20...Fika milik gue!

49 11 2
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi, seperti biasannya, para siswa bergerumbulan keluar dari kelasnya masing-masing.

Sementara itu, masih ada 2 siswi yang sedang sibuk mengurus data di UKS nya.

"Fik, kok barang-barang UKS nya jadi sedikit gini sih!"
Ucap Deva sambil mendata barang-barang di UKS.

"Hm, iya nih, Dev! Kok bisa jadi sedikit gini ya?!"
Fika juga kebingungan.

"Atau jangan-jangan...!"
Ucap Deva sambil melototkan matanya ke arah Fika.

"Apa sih, Dev?"
Fika merasa semakin penasaran.

"Jangan-jangan ada maling!"
Teriak Deva, sampai-sampai membuat semua penjaga UKS menatap kearahnya.

"Ya, gak mungkin lah, Dev! Disinikan udah dipasang CCTV!"
Fika meyakinkan sahabatnya itu.

Setelah mereka berlama-lama membicarakan tentang masalahnya, seseorang langsung masuk begitu saja ke UKS hingga membuat Fika dan Deva terkejut.

"Ya ampun! Lo ngagetin aja sih, Dik!"
Ucap Deva sambil memegangi dadanya yang berdebar-debar.

Sementara Dika cuma menjawabnya dengan menggaruk-garukkan kepalanya sambil terkekeh.

"Ngapain lo kesini?"
Tanya Fika ke Dika yang dari tadi masih berdiri didepan pintu.

"Gue kesini itu mau nganterin lo pulang!"
Ucap Dika dengan santai.

"Gak perlu! Gue nanti dijemput Kak Yo!"
Jawab Fika kesal.

"Kak Yo udah bilang, kalau lo nanti harus bareng gue!"

"Pokoknya gue gak mau!"
Teriak Fika kesal.

Sementara itu, Deva hanya memutar bola matanya malas ketika melihat mereka berdua dari dulu tidak pernah akur sama sekali.

"Udah lah, Dev! Yuk, pulang!"
Fika menarik tangan sahabatnya itu dan meninggalkan Dika.

"Fik! Tungguin gue! "
Teriak Dika yang ditinggalkan Fika dan Deva.

Saat sudah diluar sekolah, Deva pergi meninggalkan Fika karena sudah dijemput duluan, sementara itu, Fika berniat pulang naik bus karena hari belum mulai sore.

Fika melangkahkan kakinya secepat mungkin agar sampai ke halte bus, belum saja Fika sampai, segerombolan preman menghampiri dirinya hingga membuatnya ketakutan.

"Neng! Mau kemana?"
Rayu salah satu bos dari preman-preman tersebut sambil menaik turunkan alisnya.

"Lepasin gak! Jangan pegang-pegang!"
Fika berusaha melarikan diri, tetapi tetap saja dihadang oleh preman-preman tersebut.

"Bentar lah! Disini dulu aja!"
Colek salah satu preman yang mempunyai tindik di telingannya.

"Awas aja kalau lo berani megang-megang gue! Gue gak segan-segan nelpon polisi sekarang juga!"
Ancam Fika yang pura-pura berani kepada mereka.

Sementara para preman-preman tersebut malah mendekap mulut Fika sambil membawanya untuk pergi. Fika berusaha teriak, tapi percuma saja tidak ada yang mendengarnya karena jalanan mulai sepi.

Bruk!

Seseorang dari belakang telah berhasil memberi pukulan dari arah kepala preman yang sedang membawa Fika.

"Dika! Tolong selamatin gue!"
Teriak Fika.

"Kalau lo semua mau selamat! Lepasih dia!"
Dika memberi tantangan kepada salah satu bos dari preman tersebut.

"Cih, dasar! Emang lo siapa berani-beraninya nantang gue!"
Ucap bos dari preman tersebut sambil memamerkan otot-otot besar di bagian lengannya.

"Lo gak perlu tau gue siapa! Yang penting lepasin dia!"
Teriak Dika hingga membuat bos preman tersebut semakin ingin membalasnya.

"Oo, gue tau! Lo cowoknya dia kan? Sok banget lo ngelindungin dia! Badan gak seberapa kuatnya dari gue, malah sok-sok an jadi pahlawan! "
Remehan preman tadi membuat Dika ingin memberi balasan terhadapnya.

"Kalau iya emang kenapa!"
Teriakan Dika membuat Fika menoleh tajam kearahnya.

"Wih, ternyata dia cowoknya!Hahahah."
Tawa bos dari preman tersebut sambil menepuk tangannya. Dan preman lainnya pun juga ikut tertawa.

"Udah, serang aja bos!"
Perintah salah satu dari preman lainnya.

Dengan cepatnya preman tersebut memberi pukulan ke arah Dika, tapi untungnya Dika segera menghentikan dengan telapak tangannya.

Bruk!
Satu pukulan berhasil mendarat ke arah perut preman tersebut. Preman tersebut juga tak mau kalah, dan dia juga menyuruh anak buahnya untuk ikut menghancurkan Dika.

Dika memang tidak bisa dikalahkan kalau soal berantem, memang karena dia jago sekali dalam hal tersebut. Setelah preman tersebut memang sudah kalah, mereka segera pergi meninggalkan Dika.

Dika segera menghampiri Fika yang masih berdiri di pinggir jalan sambil memegangi tangannya yang sakit.

"Lo gak papa, Fik?!"
Di mata Dika terlihat khawatir ketika melihat Fika yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Hei, jangan nangis!"
Kemudian Dika mengusap air mata Fika yang menetes.

"Lo tadi ngikutin gue?"
Tanya Fika yang mukannya masih suram akibat kejadian tadi.

Kemudian Dika menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya.

"Lo kenapa sih, tadi bilang kalau gue itu cewek lo!"
Teriak Fika kesal kepada Dika.

"Hm, kan masalahnya darurat Fik!"
Jawab Dika sangat polos.

"Darurat kenapa? lo bisa ngomong kalau gue itu cuma temen lo! Lagian kalau lo bilang begitu, lo kan juga bisa ngalahin mereka!"

"Kan..."
Belum saja Dika melanjutkan perkataannya langsung dipotong oleh Fika.

"Kan apa? Maksudnya ini kesempatan lo agar gue bisa baperan sama cowok ngeselin kayak lo?"

"Bbukan gitu maksud..."

Tanpa menggubris perkataan Dika, kemudian Fika pergi meninggalkan Dika dengan rasa kesalnya.

Vote coment ya♥♥

(25)

Dika X FikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang