tebak sendiri kalau yang Arion sebut dengan kencan adalah berbaur dengan ratusan buku di dalam perpustakaan bersama Aleta di sampingnya.
Kepala Aleta menggelosor di atas meja, menatap lama manik Arion. Ia senang terus menatapnya hingga membuat Aleta merasa kalau apapun masalah di bumi akan selesai dan terasa mudah jika hanya dengan ada Arion.
Telapak tangan Arion meredupkan pandangan Aleta, "Jangan lihatin terus ah, gagal fokus aku."
Salma tertawa geli, tubuhnya semakin menjauh saat Arion memelotot tak suka ke arahnya. Aleta menyingkap telapak tangan Arion.
"Kelamaan banget nutup matanya.." gerutu Aleta mengerucutkan bibir.
"Emang." celetuk Arion mendadak dingin.
"Huuuu.." Aleta berpura-pura gemetar, "Kok jadi dingin banget ya?"
Arion dan Aleta tertawa bersama, Arion menggenggam lembut jemari Aleta. Bukan tentang bagaimana cara Aleta dapat membuat Arion luluh, atau membuat Aleta tahan dengan sikap dingin Arion. Namun, ini tentang bagaimana keduanya tetap bersama-sama tertawa karena banyak hal yang sekalipun menyusahkan terjadi di bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE #1
Fiksi Remaja"Gua itu bongkahan es, kalo nggak kuat?minggir." -Arion destama. "Tapi dia pangeran yang gagal dingin kalau lagi sama pacarnya." -Aleta aelius.