"Ar, lo harus jemput gua ya! Di bandara, sekarang juga. Gua nggak mau pulang kalau bukan lo yang jemput."
Arion membiarkan orang yang menelponnya di seberang sana ngoceh bawel.
Arsha memicingkan matanya mengamati ekspresi sang adik. Sedangkan Araya merasa risih dengan wanita yang bahkan hanya sekedar teman biasa bagi Arion. Malah mungkin bukan siapa-siapa.
"Lo mau jemput dia, Ar?" tanya Arsha terkejut saat Arion memakai jaketnya.
"Iya, daripada dia nelpon lagi. Ribet."
Belum sempat Araya bicara, Arion sudah pergi secepat kilat. Dia mendengus kesal, padahal kalau emang nggak mau ditelpon lagi kan tinggal di mode diamin aja hp nya.
"Kalo Aleta tahu, gimana Sha?"
"Enggak tahu, perang kali."
"Hm, gua mau ngasah pedang dulu deh kalo gitu." Araya menggeleng pasrah, masuk ke kamarnya.
Arion, emang aneh.
*
Cewek dengan syal yang melilit di lehernya itu pun berlari ke arah Arion, pakai sepatu hak? Belum aja jatuh. Dia hampir memeluk Arion, namun selangkah lebih cepat Arion bergeser menghindar.
Dia masih sama, dia masih suka sama satu orang dan itu cuma sama Aleta.
"Kenapa? Kok geser?" Cewe itu mengernyit heran.
"Biar lo lega."
Cewek itu terkekeh, kemudian tersenyum sinis saat masih menyadari bahwa Arion yang ia kenal adalah Arion semasa kecil yang benar-benar kaku dengan perempuan.
Seperti yang ia sadari dulu, Arion sama seperti sebuah senja. Yang walaupun terlihat dingin kemudian akan hilang, tapi ia terlalu indah untuk dipandang. Mungkin ini adalah alasan nya yang membuat dia tetap ingin mengejar Arion.
Teman kecil yang sulit ia buat takluk, yang sama sekali tak menyesal saat ia pindah ke luar negeri dalam jangka waktu yang lama.
"Kangen sama gua nggak? Udah 10 tahun nih nggak ketemu."
"Ga."
"Cepet, gua mau pergi." kata Arion tegas.
"Gua ikut!" seru Celine semangat, Arion menggeleng mantap.
Namanya Celine seseorang yang Arion hanya anggap sekedar teman biasa namun suka berharap memiliki hubungan lebih dengan Arion. Hm.
"Ga usah ikut."
"Ikut ihh.."
"Nanti dia marah."
"Dia siapa?!" Celine terkejut dengan kata ' dia '. Sejak kapan Arion punya orang lain di dalam hatinya?
Sejak ia pergi? Karena saat ia belum pergi pun tak ada yang benar-benar mampu membuat Arion tertarik.
"Gua tetep mau ikut!"
" Ter-se-rah. "
Walau Celine tahu, pada akhirnya hanya dia yang akan tersakiti. Namun jauh di dalam hati Celine, selalu ada ruang yang besar untuk memaafkan kesalahan Arion.
"Untung lo spesial." gumam Celine menatap punggung Arion yang perlahan menjauh.
*
Aleta tersenyum cerah, meraih tas kecil pink pemberian Arion. Walau kaku, Arion juga pernah kasih Aleta kado. Gini cara kasihnya...
' Al, lo butuh tas kecil nggak? '
' Kenapa emang? '
Arion mengeluarkan kado berbalut kertas kado warna biru. Aleta tersenyum senang, ' Buat lo, kalo pergi sama gue.. Pakai ini. '
KAMU SEDANG MEMBACA
UNLIMITED LOVE #1
Jugendliteratur"Gua itu bongkahan es, kalo nggak kuat?minggir." -Arion destama. "Tapi dia pangeran yang gagal dingin kalau lagi sama pacarnya." -Aleta aelius.