19...Diperebutkan

44 13 2
                                    

🌻

Pagi hari, mentari telah menampakkan sinar hangatnya.
Fika yang tadinya berdandan rapi segera turun dari kamarnya untuk memulai sekolah seperti biasannya.

"Akhirnya, udah siap juga, lo!"

Fika terkaget, karena Dika tiba-tiba duduk manis di kursi sofa ruang tamunya.
Tak bisa menjawab apapun, Fika cuma melototkan bola matanya sambil membulatkan mulutnya.

"Yuk, berangkat!"
Dika menarik tangan Fika menuju keluar rumah.

"E..e...eeh, belum pamit juga!"
Fika melepaskan tangannya dari Dika, dan berniat membalikkan badannya ke dalam rumah.

"Pamit sama siapa sih, Fikaa!"
Dika terkekeh melihat wajah Fika yang pagi-pagi sudah cemberut.

"Ya, pamit sama mamah lah! Masa sama pak satpam!"
Fika menjawabnya masih dengan wajah yang sama.

Fika melangkahkan kakinya ke dalam rumah, sambil berteriak memanggil mamahnya.

"Maah,"
"Maaaaaaaaaahh...."
"Mah, Fika mau berangkah, nih!"
"MAAAAAAAAAAAAHH......"

Dika terkekeh geli melihat Fika yang dari tadi memanggil mamahnya itu.

"Percuma aja, mamah lo gak ada dirumah!"
Teriak Dika dari luar, sehingga Fika dapat mendengarnya.

Sementara itu, Fika cepat-cepat keluar dari dalam rumahnya.

"Lah terus, mamah dimana?"
Tanya Fika bengong.

"Mamah lo tadi mau keluar, terus Kak Yo pesen, buat nganterin lo sama gue!"

Fika merasa sebal, kenapa kakaknya itu malah nyuruh Dika buat nganterin ke sekolahnya.

"Yaudah, yuk!"

Dika mengajak Fika, bermaksud untuk segera menaiki motornya itu.
Sementara Fika cuma membalasnya dengan memutar bola matanya sebal.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sekolah. Arah pandangan siswa siswi tertuju ke mereka berdua. Ada perasaan cemburu, perasaan sedih, bahkan perasaan kesal yang ada di benak cewek-cewek pengagum Dika.

Fika merasa grogi yang dari tadi menjadi pusat perhatian, sampai-sampai menutupi wajahnya dengan tas mungilnya itu.

"Santai aja kalik! Kayak gak pernah digonceng sama cogan aja!"

"Emang gak pernah!"

Jawaban Fika membuat Dika tertawa, padahal Fika itu manis, ternyata juga gak pernah digonceng sama cogan seperti Dika.

Setelah mereka sampai parkiran, bukannya terimakasih, Fika malah meninggalkan Dika, paling Fika merasa kesal kepada Dika karena hari ini dia mendadak jemput Fika.

Dengan lapang dada, Dika ikhlas ditinggal Fika sendirian. Dika yakin, kalau esok Fika juga akan buka hati buat Dika.

Karena Dika tahu, perjuangan tidak akan menghianati hasil.

Dika menyusuri karidor untuk ke kelasnya, belum saja sampai, dari belakang Dika sudah ditarik seseorang hingga membuatnya terkaget.
Dika ditarik sampai menuju ke arah gudang.

Dika X FikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang