42 - Feel strange

2K 97 1
                                    

Berjalan sendirian di Universitas membuat Aleta merasa manusia paling kecil tanpa Arion di sisinya. Banyak tatapan sinis kini terbang ke Aleta dengan bebas tanpa rasa takut lagi.

Manik Aleta mencari-cari keberadaan Fazlu yang beberapa menit lalu mengiriminya pesan untuk menunggu di lapangan basket. Terlalu menyebalkan berjalan sendiri dan Aleta tak terbiasa.

Aleta mendesah berat saat Fazlu tersenyum semringah melambai ke arah Aleta dari jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aleta mendesah berat saat Fazlu tersenyum semringah melambai ke arah Aleta dari jauh. Kepala Aleta kembali terangkat, kakinya yang ia gunakan untuk menopang kepala kembali diluruskan. Dirinya mulai merasa lega saat bersama orang yang terhitung ia kenal baik selama ini.

"Kok lesu banget Al?" Fazlu memegang dahi Aleta, menyamakan suhu tubuhnya dan Aleta.

Sama aja, baik-baik aja. Wajah Aleta malah terlihat pucat pasih.

"Enggak ada semangat hidup, Zlu." Aleta kembali menghela napas berat.

Fazlu duduk berselonjor di samping Aleta, menatap langit-langit yang tak kalah lesunya dengan manik mata Aleta yang biasa berbinar cerah. Yang selalu Fazlu sadari bahwa selama apapun Arion pergi, tanpa kabar sekalipun yang hanya akan ada di dalam fikiran Aleta adalah seorang Arion destama, selamanya.

"Kangen Arion ya, Al?" tanya Fazlu.

Aleta tak menggubris pertanyaan Fazlu, ia malah mengalihkan pembicaraan dengan membahas pelajaran di kelas. Baiklah, Fazlu mengalah. Seperti sebelum-sebelumnya, Fazlu tak akan memaksa Aleta jujur.

"Ke Kelas yuk, di sini mau mendung." ajak Aleta berjalan duluan meninggalkan Fazlu beberapa langkah di belakangnya.

Ternyata bersama Fazlu pun Aleta tetap akan merasa asing di tempat yang seharusnya memang adalah tempat Aleta menjalani kegiatan. Arion benar-benar semestanya Aleta, jika semestanya pergi apakah manusianya akan tetap merasa yakin kalau yang ia lihat benar-benar dunianya sendiri?

Beberapa gadis yang sering mengganggu Aleta karena keberuntungan Aleta memiliki Arion kini kembali bertingkah. Aleta tetap berusaha tegar membersihkan berlembar-lembar kertas yang berserakan di atas mejanya. Berlembar-lembar kertas yang menuliskan hujatannya untuk Aleta, menertawai dan menyakiti Aleta lewat kata-kata.

Fazlu melongo kaget, ia ikut membantu Aleta membuang kertas-kertas itu, "Udah setahun diginiin, lo masih enggak mau lapor?"

Aleta menggeleng, kemudian bibirnya mengulas senyuman, "Mereka enggak tahu apa yang mereka lakuin, biarin aja."

Fazlu menepuk jidadnya pasrah. Memang susah kalau berhadapan dengan orang sabar yang tersakiti.

*

Arun tersenyum ramah menyambut kedatangan Fazlu di rumahnya, sekarang hampir setiap hari Fazlu yang mengantar Aleta pulang pergi atau ke tempat mana pun yang akan Aleta datangi.

UNLIMITED LOVE #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang