Jiae memeluk lengan Kihyun dengan erat. Bergelantung, mungkin kata-kata yang lebih tepat.
"Ayo dong Ki, kamu tega ngeliat aku tiap minggu diculik Eomma buat ikut arisan temen-temennya? Aku kan bukan mama-mama tukang gosip gitu loh, Ki! Trus ujung-ujungnya pasti diajak ketemuan sama anaknya, atau anak kenalan temennya, atau anak dari kenalan dari kenalan temennya. Kesel banget tau Kiki, ih!" rengek Jiae.
"Ji, sakit tau!" ucap Kihyun, menarik tangannya dari terkaman Jiae.
"Makanya, apa susahnya bilang ke Eomma kalo kamu mau aku temenin nyari cincin buat Seola?"
"Dih ketauan banget boongnya itu, Ji. Lo tau kita udah ga pernah belanja bareng dari jaman kuliah." Kihyun berjalan cepat ke pintu garasi, mengambil mantelnya terlebih dulu. Ia menggaruk kepalanya ketika tidak menemukan kunci mobil yang seharusnya ada di saku mantel.
"Ugh, Yoo Jiae!" Dan benar saja, ketika Kihyun berbalik, ia melihat Jiae sedang menggoncangkan kunci mobilnya di udara.
"Pokoknya aku mau ikut!" pinta Jiae.
Kihyun akhirnya mengambil mantel Jiae, lantas memberikannya pada kembaran yang lahir sejam lebih lama darinya itu. Tersenyum lebar, Jiae lalu memeluk Kihyun erat.
"What Jiae wants, Jiae gets," ucap Kihyun, mengusap pelan kepala Jiae.
---
Di ponselnya sudah ada lima panggilan masuk dari Eomma. Jiae menoleh ke belakang, melihat Kihyun masih meminta bantuan pegawai Tiffany & Co. mencarikannya cincin untuk meminang Kim Seola.
Benar kata Kihyun tadi, mereka memang sudah lama tidak belanja bersama-sama. Mungkin bukan hanya belanja, mereka juga sudah jarang pergi berdua. Mungkin terakhir kali saat semester awal perkuliahan, keduanya masih sering menjadi paket 'beli satu gratis satu'. Di mana ada Jiae, pasti ada Kihyun. Dan sebaliknya.
Bahkan ketika Jiae lebih dulu memiliki pacar pun, mereka masih sering makan es krim berdua di Baskin Robins dekat rumah. Jiae menghela napas, ia jadi teringat tahun terakhir di perkuliahan yang merupakan masa-masa terkelamnya. Jiae mengurung diri selama satu tahun setelah kepergian Yoongi. Bahkan masih menjaga jarak dua-tiga tahun setelahnya. Ia menjauh dari semua orang yang peduli padanya, Kihyun tidak terkecuali.
"Oi, Eomma nih," tegur Kihyun. "Udah gue bilang gue yang minta lo temenin."
Jiae tersadar ke dunia nyata, tersenyum lebar sebelum menjawab panggilan dari ibunya. "Ya?"
"Eomma prefer Kihyun beli di Sanctuary Inc. ya, Ji. Coba yang di Itaweon. Temen Eomma sering beli di sana. Bisa custom dan cepat jadinya." Ibunya, Nyonya Jeon adalah wanita setengah abad yang jarang basa-basi.
"Pemiliknya tuh kalo ga salah namanya Choi Minhyuk, masih single dan punya beberapa franchise fashion store di Myeongdong." Yup, termasuk dalam hal mengingatkan Jiae bahwa ia juga harus cepat-cepat memikirkan pernikahannya sendiri.
"Kiki udah nemu yang cocok kok ini," bohong Jiae, tersenyum datar kendati tidak ada yang melihatnya.
"Oh ya? Coba jelasin kayak mana. Kihyun pasti ga mau nunjukin ke Eomma kalau Eomma yang minta."
Jiae menurut, apapun selain dibombardir tawaran blind date dengan laki-laki asing. Ia mendekati Kihyun yang sedang memandangi tiga buah cincin bergantian. "Hm, Tiffany Embrace, 3,5mm, platinum 2.86 karat. Full circle diamond," ucap Jiae, menunjuk cincin paling kiri.
Kihyun menoleh, Jiae membalas dengan jempol yang mengacung. "Kiki masih bingung antara dua pilihan lain. Tapi itu yang menurutku paling bagus."
"Hm, coba kamu cek Tiffany Jazz, half circle menurut Eomma udah cukup buat tunangan."
Jiae membiarkan sang ibu menjabarkan penilaiannya. Ibunya memang sosialita mendarah daging, tingkat sel hingga DNA. Jadi, sudah wajar bagi Jiae mendapati sikap ibunya yang paham betul dengan brand ternama. Berbeda dengan Jiae yang baru mencari tahu hanya ketika ia ingin menambah koleksi di lemarinya.
"Alright then, Eomma sudah percaya saja dengan Kihyun dan pilihannya. Kamu nih, Ji, yang masih ngebuat Eomma cemas. Pikirin lagi ya tawaran Eomma."
"Hm," balasnya, sudah tidak pernah naik pitam jika sang ibu menegur perihal kehidupan asmaranya. Sudah kebal.
"Ne, bye, Love."
"Bye, Eomma," tutup Jiae.
Ia menghela napas panjang, terdiam di pinggir toko dan memandangi Kihyun. Pasti Kihyun tidak sadar bahwa sejak tadi ia tidak henti-hentinya tersenyum, bahkan ketika sedang menunggu rekomendasi cincin yang lain datang untuknya.
Sebuah perasaan asing yang memilukan lantas muncul di benak Jiae. Semakin dekat dengan hari tunangan dan pernikahan Kihyun Seola, maka semakin dekat pula dengan kepergian Kihyun dari sisinya.
Lantas rasa sakit itu semakin dalam rasanya ketika memikirkan bagaimana jika dirinya yang kini berada di posisi Kihyun? Sedang bahagia menanti hari di mana ia bisa resmi menjadi milik Min Yoongi?
Jiae menggigit bibirnya. Ia lelah mengeluarkan air mata, lantas berjalan keluar dari Tiffany & Co.
Keputusannya untuk menenangkan diri di luar toko toh berakhir dengan kondisi hati yang lebih buruk ketika tubuhnya terdorong kuat. Semakin mengesalkan ketika ia melihat siapa yang telah membuatnya jatuh membentur tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
What She Wants || yja x myg (slow update)
FanfictionWhat Jiae wants, Jiae gets. Except Yoongi.